Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 | Adegan Panas di Depan Mata

Damien diam membatu, sangat terkejut dengan apa yang dia saksikan saat ini, Tyler menyeringai sambil terus menghujam batang kejantanannya ke tubuh Miranda, “Maaf Damien, sepertinya kamu datang terlalu awal," katanya santai, jelas menikmati keterkejutan di wajah Damien.

Miranda yang sudah menyadari kehadiran Damien langsung memalingkan wajahnya karena malu, pipinya memerah akibat campuran rasa malu dan gairah. Kejantanan Tyler yang masih terkubur jauh di dalam dirinya menyebabkan dia terkesiap dan menggeliat di bawah hentakan tanpa henti.

“Jadi ada perlu apa kamu mencariku, Bro?” Tanya Tyler di iringi suara hentakan yang semakin kuat.

Damien terdiam tak menjawab pertanyaan Tyler, matanya tertuju pada gumpalan indah Miranda yang terguncang akibat hentakan yang Tyler buat. Reaksi Damien yang diam membatu membuat Tyler tertawa dan mengulang pertanyaannya.

“Hey Bro, Jadi ada perlu apa kamu mencariku?”

Wajah Damien memerah, dia menunduk dan memalingkan wajahnya, “Po… ponselku,” jawab Damien.

Tyler yang masih menghujam tubuh Miranda tersenyum nakal melihat reaksi Damien, dia menunjuk ponsel Damien yang sedang di charging di bagian sudut ruang kerjanya.

Damien mengangguk paham, dia berjalan melewati Tyler yang semakin kuat menghentak tubuh Miranda.

Suara rintihan Miranda semakin kuat terdengar, Membangkitkan gairah Damien yang juga lelaki normal.

"Berengsek Tyler, kamu masih belum berubah," gumam Damien yang bergegas meraih ponselnya. Dia ingin segera meninggalkan ruangan yang telah menciptakan situasi aneh seperti ini.

Tyler tertawa pelan, "Hei Damien, bukan hanya aku yang tidak berubah setelah 5 tahun tak bertemu, sepertinya kamu juga masih belum berubah, masih seperti bocah polos yang tidak mampu melihat adegan seperti ini," ucap Tyler menyindir sekaligus menantang Damien.

Provokasi yang Tyler lemparkan terbukti efektif, Damien yang tadinya hendak langsung pergi setelah mengambil ponselnya, memutuskan duduk di sofa, dia berusaha bersikap biasa saja, untuk membuktikan ke Tyler jika dia tidak masalah dengan hal seperti ini.

“Nah… i… ini baru Damien Versi tangguh,” ucap Tyler yang mempercepat gerakan pinggulnya.

Damien duduk di sofa, jantungnya berdebar kencang sambil menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Di depannya, Tyler terus menghujam liang Miranda dengan keras, menyebabkan wanita cantik itu terus menggeliat. Suara erangan mereka memenuhi ruangan, bercampur dengan gairah Damien yang semakin besar.

“Ayolah Bro, lihat kesini, bukankah Miranda terlihat semakin cantik dengan tubuh yang berkeringat seperti ini?” Tantang Tyler yang tak henti-hentinya menggoda Damien.

Damien menjawab tantangan Tyler, dia kini menatap Tyler dan Miranda yang sedang bercinta.

“Bukankah Miranda sangat cantik?” Tanya Tyler di selingi desahan kuat yang keluar dari mulutnya.

Gluk!

Damien mengangguk pelan, tubuh indah Miranda yang berguncang hebat seakan menghipnotis matanya.

Tyler mencabut senjatanya, lalu membalikkan tubuh Miranda membelakangi dirinya, menempatkan Miranda dalam posisi doggy style yang sempurna. Erangan erotis kuat keluar dari mulut Miranda saat Tyler kembali menghujam liang wanitanya, disusul tamparan basah bibir kewanitaan Miranda saat di hujam dengan ganas oleh batang kejantanan Tyler.

Tyler mengerang kenikmatan saat dia mendorong Miranda dengan intensitas tinggi. Pinggulnya bergerak dengan ritme cepat tiada henti, batang keras itu menghujam sangat dalam membuat Miranda menggeliat dan mengerang tak terkendali.

Pikiran Miranda menjerit minta dilepaskan, tapi kenikmatan dari setiap hentakan saat batang Tyler terkubur jauh ke dalam liang miliknya langsung membuyarkan pikiran itu.

Dia menggigit bibirnya untuk menahan rintihannya, wajah cantiknya yang sedang merasakan nikmat di setiap nadinya menjadi tontonan Damien yang perlahan melonggarkan dasi miliknya.

Tyler tersenyum puas, menikmati cengkeraman erat di bongkahan pantat Miranda yang terlihat indah, menikmati rintihan nikmat Miranda yang seakan terus meminta lebih. Sampai akhirnya tubuh wanita cantik itu bergetar hebat, di iringi lenguhan panjang tanda bahwa Miranda telah mencapai klimaks.

Damien menarik nafas panjang, ini pertama kalinya dia melihat wanita mencapai klimaks, gairahnya meningkat drastis, menimati wajah cantik Miranda, dan juga tubuh indah Miranda yang terlihat basah karena pertempuran panas yang terjadi.

Tyler semakin bergairah, jepitan kuat yang dia rasakan saat Miranda mencapai klimaks memberikan kenikmatan yang luar biasa, dia mempercepat gerakannya, suara tamparan basah ketika tubuh mereka bertabrakan menciptakan sensasi yang luar biasa.

Dorongan Tyler semakin cepat, cengkeramannya di pinggul Miranda semakin erat saat dia merasakan ketegangan yang familiar di kedua bola tangguhnya. Napasnya menjadi pendek, menandakan pelepasannya yang akan segera terjadi.

Cairan kenikmatan Miranda menetes jatuh diatas meja, Damien meneguk salivanya berkali-kali melihat pemandangan itu, tiba-tiba Tyler mencabut batang kejantanan miliknya, Miranda yang mengerti langsung memutar tubuhnya menghadap Tyler, memasukkan kepala kejantanan Tyler ke dalam mulutnya.

Erangan rintihan kuat terdengar dari mulut Tyler, bersamaan dengan itu cairan putih menghambur masuk ke mulut Miranda, Miranda memegang dan memberi sentuhan lembut ke batang kejantanan Tyler, menampung setiap semburan cairan kenikmatan yang di lesakkan Tyler ke dalam mulutnya.

Tyler menarik nafas panjang, tersenyum puas menatap wajah nakal Miranda yang mendongak menatap balik dirinya.

Beberapa tetes cairan putih meluber dari bibir Miranda. Namun raut wajah wanita cantik itu terlihat sangat bahagia, membuat segudang pertanyaan tiba-tiba muncul di benak Damien.

“Kenapa wanita itu malah terlihat bahagia? Bukankah Tyler baru saja memaksanya berhubungan badan?” batin Damien.

“Pak Tyler, sebentar lagi anda harus bertemu dengan Tuan Smith, bukankah hari ini anda sudah janji bertemu dengannya?” Tiba-tiba seorang wanita cantik mengenakan blouse putih dan rok pendek berwarna biru masuk ke dalam ruangan. Memberitahu jadwal Tyler hari ini.

“Terima kasih Anna,” jawab Tyler sembari menyerahkan beberapa lembar tisu kepada Miranda.

Tyler melompat turun dari meja, dia lalu menghampiri Anna yang terlihat biasa saja dengan pemandangan itu.

Tyler melingkarkan lengannya di pinggul Anna, dia lalu mencium bibir Anna dengan ganas.

Hal itu membuat Damien kembali tercengang, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi pikirnya.

Hal yang membuat Damien semakin heran, karena Anna bukannya marah, malah membalas ciuman Tyler. Sementara diatas meja, Miranda terlihat santai membersihkan bibirnya dengan tisu yang di berikan Tyler tadi.

“Astaga… bagaimana bisa ini terjadi?” batin Damien dengan gairah yang kembali meningkat.

***

15 menit setelah Damien menyaksikan pertempuran panas antara Tyler dan Miranda, Damien yang sudah kembali ke ruangan VIP, terlihat duduk di sofa dengan pandangan kosong, mencoba memproses kegilaanyang baru saja dia saksikan.

Pertanyaan bergejolak dalam benaknya, "Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana Tyler bisa sebegitu liar dan tanpa batas?" Damien mencoba mengingat masa kuliah mereka bersama, di mana Tyler memang dikenal sebagai seorang playboy, namun hal ini terasa berbeda.

Sejak masa kuliah, Tyler memang sering bergonta-ganti pasangan dan gemar berpesta. Namun, apa yang terjadi tadi melebihi segala bayangan yang pernah Damien miliki tentang sahabatnya itu. Hal yang dia saksikan tadi bukan lagi sekadar kenikmatan biasa tetapisebuah pertunjukan kegilaan tanpa batas dan melanggar semua norma.

Suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuyarkan lamunannya. Tyler masuk dengan santainya, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Senyuman nakal terukir di wajahnya, seakan merasakan ketidaknyamanan yang tengah menghantui Damien.

"Hey, Bro! Kenapa kamu seperti melihat hantu?" canda Tyler sambil duduk di sofa bersebelahan dengan Damien.

"Jadi… Menurutmu, bagaimana penampilanku tadi? Miranda memang pilihan yang baik, bukan?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel