Pustaka
Bahasa Indonesia

Suster Cantik Milik Ceo

60.0K · Tamat
Bunga Fatmawati
60
Bab
779
View
9.0
Rating

Ringkasan

Jhonny adalah seorang pria yang tidak pernah mendapatkan kepuasan dalam hidupnya. Baginya menikah dengan seseorang yang tidak pernah dicintainya itu adalah suatu penyiksaan yang amat kejam dan membuatnya enggan berhubungan dengan gadis manapun. Cinta pertamanya berkhianat di saat Jhonny berharap banyak padanya. Suatu hari Jhonny bertemu dengan cinta pertamanya lagi. Mereka memiliki pengalaman buruk, namun keadaan putra Jhonny membuatnya harus membiarkan cinta pertamanya merawat putranya hingga cinta kembali terpercik diantara keduanya.

PresdirWanita CantikRomansaSweetIstriFlash MarriageLove after MarriageMenyedihkanDewasaBaper

One Stand Night

"Jhonny! Apa yang, apa yang udah lo lakuin ke gue? Ngapain lo di sini?!" seru seorang gadis sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jhonny yang masih memejamkan matanya itu.

"Mmmh," suara serak khas orang bangun tidur.

"Jhonny jawab gue, buka mata lo setan!" seru gadis itu terlihat mulai hendak menitihkan air matanya.

Jhonny mendengar suara gadis yang memanggilnya itu mulai bergetar, dia mulai membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.

"Rose, lo kenapa? Kok nangis?" tanya Jhonny keheranan.

"Lo masih tanya gue kenapa? Lihat apa yang udah lo lakuin ke gue!" seru Rose sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Jhonny.

Bukannya merasa bersalah, Jhonny malah memperlihatkan senyum di wajahnya.

"Masih kurang lo lihat barang gue?" ucap Jhonny yang masih telanjang bulat.

"Sialan lo Jhon!" pekiknya sambil turun dari ranjang.

"Mau ke mana?" tanya Jhonny.

"Mau pergi kemanapun, asal gue nggak ketemu manusia laknat macam lo!" seru Rose.

"Lo beneran baik-baik aja, jalan loh aman?" tanya Jhonny.

Bukk!

"Anjir ini ngilu," pekik Rose.

"Tuh kan, lo nya juga sih ngapain buru-buru?" ucap Jhonny yang sudah mengenakan celana boxernya.

"Lo tuh ya, nggak punya perasaan apa gimana sih? Lo udah ngambil hal paling penting dalam hidup gue! Gue jagain itu setengah mati, kenapa lo harus ngelakuin ini ke gue?" tanya Rose sambil berderai air mata.

"Udah dong nangisnya Rose, sorry... Semalam lo mabok," ucap Jhonny.

"Lo seharusnya tinggalin gue, kunciin gue! Kenapa lo harus giniin gue?" omel Rose.

"Oke, gue minta maaf, semalam emang gue udah ngambil hal paling penting dalam hidup loh. Tapi, gue juga dalam posisi mabok juga," sahut Jhonny.

"Gue nggak berdaya Rose, lo tahu posisi gue, tapi tenang aja gue bakal tanggungjawab," sahut Jhonny memelas.

"Tapi gue nggak cinta sama lo, Jhon!" seru Rose.

"Sama, gue juga nggak cinta sama lo Rose. Tapi gue butuh elo, cuman elo doang yang tahu gimana aslinya gue," sahut Jhonny.

"Lo pikir gue cewek murahan yang bakal lo bayar setelah lo tidurin?!" seru Rose masih kesal.

Jhonny mulai jengah dengan pembicaraan ini.

"Halah Rose, lo nggak usah sok jual mahal deh. Dengerin ya, gue udah ambil hal paling penting dalam hidup elo dan gue mau tanggungjawab kok. Please nggak usah perpanjang masalahnya," ucap Jhonny.

"Gue juga tahu kok, elo lagi pusing soal kerjaan lo kan yang nggak pernah beres dan tanggungan buat sekolah adik-adik lo. Dan lo juga butuh biaya buat lanjut kuliah, lagian apartemen lo laku berapa sih," ucap Jhonny dengan sombongnya.

"Kurang aja lo emang! Gue benci sama elo Jhon!" seru Rose.

Rose terlihat hendak pergi dari kamar hotel mewah milik Jhonny itu.

"Lo mau kemana?" tanya Jhonny.

"Kemana aja, asal nggak jadi simpenan lo!" seru Rose sambil beranjak keluar.

Jhonny hanya mengangkat bahunya ringan, dia tidak terlalu peduli dengan gadis itu. Dia tidak memiliki perasaan apapun, lagipula dia tidak merugi apapun.

Baru dua puluh menit Rose meninggalkan Jhonny di kamar hotel itu, tiba-tiba.

"Jhon!"

Suara Rose dari balik pintu.

Jhonny langsung membukanya, seketika Rose langsung menabrakkan tubuhnya pada tubuh Jhonny yang hanya berbalut handuk yang melingkar pada pinggangnya itu.

"Ada apa?" tanya Jhonny.

Cup!

Rose langsung menyerang Jhonny dengan tautan bibir yang dalam dan menuntut, Jhonny yang selama ini menahan rasanya selama tujuh tahun itu rasanya seperti terbakar. Birahinya memuncak, seketika pagi itu mereka saling menautkan diri lagi dengan ringkihan lembut dan menggugah.

Satu jam kemudian, Rose keluar dari kamar mandi.

"Masih sakit?" tanya Jhonny.

Rose mengangguk.

"Ini untukmu," ucap Jhonny sambil memberikan black cards miliknya.

"Apa ini maksudmu?" tanya Rose.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu tadi, hingga membuatmu sampai berniat kembali kemari. Tapi aku pikir itu soal uang," terka Jhonny.

"Jhon, kau benar... Sial! Kenapa hidup gue jadi gini, gue malu tapi gue nggak punya pilihan," sahut Rose.

"Gue nggak peduli sama urusan elo, gue cuman peduli sama tubuh lo. Inget, mulai hari ini lo adalah simpenan gue," ucap Jhonny dengan senyum lebar.

Rose mengangguk.

"Gue mesti pergi ke perusahaan gue, lo ntar gue kabarin lagi," sahut Jhonny yang mencium kening Rose dan pergi meninggalkannya.

Gadis itu terlihat begitu sedih awalnya, wajahnya sangat muram. Namun perlahan dia mengangkat wajahnya melihat sinar matahari yang menembus jendela kamar hotel itu dan mengangkat black cards pemberian Jhonny tepat di depan matanya.

Perlahan senyum tergambar disana.

'Gue kaya, gue kaya! Gue kaya!?'seru Rose.

'Gue nggak perlu lagi bingung duit, Jhonny... Dia malaikat gue, gue cuman perlu ngangkang dan mendesis di bawah pesonanya dia, dia udah ngasih gue sebanyak ini,' ucap Rose sambil menitihkan air matanya, rupanya uang sudah mulai memutus jarak antara dia dan harga dirinya.

'Ini kehidupan baru gue, gue bakal hidup dengan baik mulai sekarang. Adik gue bakal terjamin, gue bersumpah!' lanjut Rose sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang hangatnya dengan Jhonny.

Hari itu acara makan malam perusahaan di sebuah bar dan resto, hal seperti ini biasa dilakukan oleh perusahaan setiap tiga bulan sekali. Pegawai baru ataupun pegawai lama diwajibkan untuk mengikutinya, temasuk Rose yang hari itu masih terhitung sebagai pegawai baru. Dia baru tiga bulan bekerja di perusahaan yang di gawangi oleh Jhonny itu.

Seperti biasanya, sambil menunggu para pegawai berdatangan. Mereka bermain game, dugem bahkan minum-minum. Itu biasa bagi mereka, karena Jhonny pemimpin perusahaan. Tidak pernah datang pada acara itu dan biasanya hanya di hadiri oleh direktur perusahaan sebentar dan kemudian mereka pergi begitu saja.

Rose yang hari itu untuk pertama kalinya mengikuti acara di perusahaannya itu, berusaha untuk berbaur. Meskipun di kantor pekerjaannya masih banyak yang tidak beres, tapi dia tidak bisa menolak ajakan mereka untuk bersenang-senang.

Namun Rose lupa, dia di kantor itu tidak benar-benar memiliki teman. Saat itu, mereka dengan sengaja mendekati Rose dan memintanya minum banyak hingga membuatnya mabuk berat.

Malam ini, entah angin darimana yang membuat Jhonny untuk berpikiran datang pada acara itu. Para pegawai itu langsung menghentikan kegiatan mereka dan langsung duduk di meja untuk menikmati makanan.

Banyak dari mereka yang sebenarnya mabuk, tapi masih cukup mampu untuk bersikap seolah sadar. Berbeda dengan Rose yang sudah terbang dengan ringannya menuju langit ke tujuh.

Saat semuanya mulai duduk dengan tenang, hanya Rose yang masih berada di lantai bar dan menari dengan lincahnya. Membuat semua orang menertawakannya.