Pustaka
Bahasa Indonesia

Suami Istri Pemuja Kenikmatan

315.0K · Tamat
Pujasera
169
Bab
21.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Sebuah keluarga yang harmonis yang menjunjung tinggi keterbukaan dan kepuasaan dalam urusan ranjang hingga keduanya mencari kepuasan lebih yang dihiasi perselingkuhan demi mencari kepuasan keduanya. Saya mulai berpikir apakah saya mempunyai perasaan terhadapIda atau Cuma sekedar nafsu saja, ah mudah-mudahan Cuma sekedar nafsu sesuai dengan komitmen dengan istri jangan sampai ada rasa yang lain. Jam makan siang pun tiba, saya pun segera mengajak Ida untuk berangkat ke rumahnya, tak lupa saya bilang ke salah satu staff saya Dwi (bukan Dewi) bagian GL, bahwa saya ada meeting di luar dan setelah selesai langsung pulang ke rumah tidak mampir dulu ke kantor, saya bilang juga kalau ada yang urgent agar menelepon saya. Saya dan Ida pun berangkat menggunakan mobil saya menuju rumahnya. Di jalan saya tak berhenti mengelus-elus paha Ida sampai ke bagian memeknya. Ida diam saja seperti tidak terjadi apa-apa. Saya:” Kita mampir beli makan siang dulu ya” Ida tak menjawab Cuma mengangguk, mungkin keenakan karena permainan nikmat dariku

RomansaFantasiMetropolitanBillionaireIstriPerselingkuhanPengkhianatanKeluargaSweetWanita Cantik

Bab 1

POV SUAMI

Pagi itu seperti biasa saya berangkat ke kantor setelah sebelumnya mengantar Intan ke sekolah.

Perasaan saya sedikit tidak tenang sejak tadi malam setelah Dewi istri saya bilang menyetujui tawaran Pak Bob dan akan menemuinya hari ini.

Hampir satu jam perjalanan saya sampai di Kantor. Saya pun segera masuk ke ruangan saya, saya lihat team saya sudah lengkap minus Ida yang tampaknya masih belum datang.

Sampai di ruangan saya mencoba untuk memulai pekerjaan seperti biasanya.

Di mulai dari tanda tangan berkas-berkas seperti advance, expense claim, service order ada juga SPK dan beberapa PO.

Saya mencoba mengalihkan beban pikiran ke pekerjaan.

Tiba-tiba pintu saya diketuk, salah satu staff departement HR Pak Juli masuk ke ruangan saya dengan 2 orang lainnya satu laki-laki dan satunya perempuan yang saya tidak kenal.

Pak Juli:” Selamat pagi Pak Dendi, saya mau memperkenalkan staff baru kita”

Saya:” Oh silahkan Pak” sambil mempersilakan mereka duduk di kursi.

Pak Juli:” Perkenalkan Bu Clara, ini Pak Dendi manager Finance, Pak Dendi ini Bu Klara Staff CSR yang baru pengganti Bu Sari”

Ternyata yang perempuan namanya Klara, orangnya masih muda, kulitnya putih dan memakai kaca mata, kutaksir umurnya paling sekitar 25 tahunan. Kami pun saling bersalaman.

Pak Juli:”Dan yang ini Pak Aris assitant manager baru Finance sekaligus team bapak yang baru.

Saya:” Oh, selamat bergabung Pak Aris” Dalam hati saya, kenapa bukan Clara sich yang di finance hehe.

Aris:” Terima kasih pak, mohon arahannya”

Kami pun saling bersalaman.

Pak Juli:” Ok pak Dendi, sementara Pak Aris masih bersama saya untuk orientasi mungkin dalam 2 hari ke depan baru bergabung dengan team Finance”

Saya:” Ok pak, tidak masalah”

Pak Juli pun pamit dan keluar ruangan, pandangan mata saya tak lepas dari sosok klara yang tubuhnya tinggi langsing, meski memakai celana panjang bukan rok mini seperti kebanyakan perempuan yang bekerja di kantor sini, namun celana yang sepeti kesempitan menonjolkan pantatnya, meski tidak terlalu besar namun sangat serasi dengan posturnya.

Saya pun melanjutkan kerja kembali, sambil melihat ke luar, ternyata Ida sudah ada di mejanya.

Saya pun segera memanggil Ida dalam ruangan.

Ida pun segera masuk tanpa mengetuk lagi pintu ruangan saya. Ida tampak semakin cantik saja di mata saya.

Kali ini Ida memakai baju putih motif bunga-bunga warna hitam, hijabnya berwarna putih dan memakai celana jeans warna biru. Saya pikir semakin berani saja dia, apa dia sengaja mau menggoda saya dengan penampilannya.

Saya:” Bu Ida, eh Ida ayo duduk” Sambil tersenyum terhadapnya.

Ida pun segera duduk di depan meja saya.

Saya:” Bukan di kursi situ, di sini, saya pangku” sambil menepuk paha saya, Cuma bercanda doang tentunya.

Muka Ida langsung memerah.

Ida:” Ih, bapak, pikirannya sudah mesum aza” sambil pura-pura cemberut.

Saya:” Hehe, saya Cuma bercanda, kalau kamu cemberut makin cantik aza, saya jadi pengen cipok kamu”

Ida:” Tuch kan, mentang-mentang sudah dikasih, sekarang jadi makin belagak” sambil tersenyum manis.

Saya:” Kenapa tadi terlambat datang”

Ida:” Maaf tadi nyusuin dulu anak saya dan...” Ida tak melanjutkan omongannya.

Saya:” Dan apa?

Ida:” Dan nyusuin suami juga”

Saya:” Hah”

Ida:” Habisnya pas tadi mau berangkat saya tiba-tiba di tarik lagi sama suami di bawa ke kamar pak”

Saya jadi makin penasaran.

Saya:” Terus kamu diapain saja”

Ida:” Koq bapak wajahnya seperti orang yang cemburu.

Deg, apa benar ya wajah saya seperti orang yang cemburu, apa benar saya cemburu, kata orang seumuran saya memang menjelang puber ke dua. Saya segera mengenyahkan pikiran tersebut.

Saya:” Lalu apa suami kamu lakukan?

Ida:” Hem, perlu ya pak di ceritain?

Saya:” Ia, karena gara-gara itu kamu terlambat”

Ida:” Jadi bapak panggil saya karena saya terlambat, saya kira dengan kejadian kita kemaren bapak gak bakal marah kalau saya terlambat”

Saya:” ya gak gitu juga, memang kalau kamu terlambat saya pernah marah? Saya memang ada perlu sama Ida, saya mau ngobrol saja, tapi dengar alasan kamu terlambat saya jadi penasaran”

Ida:” Pak Dendi tapi jangan cemburu ya!

Ida:” Jadi suami saya menarik saya lagi ke dalam kamar, terus saya di dudukin dan dia bilang mau nyusu”

Saya merasa kontol saya mula ngaceng.

Saya:” Terus kamu beri?

Ida menganggukan kepalanya.

Saya:” Hah, berarti dia bisa lihat bekas cupangan saya “

Ida:” Ia, koq bapak kayak kaget”

Saya:” Ya kaget, terus dia marah sama kamu dan tanya siapa yang bikin cupangan di susu kamu”

Ida:” Menggelengkan kepala, dia terus nyusu, nyedotin asi saya”

Saya:” Dia tidak marah” sambil menggarukgaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal

Ida:” Saya terus terang saja dech, jadi malem tadi suami saya ngajakin saya ngentot, pas dia buka kutang Ida dia lihat bekas cupangan bapak, terus dia tersenyum dan bertanya ini cupangan pak Dendi ya” Bilang Ida sambil melihat ke saya.

Saya jadi semakin bingung, gimana cerita selngkapnya.

Saya:” Koq bisa dia tidak marah dan tau itu bekas cupangan saya”

Ida tersenyum setengah ketawa melihat ke saya dan melanjutkan pembicaraan kami.

Ida:” Jadi gini pak cerita lengkapnya, sejak saya memperlihatkan video istri bapak lagi dientot pak Fadli dan bapak, suami saya terus bilang gimana ya caranya supaya dia bisa ngentotin istri bapak”

Saya mendengarkan dengan serius. Ida pun melanjutkan omongannya.

Ida:” Lalu Ida bilang ke suami kalau bapak sepertinya suka sama Ida, bahkan pernah colek pantat Ida juga, suami saya kaget tapi tidak marah malah dia nyuruh Ida godain bapak”

Saya:” Jadi apa yang dilakukan Ida ke saya selama ini atas perintah suami?

Ida:” Tidak juga, awalnya Ida memang kesal sama bapak, terutama saat bapak berani-beraninya colek pantat Ida waktu itu, tapi setelah liat video itu, Ida mulai merasa gimana gitu, jadi waktu di suruh suami buat godain bapak bahkan katanya kalau bisa ajak bapak tidur, katanya siapa tahu nanti dia bisa tidur juga sama istri bapak bu Dewi.

Saya cukup terkejut dan mulai paham apa yang terjadi. Ida melanjutkan omongannya lagi.

Ida:” Jadi waktu suami saya melihat bekas cupangan di nenen aku, dia langsung berpikir bekas perbuatan bapak, dan saya pun menceritakan ke suami bahwa tadi siang bapak mengantar saya ke rumah, terus menggagahi saya”.

Saya:” Terus suami kamu bilang apa?

Ida:” Suami Ida bilang minta saya bilang ke bapak kalau dia mau sama istri bapak, ya semacam swinger gitu”

Saya:” Jadi suami ida tidak marah, Ida cerita semuanya yang kita lakukan?

Ida:” Ia, kecuali kalau bapak juga buang peju di dalem memek Ida, itu Ida tidak bilang soalnya suami tahu Ida lagi subur, dia malah tanya tadi pak Dendi buang pejunya gak di dalem memek, Ida jawab aja di dalam mulut, padahal maksudnya mulut memek”. Sambil sedikit tertawa.

Saya:” Wah kamu mulai seperti istri saya, mulai binal”

Ida:” Terus permintaan suami saya gimana Pak?

Saya:” Nanti saya atur, saya harus bilang juga sama istri saya”

Ida:” Tapi bisa kan”

Saya:” Ada syaratnya”

Ida:” Apa syaratnya pak”

Saya:” Seperti kemaren lagi”

Ida:” Ida paham, ngomong-ngomong bapak mau cerita apa?

Bersambung