Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Episode 1

Kring ......

Suara alarm terdengar terasa sangat nyaring pada pagi ini dan tak seperti pagi-pagi sebelumnya pagi ini terasa sangat dingin karena memang sejak dari semalam hujan tak henti-hentinya turun membasahi.

Tak lama seseorang terbangun seiring dengan nyaringnya suara alarm, akan tetapi bukan karena suara alarm yang membangunkannya melainkan cuaca dingin yang memang sangat menusuk ke seluruh tubuh. Dengan sedikit mengeluh dia mematikan alarm yang sedari tadi menyala dan kembali merebahkan badannya ke kasur sembari menarik selimut dan berniat untuk melanjutkan tidur nya di pagi itu.

Namun tak lama

"Evelyn !!! Cepat Bangun .... Ini sudah waktunya untuk sarapan ... "

Suara itu terdengar dari luar kamar dan sontak langsung membuat Evelyn beranjak dari tempat tidurnya. Dengan sedikit mengeluh Evelyn menjawab

"Iya Ma...."

Ternyata suara yang terasa lebih nyaring dari alarm itu berasal dari Mama nya Evelyn yang sedang ada di depan kamarnya Evelyn.

Evelyn pun mulai melangkahkan kakinya menjauh dari tempat tidurnya yang hangat dan empuk dan seakan-akan menggodanya untuk kembali membaringkan badannya kembali, namun apa yang mau dikata hari sudah dimulai dan Evelyn pun harus segera bersiap aktivitasnya .

Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di hadapan cermin besar, dia sedikit terkejut ketika melihat pantulan bayangan dari cermin itu. Terlihat bayangan itu memiliki rambut panjang yang bergelombang, sangat mengembang dan berantakan, lalu dengan cepat dia mengambil kacamata bulat kesayangannya untuk dipakai. Betapa terkejutnya saat dia melihat sosok bayangan itu, yang ternyata itu adalah pantulan dari bayangannya sendiri.

Dalam hati dia berkata, "Huuh.. Aku kira apaan, ternyata diriku sendiri.. hehehe... Seperti inikah penampilanku saat baru bangun tidur???"

Sambil sesekali memamerkan giginya yang memakai behel.

"Biiii.... Bi Niki...!!! Duh kemana sih, Bi Niki ??" Evelyn berteriak memanggil Bibi Niki.

Bibi Niki adalah pembantu sekaligus orang yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan Evelyn. Dia sudah mengurus Evelyn bertahun tahun, bahkan Bibi Niki sudah mulai mengurus Evelyn sejak Evelyn berumur 1 tahun.

"Bi Niki....!!" Terdengar Evelyn kembali memanggil namun kali ini dengan suara yang sedikit lebih keras.

Dan raut wajahnya sedikit demi sedikit berubah menjadi sedikit cemberut ketika Bibi Niki tetap tak kunjung datang.

Kesal menunggu akhirnya Evelyn memilih untuk melangkah keluar untuk mencari Bibi Niki. Setelah menuruni anak tangga dan tak lama melangkah Evelyn sudah sampai di ruang makan. Dan menemukan orang yang sedari tadi dia panggil panggil.

"Bi Niki.. Dipanggilin juga, gak nongol-nongol."

Bibi Niki pun menjawab.

"Oh.. Maaf non, enggak kedengeran tadi. Bi Niki lagi siapin sarapan soalnya." Memang Bibi Niki terlihat sedang sibuk menyiapkan makan untuk sarapan.

"Ada apa sih kamu pagi-pagi udah rempong?? Ada apa ?? "

Tanya Mama nya Evelyn sambil berjalan menghampiri mereka berdua.

"Ini Ma, Bi Niki belom kepangin rambut Evelyn." Jawab Evelyn.

"Kamu masalah rambut aja masih nyari nyari Bi Niki, belajar kepang sendiri lah kan rambut rambut kamu. Nanti kalo Bi Niki lagi gak ada, kamu mau gimana? Mau udah aja itu rambut berantakan kayak singa begitu ?? " Mama nya Evelyn berkata sambil sedikit mengejek Evelyn.

"Yah enggak mau lah, Ma.. " Saut Evelyn.

"Ya sudah, Bi tolong urusin tuh rambut singa kepang biar rapi..!! " Kata Mama nya Evelyn.

Namun dengan cepat Evelyn menjawab.

"Gak mau dikepang ah, Ma.. Bagusan juga digerai. Bener enggak, Bi??" Ujar Evelyn dengan sedikit tersenyum dan sambil melirik ke arah Bibi Niki.

"Iya.. Lebih bagus digerai aja yah, non.." Bibi Niki pun menjawab sambil tersenyum.

"Bibi jangan ikut-ikut dia! Udah pokoknya kepang rambut kamu !! " Mama nya Evelyn berkata dengan nada sedikit tegas.

"I-iya.. Nyonya. " Bibi Niki pun mengiyakan perintah dari Mama nya Evelyn dan Evelyn pun hanya bisa diam dan pasrah.

Tak lama rambut Evelyn pun selesai dikepang oleh Bibi Niki dan segera Evelyn pun menghampiri meja makan untuk memulai serapan paginya. Terlihat Mama Evelyn pun sudah sedari tadi duduk menunggu kedatangan Evelyn untuk sarapan bersama.

Pagi itu Evelyn menyantap makanan yang sudah disediakan oleh Bibi Niki, sembari berbincang bincang dengan Mama nya.

"Evelyn, hari ini guru kamu gak bakal kesini. Soalnya mama dapet kabar kalo dia lagi sakit. Jadi hari ini kamu belajar sendiri dulu aja yah !! " Ujar Mama Evelyn.

"Sakit ?? Sakit apa Ma?" Tanya Evelyn.

"Mama kurang tau, yang pasti kamu hari ini belajar yang sungguh-sungguh walaupun harus berjalan sendiri !!" Mama nya Evelyn menjelaskan.

" Okee Ma.. " Balas Evelyn singkat.

Masih di pagi yang sama, tepatnya di Sekolah Harapan 1, sekolah yang termasuk salah satu Sekolah Terfavorit di kota ini. Terlihat para siswa berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah tersebut. Hujan yang dari semalam mengguyur seluruh kota seakan tidak berpengaruh kepada semangat para siswa tersebut untuk mencari ilmu demi masa depan mereka.

Terlihat di parkiran sekolah, dua orang siswa keluar dari dalam mobil. Dua orang itu adalah Adam dan Laura.

"Ah.. Sial.. Baru cuci mobil kemarin." Gerutu Adam sambil memperhatikan mobilnya yang terlihat kotor karena cipratan air hujan.

"Ya mau gimana lagi.. Namanya juga Bogor, kota hujan." Timpal Laura.

"Ya tapi lihat deh mobil gua! Hujan lagi, hujan lagi, mending panas deh gua mah." Adam kembali bergerutu.

"Mending hujan lah, adem gak panas, kulit gua tetep putih kinclong, aman terlindungi dari sengatan matahari.." Laura berkata dengan sedikit tersenyum.

Adam pun menimpalinya hanya dengan senyuman. Tak lama terlihat dua orang yang menggunakan sebuah moge berwarna emas. Mereka berdua adalah Maxim dan Kelly, teman satu kelas Adam dan Laura.

"Aduh... Basah lagi.." Kelly kesal sembari memegang seragamnya yang basah.

Adam dan Laura yang sedari tadi melihat mereka berdua hanya bisa tersenyum dan saling melirik satu sama lain.

"Tuh kan.. Mending juga panas daripada hujan." Celetuk Adam kembali melanjutkan perdebatan mereka berdua yang tadi.

"Mending hujan lah.. Kan so sweet kalo kehujanan berdua gitu."  Ucap Laura sambil sedikit menggoda Adam.

Pandangan mereka pun saling beradu dan saling menatap satu sama lain. Tak lama Adam pun tertawa dan entah apa yang membuatnya tertawa. Belum selesai dengan tawaannya, Maxim menghampiri sambil bertanya

"Lo berdua lagi ngomongin apa sih?"

"Mau tau aja lo.." Jawab Adam sambil melangkah pergi meninggalkan Maxim dan diikuti Laura yang juga melangkah pergi bersama Adam.

"Dih.. Sial .." Ucap Maxim sembari memasang wajah kesal.

"Mending enggak dua duanya deh." Terdengar suara Adam yang kembali berdebat dengan Laura di sepanjang koridor sekolah.

"Ih gak bisa gitu! Pilih lah salah satu!" Ucap Laura.

"Gak mau.." Timpal Adam singkat.

"Hayoo lah..!!" Bujuk Laura sembari merangkul tangan Adam. Tak jelas memang apa yang sedang mereka perdebatkan.

Maxim dan Kelly yang sedari tadi berjalan di belakang mereka berdua hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka berdua.

"Tanggung jawab nih! Basah.." Terlihat Kelly mencoba memulai topik pembicaraan dengan Maxim.

"Siapa suruh tadi gak mau neduh?" Jawab Maxim.

"Kalo kita neduh nanti yang ada telat. Emangnya mau telat ??" Jelas Kelly.

"Ya gak apa apa lah, daripada basah gini kan?" Jawab Maxim dengan sedikit nada bertanya.

"Iya sih, cuman kamu juga kenapa gak sedia jas hujan?"

"Oh.. Jadi kamu nyalahin aku nih ?? "

"Enggak.. Cuman ya.. Ya udah gak apa apa deh basah juga, yang penting gak telat.. hehehe.." Ucapnya sambil tersenyum.

"Dasar murid teladan .. " Timpal Maxim sambil mencubit pelan pipi Kelly dan tersenyum gemas melihat tingkah Kelly yang menurutnya sangat imut. Mereka berdua pun tertawa bersama dan saling merangkul tangan sembari berjalan ke kelas mereka.

Sementara itu, Evelyn yang sedang belajar di dalam kamarnya tiba-tiba melirik ke arah jendela dan memperhatikan tetesan air hujan yang masih terus turun dengan cukup deras. Seketika pandangannya beralih kepada vas bunga mawar yang berada di tepian jendela kamarnya dan memegang bunga itu sambil tersenyum.

Kembali lagi ke sekolah, tepatnya di bagian taman, ternyata kedatangan Adam, Maxim, Laura dan Kelly menyita perhatian para siswa dan siswi yang lain. Memang mereka berempat adalah siswa siswi terpopuler di sekolahan itu selain ditopang dengan harta, wajah mereka pun bisa dibilang menjadi yang tertampan dan tercantik di seluruh Sekolah Harapan 1. Ditambah dengan status mereka yang merupakan anak dari para pengusaha besar dan ternama, jadi tak heran jika mereka menjadi siswa siswi yang paling populer dan berkuasa di sekolah tersebut.

"Wow..." Ucap dua orang siswi perempuan yang terpesona melihat kedatangan mereka, terutama mereka terpesona melihat Adam yang memang memiliki wajah yang terbilang super tampan

Adam menanggapinya dengan sikap yang dingin dan cuek sambil terus menatap ke arah depan. Di sisi lain Laura menatap dengan pandangan yang cukup menyeramkan ke arah dua siswi tersebut, yang membuat kedua siswi tersebut menjadi gugup dan sedikit ketakutan. Di belakang Adam dan Laura, terlihat Maxim yang sedang sibuk mengibaskan rambutnya yang basah karena kehujanan.

"Wow.. So hot .. " Dua siswi tersebut kembali terpesona ketika melihat Maxim yang begitu menggoda.

Merespon kata kata tersebut, Maxim pun memonyongkan bibirnya isyarat cium, membuat mereka melayang bahagia. Melihat hal itu, Kelly pun menjadi kesal lantas langsung memukul pundak Maxim dengan cukup keras.

"Auww... Sayang, sakit.." Keluh Maxim sambil memegangi pundaknya.

"Makanya jangan genit .. !! " Timpal Kelly dengan nada sedikit mengancam.

Dua siswi tersebut lantas tertawa melihat kejadian itu. Lalu seorang siswa yang melihat mereka berdua tertawa merasa heran dan bertanya

"Kalian ketawa kenapa? Terus mereka itu siapa? Sepertinya mereka jadi pusat perhatian di sekolah ini." Sambil menunjuk ke arah kelompok Adam yang sedang berjalan dan dikelilingi siswa siswi yang lain.

Mereka berdua lantas langsung memperhatikan siswa tersebut dari ujung kaki sampai ujung kepala. Mereka berdua heran karena merasa asing dengan siswa tersebut yang berpenampilan khas seperti kutu buku komplit dengan kacamata tebal, gigi yang memakai behel dan rambut yang disisir klimis ke belakang. Mereka berdua lantas merasa ilfeel dengan penampilan siswa tersebut dan mereka pun mulai bertanya

"Anak baru yah?" Tanya salah satu siswa perempuan tersebut.

"Iya.." Siswa tersebut tersenyum sambil menunjukkan giginya yang memakai behel itu.

Mereka pun lantas menjawab sembari menjelaskan dengan perasaan yang sedikit malas.

Bersambung..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel