Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Dikejar OTD

[ Satya Wijaya, datanglah tepat waktu! Kompensasi penuh akan aku berikan nantinya.]

"Siapa kamu berani memerintahku?"

[Kau akan mengetahuinya saat kita bertemu!]

"Hilangkan tanda seru itu!"

[Kau sendiri mengirimkan tanda serunya kepadaku.]

"Aku sangat sibuk!"

[Sibuk? Bukankah kau sedang patah hati, kau juga diusir dari tempat tingalmu dan telah kehilangan segalanya dalam sehari kemarin hingga kau tak punya tempat untuk tidur. Itukah namanya sibuk? Kau bahkan sedang duduk dengan bingung di bangku taman kota. Menyedihkan!]

"Apa? Dia ini kenapa? Ada masalah hidup apa denganku?" batin Satya sambil menoleh ke sekeliling untuk memastikan jika ada orang lain di sana.

Nihil.

Satya tak menemukan orang lain di taman tersebut kecuali si petugas kebersihan dan ... sebuah mobil hitam mewah yang baru saja melaju peri menjauhi taman.

Perasaan Satya seketika berubah bingung dan bimbang. Di sisi lain semua isi pesan orang tak dikenal itu adalah benar, tapi di sisi lainnya dia tak tahu harus membuat keputusan bagaimana.

Dia kemudian bangun dari duduknya, dia melangkah di tengah terpaan sinar matahari yang semakin memanas ini.

Tengorokannya terasa sangat haus dan dia juga merasa sangat kelaparan. Dirogohnya saku celana, terdapat beberapa lembar uang lima ribuan rupiah di sana. Dan tentu saja, ini hanya akan cukup untuk membeli seporsi makanan saja nantinya.

"Sialan!" Satya melampiaskan kekesalannya dengan mengumpat dan menendang sejumlah tanaman yang berada di dekatnya.

Emosi kembali bergemuruh di dalam jiwanya saat melihat sebuah videotron yang menayangkan persiapan pernikahan boss besar Deluxe Vission yang akan digelar pada senja nanti.

"Bajingan! Keparat!" Satya menghardik sambil terus menendang apapun yang ada di dekatnya.

Rasa haus dan lapar mendadak lenyap seketika tergilas oleh emosi yang semakin mengikis hatinya. Bola mata Satya semakin berlinangan.

Dia merunduk sambil bertumpu pada lututnya demi bisa menguatkan dirinya yang benar-benar terasa hancur dan patah.

"Satya! Bangunlah,ikut denganku dan kita balaskan semuanya, untuk apa kau menghiba?"

Suara seseorang terdengar begitu lembut di depannya membuat bola mata legam Jackie segera mengikuti arah suara. Didapatkannya sepasang kaki jenjang dengan kulit yang putih bersinar kekuningan tertutupi sepatu heels bermerk berwarna cokelat tua di depannya.

"Kau bicara pada siapa?" ucap Satya sambil tetap dengan posisinya saat ini.

"Dasar bodoh! Bukankah hanya kau Satya Wijaya yang ada di depanku?" ucap suara itu lagi.

Mendengar nama lengkapnya kembali disebut oleh orang lain, Satya pun mengangkat pandangannya ke arah sosok di hadapannya. Pelan tapi pasti, Satya mengunci wajah jelita di hadapannya itu dengan menggunakan bola matanya.

"Siapa kau?" tanya Satya sambil berdiri tegak dan menyelinapkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Aku tidak punya banyak waktu, tanda tangani saja semua keuntungan ini sekarang juga dan ikutlah denganku!" ucap wanita di depannya dengan sangat tegas.

Satya tersenyum tipis, dengan kesedihan semakin bergurat pada wajahnya yang tampan.

"Aku bukan gigolo, maafkan aku Tante, tapi ... aku tidak bekerja seperti itu," ucap Satya sambil ngeloyor pergi.

"Namaku Hanna Soedibyo jika kau pekerja advertising di Deluxe Vision seharusnya kau mengenalku!" ucap wanita yang bernama Hanna itu dengan suara lebih lantang karena ingin Satya mendengarnya dengan jelas.

Tepat seperti perkiraannya.

Seketika itu juga, Satya menghentikan langkahnya.

"Jangan ngawur! Aku tidak punya persoalan apapun hingga seorang pewaris dinasti bisnis Soedibyo Group seperti Hanna Soedibyo akan menemuiku. Jangan mengacaukan hidupku lagi!" tandas Satya sambil kembali melangkahkan kakinya.

Baru saja maju dua langkah, dua pria bertubuh tinggi besar dengan ligamen otot memenuhi tubuhnya menghadang.

"Nyonya kami memintamu dengan baik-baik!" tegur salah satu pria tersebut.

Satya sangat terkejut.

Dia kemudian menoleh ke arah kiri di mana wanita yang bicara dengannya tadi tengah melangkah masuk ke dalam mobil.

"Bawa dia ke rumah!"

Terdengar suara wanita bernama Hanna itu berbunyi dalam HT yang terselip pada dada pria yang saat ini tengah menguncinya dengan sebuah kuncian mati. Sebuah jurus taekwondo yang membuatnya bisa kehilangan leher dalam sekejap.

Satya menunggu saatnya tiba untuk dia melawan.

Tepat saat kedua bodyguard Hanna melonggarkan kuncian mereka saat hendak membawa Satya masuk ke dalam mobil, Satya menendang dengan kuat bagian vital pria tersebut dan segera melarikan diri dari sana.

Satya terus berlari kencang, sementara kedua bodyguard Hanna pun terus mengejar.

"Sialan!" keluh Satya sambil mencoba bersembunyi dengan masuk ke dalam sebuah gedung besar yang dilaluinya.

Satya melambatkan langkahnya setelah menyadari jika dua pria tinggi besar itu telah berhenti mengejarnya tepat di pintu sekuriti gedung.

"Good! Mereka berhenti mengejar," ucapnya dengan nafas yang tersengal.

Satya kemudian melihat ke sekeliling, sebuah ruangan dengan interior yang sangat megah menjadi pemandangan hebat yang menghiburnya di tengah insiden beruntun yang baru saja menimpanya.

Dengan sisa nafas yang terasa semakin menyusut itu, dia kemudian mencari kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Beberapa saat dia berada di dalam kamar mandi tamu dari gedung yang disinggahinya itu.

"Pakaian ganti Anda, Tuan." Seorang pria berseragam room service sambil menyodorkan sebuah nampan berisi pakaian baru lengkap untuknya.

"Maaf, saya hanya menumpang saja." Satya menjawab dengan sedikit canggung.

Tapi pria di hadapannya bergeming, dia tetap berdiri menghadang pintu keluarnya.

"Baiklah, aku akan menerimanya. Terima kasih dan pergilah!" Satya mengatakannya sambil menatap heran kepada pria tersebut yang benar-benar tergesa-gesa pergi setelahnya.

"Aneh sekali, jangan buat orang mengira aku ini jeruk makan jeruk ya!" umpat Satya sambil tersenyum memandangi satu paket pakaian di tangannya.

Jeda menit membungkam pria itu di dalam kamar mandi.

Dia melangkah keluar dengan tubuh yang sudah segar dan juga pakaian yang rapi.

"Untuk seorang pria, kau terlalu lama berada di kamar mandi!" suara seorang wanita mengejutkannya.

"Kau? Sedang apa kau di sini? Kau menguntitku?" sahut Satya dengan wajah yang semakin kesal.

Wanita itu kemudian menarik lengan Satya dan mengajaknya melangkah dengan setengah menyeretnya.

"Pengawalku berada setiap lima meter langkah kita! Mereka akan langsung menghajarmu jika tak mematuhiku! Aku sangat yakin, kau masih sayang nyawamu. Terutama untuk melunasi hutangmu ke perusahaan karena keteledoranmu itu. Benar begitu bukan?" ucap Hanna yang semakin membuat Satya mendelik tajam dengan mulut menganga.

"Kau ini siapa? Bagaimana kau bisa tahu banyak tentangku?" ucap Satya akhirnya.

"Kita akan bicarakan semuanya, sekarang bersikaplah yang manis. Aku tidak mau mendapatkan citra buruk di depan para pegawaiku!" ucap Hanna sambil tersenyum ramah menyapapara pegawainya.

Satya hanya bisa diam sambil meneguk salivanya berulang kali. Dia mendengus kesal saat melihat videotron raksasa di bagian tengah gedung yang memperlihatkan sebuah logo di dalamnya.

SOEDIBYO GROUP

"Sialan! Aku kabur ke dalam sangkarnya ya!" batin Satya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel