Bab 2
Untuk beberapa bulan ke depan sosok lelaki bertubuh tegap Bernama Sadewa Harlan akan mengalami kesibukan yang sangat Panjang. Saat ini saja dirinya menjabat sebagai Walikota Tanggerang Selatan sudah membuat dirinya sibuk apalagi kedepannya.
Sosok Dewa ini tak pernah cukup puas, dirinya saat ini akan mencalonkan dirinya menjadi seorang DPR RI. Menurutnya sudah cukup ia menjadi lembaga eksekutif, dirinya akan mencoba menjadi bagian dari badan legislatif.
Saat ini dirinya sedang berada di kantor untuk mengurus pengunduran dirinya sebagai walikota Tanggerang Selatan. Banyak sekali rakyat yang kagum di era kepemimpinannya dan menyanyangkan sosok Dewa yang mengundurkan diri.
Orang tau Dewa sendiri sebenarnya menyanyangkan mengapa sang anak memilih terjun ke dunia politik. Menurut mereka dunia politik adalah dunia terganas yang bisa membuat siapa saja tenggelam dalam sekejap jika mereka salah mengambil Langkah.
“Pak Dewa berikut syarat-syarat pengunduran dirinya silahkan di baca Kembali” Dewa segera menerima surat itu. Memang sulit baginya untuk meninggalkan kursi yang sudah 4 tahun ini bersamanya.
“silahkan keluar, sebentar lagi tolong panggilkan Hans untuk mengantar saya” kata Dewa
Mengingat jika calon legislative harus mendaftarkan diri ke sebuah partai politik, Dewa harus datang ke kantor partai politik setelah ini. dirinya tergabung dalam Partai Gerigi Indonesia. Pemilik partai tersebut adalah Pamannya Yoseph Harlan yang lebih dulu berkecimpung di dunia politik.
Awalnya Yoseph ingin mempromosikan Dewa menjadi soerang Menteri, namun Dewa lebih dulu menolaknya. Fokusnya untuk saat ini adalah menjadi badan legislatif.
Setelah menandatangani surat pengunduran diri dan menyerahkan pada ruang administrasi kantor, Dewa bersama Hans Kusuma yakni asistennya berjalan menuju kantor pamannya.
Disana dirinya disambut begitu baik oleh pamannya. Seolah jalannya di permudah, Dewa sudah resmi bergabung dengan partai milik pamannya dan siap menjadi calon anggota DPR RI.
“Dewa, om Cuma bisa bantu sampai sini. Untuk kampaye kitab isa bersama-sama apalagi partai om juga mencalonkan capres” benar memang aksi panggung saat ini perlu di perhatikan. Bagi Dewa, sang walikota yang memiliki jejak baik tentu berkampanye dengan mendukung pasangan capres partainya adalah salah satu cara memikat rakyat agar memilih dirinya.
“iya Om” jawab Dewa sopan
“mulai minggu depan kamu sudah bisa berkampanye. Ingate tika berkampanye” Yoseph begitu menyanyangi Dewa sebab keturunan Harlan yang mau menginjak dunia politik hanya dirinya dan Dewa. Bahkan anak-anak Yoseph memilih menjadi seorang dosen hukum ketimbang terjun pada dunia politik.
“oh iya Dewa, partai Om akan menggandeng salah satu artis untuk menarik simpatisan rakyat. Walaupun terkenal sedikit kontroversial namun Namanya tak bisa diragukan lagi” kata Yoseph membuat Dewa hanya mengangguk. Sungguh Dewa tak begitu mempedulikan artis atau selebriti mana yang akan digandeng partai milik pamannya ini.
“dewa pamit Kembali ke kantor untuk ngurus beberapa hal sebelum benar-benar mundur” kata Dewa bergerak pergi dari kantor.
Di mobil Hans senantiasa menunggu atasannya ini. meskipun Dewa bekerja di pemerintahan, sosok Hans juga diajak masuk menjadi seorang asistennya. Hal ini cukup mempermudah dirinya selama bekerja. Karena dirinya mundur, pekerjaannya akan diambil alih oleh pejabat pembantu sementara sebelum diadakannya pilihan kepala daerah.
Disisi lain seorang Perempuan cantik tampak sedang menunjukkan keahliannya memainkan peran. Maika saat ini sudah Kembali ke Jakarta untuk pengambilan gambar dan juga video kampanye. Syuting berjalan cukup singkat karena Maika dapat mengerti arahan sutradara begitu cepat. Tak hanya dirinya, banyak sekali artis yang ikut terjun meramaikan kampanye salah satu partai.
“cut” teriakan itu akhirnya Maika dengar. Saatnya perempauan berambut cokelat Panjang itu untuk Kembali ke rumahnya.
“okey nice Mai, kerjaan hari ini beres silahkan istirahat gue mau kencan sama berondong dulu” Selly berlalu dan menutup pintu mobil Maika.
Karena sudah sore, Maika memilih untuk menjalankan mobilnya menuju sebuah club yang cukup terkenal. Memang terlalu pagi untuk dirinya menuju club. Maika langsung menuju meja bartender dan memesan segelas wine untuk dirinya.
Setelah pulang berlibur, jadwal tidur Maika sedikit berantakan. Jelas penyebabnya adalah sang Ayah yang tiba-tiba ikut campur mengenai dirinya. Tamparan di pipinya sangat membuat Maika semakin membenci ayahnya.
“selalu membangkang, menjadi jalang dari iparmu sendiri membuat ayah malu Mai”
Plakk….
“tingkahmu persis seperti jalang”
Kalimat itu terngiang dikepala Maika hingga saat ini. ia sangat membenci ayahnya yang dengan begitu percaya omong kosong istri barunya dan anak tirinya di banding dirinya yang anak kandung.
Tak terasa hampir jam sepuluh Maika berada di sebuah club. Semakin malam semakin banyak orang yang hadir. Karena tak ingin ia menjadi pusat perhatian saat sedang kacau, Maika memutuskan untuk meninggalkan club.
“jangan sampai kedatanganku bocor” kata Maika sambio meninggalkan 5 lembar uang seratus ribus di meja bartender.
Dengan langka sedikit sempoyongan Maika berjalan menuju mobilnya yang berada di area basement club. Harunya ia bisa dengan mudah menemukan mobilnya karena ia memakirkannya tak terlalu jauh dari tempat lift berada.
Pencahayaan yang kurang membuat Maika menabrak dada seseorang. Sosok lelaki dengan aroma woody dan juga kaos polo menambah kesan rapi yang Maika tangkap.
“berhati-hatilah nona” kata lelaki itu seraya menatap Maika yang Nampak kacau
Sejenak Maika terpaku pada bibir tipis lelaki di hadapannya. Selain bibir tipis Maika juga melihat rahang tegas itu begitu mengoda untuk Wanita itu geryangi.
Entah setan apa yang merasuki sosok Maika hingga berani menarik tengkuk lelaki di hadapannya dan menempelkan bibirnya.
“eughhh…” lumatan itu jelas hanya Maika saja karena sang lelaki hanya diam terkejut dengan aksi Wanita di hadapannya.
“Waahhh itu kan Maikaaa!!!” teriakan itu menyadarkan Maika dan menarik bibirnya dengan cepat. Ia melihat ada beberapa orang yang akan berlari menuju dirinya.
Sosok lelaki itu juga sama terkejutnya apalagi setelah itu ia mendengarkan Namanya juga ikut terpanggil saat ia bersitatap dengan salah satu dari mereka yang membawa ponsel.
“Hahh!! Sama pak Dewa!!” Dewa yang panik langsung menggeret Perempuan di hadapannya ini menuju mobilnya dan meninggalkan parkiran.
di dalam mobil hanya ada keheningan. Mereka adalah dua orang yang tidak saling mengenal kemudian dengan beraninya Maika mencium lelaki itu dan sekarang mereka berdua harus terjebak dalam keadaan yang membingungkan.
