Bab 5
Benar berita mengenai dirinya dan juga Dewa sudah menyebar luas. Ayahnya sedari tadi menghubungi Maika namun Wanita itu abaikan hingga hari menjelang sore.
Maika merasakan efek skandalnya dengan Dewa sangat luar biasa. Kolom komentar sosial medianya banyak berisi pujian hingga doa-doa agar diberikan kelancaran untuk pernikahan mereka.
Rencana Dewa malam ini adalah membawa Maika menemui keluarga besar Harlan. Sebenarnya Maika tak masalah, namun rasa was-was selalu menghantui dirinya. Banyak sekali di benak Maika hal-hal buruk yang terbanyangkan.
Dewa sudah mengirimkan sebuah drees yang dinilai cukup sopan untuk menemui keluarga besar mereka. Maika meminta bantuan Selly untuk memoles wajahnya, Wanita itu sedikit malas jika berdandan sendiri karena cukup memakan waktu.
Maika cukup menawan dengan mengenakan dress berwarna mocca dengan potongan leher silang. Dress tersebut tampak Anggun dengan perpaduan make up Maika yang terlihat natural dan rambut Maika yang dibiarkan terurai Panjang.
Pukul 7 malam mobil Dewa sudah berhenti di depan rumah Maika. Dengan Anggun Maika menghampiri Dewa. Didalam mobil itu tidak hanya Dewa sendiri, ia ditemani sosok lelaki yang juga mengenakana kemeja dan jas hitam.
“dia Hans, asisten saya” tanpa menunggu Maika bertanya, Dewa lebih dulu memperkenalkan Hans kepada Maika.
“Maika Mas” mendengar Maika yang memanggil Hans dengan sebutan Mas membuat Dewa menatap Perempuan disampingnya dengan pandangan tak suka.
Mobil yang ditumpangi mereka membelah kepadatan Jakarta di malam hari.
“apa?” tanya Maika saat dirinya di tatap penuh selidik oleh Dewa
“kamu manggil Hans dengan embel-embel Mas” perkataan Dewa membuat Maika tersenyum.
“kenapa? Kamu iri mau di panggil Mas juga?” anggukan Dewa membuat senyum Maika luntur.
“hm” jawaban Maika sedikit melegakan Dewa.
Kini keduanya sudah sampai di kediaman Harlan. Dewa memberitahu sedikit mengenai keluarganya kepada Maika jaga-jaga sika papa yang harus diambil Maika.
“Mama sedikit keras dan kolot, Papa open minded, Oma sedikit juga open minded sisanya kelaurga Om Harlan yang akan masa bodo” kata Dewa membuat Maika menganggukkan kepalanya.
Dewa menggenggam tangan Maika untuk memasuki rumah keluarga Harlan. Mereka disambut beberapa maid berseragam hitam dan juga beberapa bodyguard. Maika tak tau bahwa Sadewa termasuk politikus yang cukup kaya.
“Dewa siapa yang kamu bawa” sapa seorang Wanita yang duduk di kursi roda.
“hai Oma, ini Maika pacar Dewa” perkataan Dewa membuat Perempuan yang sedang menyiapkan makan terkejut tiba-tiba.
“ulangi lagi Mas Dewa” sepertinya ini adalah Ibu Dewa yang tadi dijelaskan oleh Dewa saat di depan.
“dia Maika pacarku Ma” Dewa berjalan menghampiri sang Ibu.
“wah akhirnya bujang papa udah bisa bawa cewe ke rumah sekarang” seorang lelaki berjalan dengan gagahnya menuju ruang makan dengan di temani Om Yoseph.
“apasih Pa!” Oma yang melihat menantunya akan bertindak segera menyuruh mereka untuk makan terlebih dahulu.
“Tya ada tamu, ajak makan jangan bertengkar” perkataan Oma membuat semua yang disana bergegas duduk.
Ternyata Om Yoseph datang sendirian tanpa anak dan istrinya.
“jadi kalian sudah memutuskan menikah tanggal berapa?” tanya ayah dari Dewa.
“dua minggu lagi Pa” jawab Dewa membuat Tya sang Ibu menatap nyalang.
Mereka kemudian menyelesakan makan malam. Yoseph dan Rizal ayah Dewa menuju ke taman belakang karena mereka akan membahas beberapa hal. Sedangkan Dewa mengantarkan sang Oma untuk beristirahat di kamarnya. Di ruang makan hanya menyisakan Maika dengan Tya saja.
“ikuti saya, ada yang ingin saya bicarakan. Pelayan tolong siapkan ruang baca dan sediakan teh khas Harlan” Mama Dewa memberikan instruksi kepada pelayan.
Maika sedikit curiga saat Wanita di hadapannya ini mengajak dirinya untuk mengobrol berdua. Akankah Maika mendengar hinaan atau kalimat pengusiran atau kalimat yang tak merestui dirinya.
Memasuki ruang baca, Maika cukup terpukau dengan desain yang ada. Banyak sekali lukisan yang terpanjang indah di sekeliling ruangan. Tya memilih duduk di kursi single besar kemudian Maika duduk dihadapan Tya.
“apa yang kau berikan kepada anak lelakiku?” pertanyaan ini membuka obrolan mereka.
“apa yang tak bisa anda berikan” jawaban Maika membuat Tya tercekat. Berani sekali Perempuan muda ini dengannya.
“jaga bicaramu, kau disini untuk meminta restuku” kata Tya sambil menyesap teh di gelasnya.
“jika kau tak merestui juga tak masalah” mendengae jawaban Wanita di depannya sedikit membuat Tya mengepalkan tangannya.
“artis kontroversial sepertimu akan selalu menjadi hantu keluarga Harlan” kata Tya menatap sebelah mata beberapa skandal yang pernah Maika buat.
“jika anda tidak merestui saya dengan Dewa, jangan salahkan say ajika surat perceraian akan anda terima dalam kurun waktu tiga bulan” Tya berdiri ingin menampar wajah Wanita di hadapannya yang begitu lancing memberikan dirinya sebuah ancaman.
“berikan saya restu wahai mama mertua” kata Maika dengan sikap lembut membuat Tya duduk Kembali.
“memang dewa yang pendiam cocok dengan Wanita kontroversi sepertimu. Habiskan teh mu dan aku akan memberimu restu” keduanya kemudian sama-sama menyesap teh di cangkir mereka.
Dewa yang telah selesai mengantar Omanya Kembali lagi menuju ruang makan namun tak menemukan Maika menjadi sedikit panik apalagi setelah ia bertanya bahwa Maika sedang di bawa oleh Ibunya menuju ruang baca. Dewa takut seorang Maika membuat kekacauan dengan Ibunya. Lelaki itu segera bergegas menuju ruang baca. Belum sempat ia membuka pintunya, dari dalam pintu sudah menampilkan wajah Maika dengan senyum yang mengembang.
Dewa memeriksa seluruh tubuh Maika, memutar tubuh Maika membuat Tya yang masih di dalam menatap Dewa dengan pandangan bertanya, “ngapain kamu Mas?”
“Mama ngga main tangan sama Maika kan?” tanya Dewa membuat Maika tak bisa menahan senyumnya.
“menurut Mas aja” bukannya jawaban malah membuat Dewa menatap Maika dengan pandangan bertanya.
“sebelum Mama kamu mukul aku, pasti udah aku pukul duluan. Tenang mama kamu Cuma ngobrol kok” kata Maika membuat Dewa menghela napasnya.
“bye mama mertua” Maika berbalik untuk menyapa Tya sebelum menarik Dewa Kembali pulang.
