Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2 Syarat yang Mudah

Penjelasan yang diberikan oleh Richard Kyle ini membuat hadirin di ruangan ini menjadi sangat kaget. Sebelumnya, mereka pikir syarat yang diajukan oleh pihak The Special One itu menyangkut syarat-syarat berat seperti soal tenaga kerja yang memang kadang menjadi momok di banyak negara ataupun soal keamanan yang juga kadang-kadang menjadi masalah di sebagian negara, sehingga kadang-kadang investasi besar gagal terlaksana.

Tidak mereka sangka kalau syarat yang diajukan oleh The Special One ini termasuk mudah, hanya melancarkan suatu masalah dendam pribadi dengan beberapa orang dan juga melancarkan hubungan dengan seorang wanita, itu membuat beberapa petinggi negeri ini saling berpandangan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar itu.

"Wah, kalau cuma itu sih, kami jamin, kami akan membantu dengan sekuat tenaga, siapapun yang pernah bersalah pada The Special One di negeri ini akan kami tangani, kalau perlu akan langsung kami angkut ke penjara dan kami juga akan bantu soal wanita yang dibilang The Special One tadi," kata Burhan Sidharta, Mentri Perindustrian di negara ini.

"No. Persoalan ini tidak bisa dilakukan dengan gegabah dan terang benderang, The Special One memilih untuk melakukan ini semua secara senyap, tidak perlu menggunakan kekuasaan yang berlebihan, tapi campur tangan kalian diperlukan dalam beberapa hal, karena itu The Special One meminta supaya kalian mengirimkan beberapa orang yang setiap saat bisa membantu The Special One saat menghadapi masalah dengan orang-orang yang akan dia hadapi di negara ini," kata Richard Kyle lagi.

"Kami berjanji kami akan mengirimkan beberapa orang untuk setiap saat membantu The Special One," kata Sanjaya.

"Bagus, tapi tidak perlu setiap saat juga sih, mereka cuma diperlukan kalau orang-orang yang akan dihadapi oleh The Special One, memakai kekuasaan mereka di negara ini untuk menindas The Special One, seperti yang pernah mereka lakukan dulu kepada The Special One."

"Wah, kalau memang mereka seperti itu, suka menindas orang, aku sendiri yang akan turun tangan untuk menghabisi mereka," geram Burhan Sidharta sambil berdiri

"Jangan! The Special One ingin bertindak dengan caranya sendiri," cegah Richard Kyle.

"Baiklah. Kami nurut saja apa keinginan The Special One," kata Burhan Sidharta sambil duduk kembali.

"Oke. Satu lagi yang harus diingat buat semua hadirin yang ada disini, yaitu, identitas The Spesial One harus tetap rahasia. Dia tidak ingin, identitasnya sebagai The Spesial One, diketahui oleh orang-orang dari masa lalunya, jadi, Anda semua harus menjaga supaya identitasnya ini tetap terjaga hingga The Special One sendiri memilih untuk mengungkapkannya," kata Richard Kyle dengan bahasa negeri ini yang cukup fasih.

"Iya, kami mengerti," kata Sanjaya mewakili hadirin yang ada disini sambil menatap ke arah semua hadirin di tempat ini, seolah ingin mengatakan, kalau ada yang berani membocorkan identitas The Special One, maka orang yang membocorkan identitas The Special One itu, akan berhadapan dengan Sanjaya.

" Kami mengerti dan akan ada beberapa orang yang akan segera mengikuti Anda bertiga dan siap sedia dihubungi kapanpun Anda bertiga inginkan," kata Burhan Sidharta sambil menatap The Special One dan dua asistennya.

Sesudah itu, Richard Kyle tampak berdiskusi dengan The Special One. Sanjaya dan beberapa menteri lainnya, memanfaatkan kesempatan ini untuk berembug di antara sesama mereka.

Rima mulai kasak-kusuk lagi dengan suaminya hartadji," pa, nampaknya The Special One ini masih sangat muda, mungkin bahkan belum ada 30 tahun umurnya dan walaupun wajahnya tertutup masker, aku yakin dia sangat tampan, pa. Kalau memang seperti kata-kata papa tadi yang bilang dia belum menikah, maka dia bakal cocok sekali menjadi calon suami dari anak kita, pa."

"Loh, kamu kan sudah dengar tadi kalau dia itu sedang mengejar seorang wanita di negara ini, jadi, walaupun dia belum menikah, tapi, dia sudah punya wanita yang dia sukai," sergah Hartadji

"Ingat, pa dengan kata-kata, selama janur kuning belum melengkung di depan rumah, maka anak kita masih memiliki kesempatan untuk memiliki The Special One yang super duper tajir itu, pa. Kita harus berusaha, pa."

"Sudahlah, yang penting itu, kita dapat investasi dari The Special One, itu saja yang penting, ma," kata Hartadji.

"Tapi kan kalau anak kita jadi calon istrinya dengan sendirinya investasi untuk perusahaan papa akan melesat jauh, iya kan, pa?"

"Sudahlah, jangan berharap terlalu tinggi, nanti jatuh loh."

"Ih, aku kan cuma lagi mencari jodoh sempurna untuk anak kita, pa."

"Sudahlah. Nanti kita pikirkan semuanya lagi, yang jelas, aku cuma berharap investasi dari kehadiran The Special One ini."

"Ya udah." Rima langsung manyun karena keinginannya tidak ditanggapi Hartadji.

"Kayaknya dia berasal dari negeri ini deh," gumam Rima setelah sempat terdiam sesaat.

"Maksud mama apa?"

"Coba lihat warna rambut dan kulitnya juga wajahnya yang walaupun tertutup masker tapi, aku yakin banget, The Special One itu, berasal dari negeri ini," kata Rima sambil terus menatap penuh selidik ke arah The Special One di depan sana.

"Masak sih, ma. Yang aku tahu, The Special One itu orang Amerika, ma. Dia orang terkaya di Amerika, orang paling berpengaruh di sana, gak mungkinlah dia orang negeri kita," bantah Hartadji.

"Lihat aja modelnya tuh. Malah dua asistennya itulah yang terlihat bule yang lebih cocok jadi orang Amerika. Dia mah kagak, orang sini dia, pa."

"Udah ah gosipnya, ma. Tuh, The Special One udah mau pergi," kata Hartadji sambil menunjuk ke depan sana.

Sesudah mendapat kesepakatan dengan petinggi negeri ini, The Special One diikuti oleh dua orang asistennya berpamitan untuk meninggalkan ruang VVIP bandara.

"Kami sudah menyediakan iring-iringan dengan pengawalan banyak polisi dan lima kompi militer, kami juga bisa mensterilkan semua jalan yang akan dilewati oleh The Special One. Cukup The Special One bilang akan kemana, maka semua jalan kesana, akan kami tutup," kata Sanjaya kepada Richard Kyle

"The Special One kan sudah bilang tadi, kalau dia tidak ingin terlalu menyolok. Saat ini, dia memang akan menemui orang-orang yang berhubungan dengannya di masa lalunya, tapi, dia tidak mau menunjukkan kekuasaannya. Kalau memang diperlukan, barulah kami akan menghubungi kalian, selama belum perlu, kalian tidak perlu mendampingi kami. Jadi, The Special One menolak iring-iringan seperti itu," tegas Richard Kyle kepada Sanjaya.

Sanjaya melirik ke arah The Special One yang berada di samping Richard Kyle dan sampai saat ini masih belum mengucapkan satu patah katapun itu, setelah Sanjaya melihat pandangan mata tajam dari The Special One kepadanya yang berarti mengamini kata-kata dari Richard tadi, akhirnya Sanjaya pun mengangguk-angguk mengerti dan membiarkan The Special One keluar dari ruangan VVIP.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel