Pustaka
Bahasa Indonesia

Stay With Me

120.0K · Tamat
Indriani sonaris
93
Bab
3.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Terpisah Selama 10 TahunDan entah dimana dia berada.Perlahan aku mulai kehilangan akalWalau aku masih mampu melihat potretmuNamun tak menghentikan rasa sakit ini...Ku jalani begitu saja setiap waktuYang kupikir tak pernah berakhirKu dengar tawa, Kurasakan air mataTapi aku masih belum bisa menemukanmu.Aku hampir gila karenanyaWaktuku hanya aku habiskan untuk menantikanmu kembaliEntah sampai kapan....Kemanapun kau pergi, apapun yang kau lakukanSeberapa lama lagipun aku harus menungguSeberapa hancurnya hatikuAku akan tetap disini menantimu kembali...Karena cinta ini hanya untumu...

DokterPengkhianatanWanita CantikRomansaBillionaireSweetRevengeCLBKMenyedihkanBaper

Bab 1

Pagi yang cerah dan sejuk di AMI hospital atau Rumah Sakit Adinata Medika International. Salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Rumah sakit milik keluarga Adinata, yang sudah masuk kriteria rumah sakit terbagus se-ASIA.

Di parkiran khusus para Dokter petinggi, baru saja terparkir sebuah mobil sport McLaren 650S berwarna putih tulang. Tak lama pemilik mobil itupun keluar, dengan menenteng tas kecil di tangan kanannya. Kemeja Biru dengan tangannya yang dilipat hingga siku dipadu dengan celana satin hitam yang sangat pas dengan tubuh pria jangkung itu. Pria dengan wajah khas blasterannya. Pria ini memiliki mata coklat tajam dengan bulu mata yang lentik. Membuat semua mata yang beradu dengan mata itu akan meleleh seketika. Tidak hanya itu, pria yang tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit itu juga memiliki hidung yang mancung dengan bibir tipis dan merah. Rahangnya yang kokoh dan tegas dipenuhi bulu-bulu halus dan tidak terlalu tebal, sangat kontras dengan kulit putih bersihnya. Sungguh sosok yang sangat sempurna dimata kaum hawa yang melihatnya.

"Selamat pagi Dokter Dhika"

Sapa beberapa Suster dan Perawat lainnya yang berPapasan dengan lelaki jangkung yang dipanggil Dokter Dhika itu. Senyuman manis terukir dibibir seksinya, membuat beberapa Suster dan Perawat itu terPaku ditempat. Bahkan beberapa orang yang melewatinya dibuat speechlees dan menganga kagum. Ada juga yang sampai menabrak tong sampah, dinding rumah sakit bahkan pintu. Pria yang disapa Dokter Dhika itu terus berjalan memasuki lift, tanpa menghiraukan kegaduhan disekitarnya dan menekan tOmbol 9 untuk menuju ruangan miliknya.

Ting

Pintu lift terbuka dan memperlihatkan beberapa ruangan yang semua dindingnya adalah kaca. Pria itu berjalan menyusuri lorong dan masuk kesebuah ruangan yang di atas pintunya tertulis Manajer. Pria itu menyimpan tasnya di atas meja yang terdapat Papa name tag yang terpajang manis di atas meja, bertulis Dr. PraDhika Reynand Adinata, Sp.BTKV,FECTS. Kepala Dokter spesialis bedah thoraks dan kardiovaskuler. Dokter PraDhika yang biasa dipanggil Dokter Dhika itu mulai menyalakan laptopnya dan memasukkan sebuah CD ke dalam CD RoOm. Setelah itu munculah isi dari CD itu di layar laptop bahkan di tiga computer yang ada di sudut kanan mejanya. Dhika berjalan ke depan meja panjang yang terdapat 3 layar computer itu. Data medis milik seorang pasien terpangpang jelas di sana dari beberapa sudut organ yang bermasalahnya. Dhika terlihat mengamati dengan teliti setiap bagian dari organ pokok manusia itu.

"Severe Three Vessels Coronary Artery Disease," gumam Dhika dan terus mengamati 3 layar di hadapannya dengan bagian yang berbeda. # Severe Three Vessels Coronary Artery Disease (penyakit jantung koroner dengan sumbatan di 3 pembuluh darah koroner kantung). Dhika merogoh saku celana satinnya dan mengeluarkan handphone miliknya. Dhika terlihat mengotak ngatik handphonenya dan menempelkan handphone ke telingtanya untuk menghubungi seseorang.

"Halo Rez, tolong kumpulkan tim operasi 1 dan suruh ke ruangan saya, kita akan melakukan briefing sebelum menjalani operasi siang nanti" Seru Dhika dan memutuskan kembali sambungan telponnya.  Dhika berjalan menuju patung yang berfungsi sebagai gantungan baju, disambarnya jas putih dengan name tag Dr. Pradhika Reynand Adinata, Dokter Spesialis bedah Jantung. DiPakainya jas itu, dan sedikit dirapihkannya. Kini terlihat jelas sosok Dokter yang tampan nan rupawan. Selang beberapa saat, datanglah lima orang anak manusia memasuki ruangan milik Dhika. Kelima orang anak manusia yang diantartanya tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki itu berdiri di depan pintu ruangan yang sudah terbuka.

"Permisi Dokter," ujar seorang laki-laki berkaca mata itu. Di name tagnya tertera Dr. Reza Pramuda, Ahli Intensivis. Dhika  yang meruPakan ketua tim operasi 1 tersebut.  Keempat orang yang memakai jas putih dan satu orang perempuan memakai pakaian Suster, duduk disofa berwarna krem yang ada di ruangan Dhika. Dhikapun ikut menyusul dan duduk disofa single berwarna senada. Sebelah kiri dan kanannya terdapat sofa double yang sudah ditempati para Dokter dan Suster itu. Dhika mulai membuka sebuah berkas yang ada dipegangannya.

"Nama pasien Tn. Risman Hanurung. Dia mengidap penyakit jantung Severe Three Vessels Coronary Artery Disease," ucap Dhika santai sambil menutup berkas itu dan menyimpannya di meja.

"Apa kita perlu melakukan tindakan dengan melakukan pemasangan cincin, Dokter?" tanya seorang Dokter wanita keturunan cina itu. Diname tagnya tertera Dr. Chaily Sugiwo. Dia bertugas sebagai Asisten Utama ketua tim operasi.   

"Kita tidak bisa melakukan itu Dr. lly, saya sudah melihat hasil medisnya. Sumbatan yang terjadi dalam jantung pasien sangat banyak dan sangat mustahil kita bisa melakukan procedure itu," jelas Dhika.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Dokter?" tanya seorang pria yang terlihat sudah matang. Dia adalah Dr. Khairul Judin,  Dokter ahli paru-paru.

"Kita akan melakukan tindakan CABG atau Coronary Artery Bypass Grafting" Ujar Dhika membuat semua orang yang berada di sana fokus memperhatikan. "Dan saya berharap sangat besar bantuan dari anda Dr. Claudya Ananda Laurent." Tambah Dhika menatap wanita yang duduk disebelah kanannya. Wajah blasteran khas Spanyol-IndoNesia melekat dalam dirinya, wanita yang memiliki mata biru terang dengan rambut pirangnya.

"Saya akan berusaha semampu saya, Dokter." jawab Claudya yang meruPakan Dokter spesialis anestesi kardiovaskuler. Dan yang terakhir adalah Suster handal bernama Meliana Dolna.

"Baiklah, nanti siang kita akan melakukan operasi dengan system CABG. Dokter Reza, tolong persiapkan semuanya. Dan Dr. lly, tolong kamu periksa kondisi pasien saat ini," Seru Dhika.

"Baik Dok," ucap kelima orang itu. Setelah berdoa bersama sebelum melakukan operasi, mereka semua akhirnya keluar dari ruangan Dhika, meninggalkan Dhika sendirian di sana.

***