Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Strong Girl Four

"Mencintai dalam diam itu ibarat menghayati sesuatu tanpa mau di usik"

***

Nesa berjalan pelan diatas trotoar jalan, ia sangat malas untuk pulang jadilah gadis itu menyuruh Talia untuk mengantarnya kerumah tantenya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Setelah menemui tantenya ia memutuskan untuk pergi ke makam neneknya, ia sangat merindukan neneknya itu.

Sebelum ia sampai di makam ia membeli bunga untuk neneknya.

"Mbak buket lilynya ya satu," ucap Nesa pada karyawan toko bunga tersebut.

"Sebentar ya mbak," ucapnya dan segera menuju tempat lily itu berada.

***

Nesa menatap gundukan tanah didepannya dengan air mata yang sudah siap untuk turun, ia masih tidak menyangka jika neneknya akan pergi secepat itu meninggalkannya.

"Assalamu'alaikum nek," salam Nesa lalu duduk di samping betu nisan Neneknya dan meletakkan bunga yang sudah di belinya.

"Nenek baik kan disana?" tanya Nesa sambil mengelus batu nisan yang bertuliskan nama neneknya itu.

"Aku kangen banget sama Nenek, " ucapnya lagi sambil menangis. Ia benar-benar merindukan sosok neneknya yang selalu mendukung dan menyayanginya.

"Semua terasa berbeda nek, setelah nenek pergi," ucap Nesa lagi menarik nafasnya gusar.

"Kadang aku capek nek menghadapi ini semua." Nesa terus bercerita tentang apapun dengan neneknya itu berharap sang nenek bisa mendengar dan melihatnya dari atas sana.

Setelah puas menumpahkan segalanya Nesa pamit dan berjalan untuk pulang.

Nesa hanya berjalan kaki untuk pulang menikmati udara sore hari dan segala macam pemandangannya, sampai sebuah motor sport berhenti di depannya.

Nesa mengernyit seperti mengenal motor sport itu. Jantung Nesa langsung berpacu dengan cepat setelah ia tahu siapa pemilik motor tersebut.

"Lo dari mana Nes?" tanya laki-laki tersebut yang sudah berada di depannya.

"Em dari makam," jawab Nesa berusaha mengontrol detak jantungnya. Kini di depannya Arka sudah berdiri dengan gagahnya.

"Gue anter pulang yuk, udah sore," ucap Arka menawarkan melihat hari yang sudah sore ia tak tega melihat Nesa harus pulang dengan berjalan kaki.

"Eh gak usah Ka, nanti ngerepotin," tolak Nesa cepat, hanya mulutnya yang menolak hati nya sih sudah menjerit kesenangan.

"Gak papa, yuk gue anter." Arka menarik tangan Nesa untuk berjalan kearahnya. Nesa sudah membeku menatap tangannya yang digenggam dengan erat oleh Arka. Ia hanya mengikuti langkah Arka sambil memandang dengan takjub tangannya yang berada di genggaman Arka. Sangat pas, pikirnya sambil tersenyum senang.

Arka membuka jaketnya dan melilitkannya pada pinggang Nesa, mereka kini terlihat seperti berpelukan. Nesa masih tak percaya jika Arka bisa semanis ini padanya. Nesa menahan nafasnya saat Arka melakukan hal manis itu.

"Maaf ya gue gak bawak helm lebih," ucap Arka merasa tidak enak. Nesa menggeleng cepat melihat Arka yang menatapnya begitu.

"Gak papa kok, sans aja," ucap Nesa dengan senyumannya. Senyum Nesa sangat manis dengan lesung pipi di kedua pipinya menambah kesan manis pada gadis itu, dan Arka membenarkannya senyum Nesa memang manis dan Arka menyukainya.

"Ayo naik," ucap Arka sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Nesa naik. Nesa hanya memegang baju Arka sebagai pegangannya.

Tak ada yang membuka suaranya hanya suara deri motor yang menemani mereka sampai mereka sampai di rumah Nesa yang sederhana itu.

"Makasih ya Ka," ucap Nesa kembali tersenyum menampilkan senyum terbaiknya.

"Sama-sama," ucap Arka yang juga membalas senyumannya.

"Kalau gitu gue balik dulu ya," pamit Arka yang mendapat anggukan dari Nesa setelahnya Arka sudah menghilang dari pandangannya.

****

Nesa merebahkan tubuhnya di kasurnya, memejamkan matanya mengingat kejadian tadi sore. Senyumnya mengambang mengingat Arka yang begitu manis padanya. Nesa masih tidak menyangka jika Arka bisa semanis itu padanya.

Nesa bangun dan mengambil laptopnya yang berada di atas meja belajarnya lalu membuka dokument yang berisi berbagai untaian kata yang ia ketik. Jika orang lain akan memilih menulis cerita dan keluh kesahnya di buku dairy, maka Nesa lebih suka menulisnya di dokument karena, dulu ia pernah menulisnya di dairy dan orang tuanya tau kemudian memarahinya habis-habisan karena Nesa menyampaikan keluh kesahnya, dan kebenciannya dalam setiap untaian katanya itu. Jadilah, ia menulisnya di dokument dan menguncinya agar tidak ada yang bisa membukanya selain dirinya.

Nesa membuka laptopnya mencari dokument yang berjudul "Amour" Setelah menemukannya Nesa langsung membukanya yang memperlihatkan wajah seorang laki-laki tampan yang tengah tertawa. Dibawah fotonya terdapat namanya yang tertulis "Arkano Farzan Faresta" Ya laki-laki itu adalah Arka sang ketua OSIS yang sangat di dambakan banyak wanita.

Nesa mulai mengetikkan untaian katanya, setelah ia membuat halaman baru yang kosong dan menuliskan tanggalnya.

Hadir mu bagai sang senja yang selalu membawa ketenangan

Kau hadir dan menyapa hati ini

Merenggut rasa yang bukan milikmu

Bersama nyaman yang kau hadirkan untuk ku

Ku tak melangkah, ku hanya diam

Namun hasrat ingin memiliki mu terus membelenggu

Mulutku tak mampu berucap

Namun hati selalu menyebutmu dalam doa

Bak, ilusi fatamorgana

Memiliki mu hanya angan yang tak tersalur rasa

Ku diam, tak ingin memulai

Namun hati takut kehilangan

Biarlah waktu yang menentukan

Dan Tuhan memberi peluang agar kita disatukan

Nesa kembali membaca tulisannya dengan senyum yang mengukir wajahnya. Nesa hanya bisa berharap agar suatu hari nanti orang yang di cintainya itu akan datang dan menawarkan hati untuknya.

Setelah selesai Nesa langsung menutup laptopnya dan meletakkannya kembali pada tempatnya semula. Setelahnya ia kembali menidurkan dirinya dikasurnya dan menutup matanya menuju alam mimpinya.

***

Nesa berjalan dengan santai di Koridor sekolahnya bersama Dino. Nesa dan Dino baru saja dateng dari kantin setelah tadi Dino memaksanya untuk menemaninya ke kantin.

Dari arah berlawanan Arka baru saja keluar dari kelasnya.

"Arak woy, eh Arka maksudnya sini bentar," teriak Dino pada Arka. Nesa memelototi Dino menatap tajam pada sahabat laknatnya itu. Nesa tau apa yang setelah ini akan Dino lakukan, karena sudah sering Dino melakukannya. Lihat saja, apa yang setelah ini akan Dino katakan setelah Arka berada di depan mereka.

"Nesa suka sama lo, lo kapan pekanya sih? Kasian sahabat gue," ucap Dino sambil mengelus puncak kepala Nesa, sedangkan Nesa menatap tajam pada Dino sambil menginjak kaki laki-laki itu. Arka hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.

Nesa menjewer telinga Dino kesal.

"Gak usah di dengerin Ka, biasa anjing suka gonggong gak jelas," ucap Nesa lalu menyeret Dino menuju kelasnya dengan tangannya yang masih menjewer telinga Dino membawanya ke kelasnya. Tanpa sadar Arka menyunggingkan senyumnya melihat punggung Nesa dan Dino yang mulai menjauh.

Nesa menatap tajam Dino dengan tangannya yang berkacak pinggang setelah mereka sampai di kelasnya.

"Sumpah gue malu bangun Dino," teriak Nesa gemas dengan sikap Dino yang selalu membuatnya malu di depan Arka.

"Elah gue baik kali Nes, gue tuh kasian lihat sahabat gue jomlo mulu malah segala sok mencintai dalam diam alah tai kucing,” sarkas Dino mengejek. Nesa menatap tajam pada Dino sambil menoyor kepala sahabatnya itu.

"Ah lo mana tau rasanya, mending diem deh ganggu mulu lo," kesal Nesa pada Dino.

"Rasa apa? Rasa stoberi atau cokelat?" tanya Dino sambil tertawa dan mengejek Nesa.

"Lagian lo segala sok malu tapi mau, gak usah malu malu anjing gitu lah," ucap Dino yang tambah membuat Nesa kesal.

"Bodo, serah lo," kesal Nesa dan segera menuju mejanya yang sudah ada Rifkan dan Ervina di sana yang sedang pacaran.

"Awas Kan," ucap Nesa pada Rifkan.

"Lah lo kenapa Nes?" tanya Ervina yang melihat wajah Nesa yang murung.

"Nih si Dino," ucap Nesa lalu duduk di mejanya setelah Rifkan pindah.

"Dino anak gue lo apain?" teriak Ervina pada Dino yang tengah menggoda gadis di kelasnya.

"Gak gue apaain, masih utuh gitu," ucap Dino yang juga berteriak. Teman sekelas mereka sudah biasa melihat pertengkaran ruang tangga yang tak pernah usai itu jadi mereka hanya menyimak saja.

****

Thank ya buat yang udah baca cerita aku ini semoga kalian suka dan terus nunggu cerita ini buat update :)

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel