Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab | 16

Earnest sangat bahagia akhirnya wanita yang di cap pelacur itu tidak menganggu lagi, ia juga senang ketika melihat wanita itu menangis tersedu-sedu akibat perbuatannya.

Tapi seperti rasa sakit di hatinya belum juga usai karena dengan menikahi Inzel kini mengubah statusnya dirinya mau tidak mau menjadi seorang duda, dan itu sangat memuakkan bagi Earnest.

Grandma pun datang dengan berjalan pelan mendekati Earnest, "Grandma kecewa denganmu, wanita sebaik Inzel tidak seharusnya kau ceraikan."

"Sudahlah Grandma jika ingin terus membahas wanita itu lebih baik aku tidak mendengar." Earnest bosan selalu mendengar Inzel, Inzel, Inzel, dan terus Inzel yang terucap dari bibir Grandma nya.

Earnest pun pergi meninggalkannya dengan wajah malas berdebat.

"Kau akan menyesal Earnest jika mengetahui yang sebenarnya." teriak Grandma .

Ia pun segera berbalik badan melirik pada arah mata Grandma, "memangnya apa yang sebenarnya Grandma? Aku tidak ingin tahu jika ini menyangkut wanita pembawa sial itu."

"Ini menyangkut dirimu dan dirinya, Earnest kau sebenarnya." terlampau emosi Grandma pun sampai mengangkat tongkat di hadapan wajah Earnest.

"Ah sudahlah Grandma, aku tidak akan mendengarkannya jika ini tentang dia, " Earnest mengacak rambutnya dengan kasar dan pergi menutup pintu dengan sangat keras.

*****************

Miami

Gilbert membawa wanita itu di Mansion nya yang berada di Miami, tentu ia sudah izin kepada kedua orang tua nya terlebih dahulu.

Ia memasuki Mansion disambut dengan beberapa Maid yang sudah memakai seragam khusus para maid, mereka membungkuk hormat kepada tuan mudanya dengan sapaan-sapaan dan senyuman seperti biasa.

Dibelakang kira-kira jarak 3 meter dari Gilbert seorang wanita menoleh ke atas, kiri, bawah, dan kanan mengagumi besarnya Mansion milik Gilbert ini, hingga tanpa sadar ia menabrak salah satu maid yang sudah berbasis di depan.

"Ma..maaf." Inzel membungkukkan kepalanya.

"Tidak nona kami yang meminta maaf." ucap maid yang tertabrak oleh Inzel.

Gilbert membuka jaket hitam yang ia kenakan, diberikan pada salah satu maid, "tolong berikan dia pelayanan terbaik, panggilkan salah satu perias wanita yang terbaik, lalu pakaikan pakaian yang tidak terlalu terbuka nantinya, dan satu lagi.. layani dia layaknya seperti aku." semua saran itu di dengarkan baik oleh maid nya dan dia hanya menunduk pertanda mengerti.

Ia pun segera naik ke atas meninggalkan Inzel, sekarang waktunya para Maid nya bekerja, ia memasuki kamar dan juga bersiap-siap menganti untuk pakaian untuk Inzel.

"Lepaskan nona!" ucap inzel sopan saat kelima maid wanita menuntut berjalan dengan paksa.

Para maid pun menurut patuh pada tuan nya, sungguh telaten memandikan Inzel yang asal mula cerewet lama-lama bungkam, ada tiga perias khusus yang menanganinya dan mempunyai keahlian masing-masing.

Dipadukan dengan dress putih, rambut hair do dibuat bum di belakang, disentuh dengan anting ukuran besar namun tidak terlalu menor, riasannya nya pun flawess dan tipis.

Gilbert sudah selesai mencukur sedikit bulu tipis yang berada di dagunya, tangannya menyaduk sedikit cairan untuk rambut dan menyemprotkan parfum di bajunya.

Gilbert memakai kembali jam tangan Berjalan cepat menuruni anak tangga, "Hudson, apa kau sudah selesai dengan apa yang aku katakan?" teriak Gilbert memanggil salah satu kepala maid.

Tak lama Hudson datang memberitahu bahwa sudah selesai dengan tugasnya, dibelakang sudah ada Inzel digandeng dengan beberapa maid kepercayaan.

Gilbert tersenyum memandang wanita itu, "baiklah ayo kita berangkat."

***************†

Jika sebelumnya Gilbert memakai mobil tua khas jaman kuno, lain dengan sekarang mobil yang ia kenakan lebih mirip seperti mobil sport bewarna merah.

Cahaya lampu mobil pun dimatikan saat ia sudah sampai di sebuah restauran mewah yang sudah di pesan oleh Gilbert dan papanya.

Diulurkan tangan Gilbert pada wanita berambut pirang itu, lengannya mengandeng seolah pengantin pria berjalan menyanding mempelai.

"Gilbert." Ucap Inzel.

"Yah?"

Mereka terus berjalan hingga terlihat ada lelaki kiranya berumur lima putuh tahun duduk sendirian di sana dengan ditemani beberapa bodyguard yang berdiri di sisi kanan dan belakang.

"Dad.. apakah lama?" Gilbert memberi salam kepada papanya karena berterimakasih sudah menungg.

"Inzel kenalkan ini papaku." Inzel pun ikut memberi penyambutan pada orang yang lebih tua.

Mereka pun berbincang-bincang bersama, tak ada tatapan tidak suka di mata Tn. Gerald (papa Gilbert).

Tn. Gerald tersenyum melihat tingkah wanita di samping putranya, "cantik sekali, dimana kalian bertemu nak?" Tanya Tn. Gerald.

"Di .. di-" Inzel menatap Gilbert cemas namun Gilbert sangat santai membalas lirikan Inzel.

"Di apartemen dad.." balas Gilbert dengan santai.

Mereka menyantap sajian istimewa bersama orang istimewa, dengan waktu yang sangat istimewa, itu adalah adalah hal yang diinginkan Gilbert.

____________________________________

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel