Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Dia mengangkat ujung gaun pengantinnya yang berhiaskan renda. Pada saat berikutnya, dia dengan sengaja membungkukkan tubuhnya ke depan.

"Jumlah penonton masih belum banyak. Kalau sudah sampai seratus ribu orang, aku akan memberikan berita besar kepada kalian semua."

Bagian dada gaun pengantin itu memiliki potongan yang cukup dalam. Tangan Lydia diletakkan di bagian tengahnya, bergerak pelan ke atas dan ke bawah.

Wajah Lydia terlihat berseri, yang langsung menarik banyak perhatian.

Aku melihat hanya ada beberapa ratus orang yang menyaksikan siaran langsungnya dan merasa sedikit bosan.

Kebetulan mobil yang kutumpangi tiba di kampus. Aku keluar dari mobil dan mematikan ponselku.

Acara kelulusan akan segera dimulai dan aku sudah tidak punya banyak waktu.

Meskipun ada keterbatasan waktu, aku masih menyempatkan diri untuk berganti pakaian seragam sarjana.

Duduk di barisan terakhir di tempat acara, aku menyalakan ponsel untuk sekali lagi. Saat ini, aku mendapati bahwa siaran langsung Lydia sudah berubah drastis.

Kolom komentar yang semula sangat sepi, sekarang sudah dipenuhi banyak komentar. Hal ini membuat ekspresi Lydia makin bersemangat.

"Ya! Dia mengirim pesan kepada suamiku pada hari pernikahan kami. Suamiku bahkan memanggilnya cinta!"

"Aku tidak menyangka kalau wanita penggoda zaman sekarang makin nekat, bahkan sampai berani membuat masalah di hari pernikahanku."

"Bahkan waktu dan tempat pernikahanku pun diatur sesuai dengan keinginannya."

Komentar-komentar terus bermunculan dan aku melihat sekilas beberapa di antaranya. Mereka menghina ayah dan wanita yang diduga sebagai selingkuhannya.

Ini membuatku sedikit cemas.

Meskipun aku sangat tidak menyukai ibu tiriku ini, aku juga tidak ingin reputasi ayah rusak.

Menurut pendapatku, ayah adalah orang yang keras kepala. Begitu sudah memutuskan sesuatu, dia akan sulit untuk berubah pikiran, seperti yang dia lakukan pada ibuku.

Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa selingkuh dari istrinya?

Untuk menjernihkan kesalahpahaman ini, aku mencoba menjelaskannya di kolom komentar, tetapi tidak ada yang peduli. Komentarku dengan cepat tertutup oleh komentar yang lainnya.

"Dulu, aku masih bisa menahannya. Tapi, pada hari pernikahanku pun dia masih menggoda suamiku, bahkan dia mengatakan ingin bertemu dengan suamiku."

"Dia juga mengirimiku pesan. Katanya, dengan satu kata darinya, dia bisa membatalkan pernikahan yang sudah aku nantikan sejak lama. Dia juga bilang kalau aku bukan orang paling penting di hati suamiku."

"Katanya dia masih mahasiswa, muda dan cantik. Sementara aku sudah tua dan tidak sebaik dirinya."

Lydia menangis sedih di depan kamera, sesekali perkataannya tersendat.

Penampilannya saat ini sangat berbeda dengan penampilannya yang begitu menggoda barusan.

Mendengar penuturannya, aku merasa sedikit tidak nyaman.

Karena barusan, aku mengirim foto kepada ayah dan mengatakan kalau aku merindukannya.

Namun, orang yang dimaksud Lydia seharusnya bukan aku.

Untuk mengatasi kesalahpahaman ini sesegera mungkin, aku menghubungi nomor telepon ayah dengan agak cemas.

Aku menunggu cukup lama, tetapi telepon ayah sedang berada dalam panggilan lain.

Lydia masih menangis tanpa henti dan terlihat sangat menyedihkan.

"Dia juga mengancamku, dia...."

Saat mengatakan ini, dia langsung menutup mulutnya dan menangis.

Riasan di wajahnya sudah sedikit luntur karena menangis berulang kali. Sekarang, dia terlihat lebih menyedihkan.

Meskipun dia tidak mengatakan semuanya, para penonton bisa membayangkan seperti apa alur cerita lengkapnya. Saat ini, benak mereka sudah dipenuhi oleh amarah.

"Kenapa ada orang seperti itu? Dia akan dikutuk karena mengganggu pernikahan orang lain."

"Seperti apa penampilan mahasiswa itu? Aku akan memberinya pelajaran."

"Kak, jangan sedih. Menurutku, kamu jauh lebih baik dari mahasiswa itu."

"Aku malas berkomentar tentang mahasiswa zaman sekarang."

Penonton makin banyak dan Lydia pun makin emosional.

Dia menyatakan bahwa dia akan segera menemui mahasiswa itu dan mendapatkan kembali apa yang jadi miliknya.

Untuk mendapatkan lebih banyak perhatian di dunia nyata, dia langsung melepas baju luar gaun pengantinnya, lalu melangkah keluar dengan anggun.

Siapa sebenarnya selingkuhannya itu?

Aku sedikit bingung, aku juga tidak bisa menghubungi ayah. Jadi, aku hanya bisa duduk di depan dan menunggu kabar.

Di belakang tiba-tiba terdengar suara pintu didobrak dengan keras dan aku pun menoleh. Belum sempat melihat siapa orang itu, bajuku sudah ditarik dengan kuat.

Melihat wajah yang mirip denganku, aku sedikit bingung.

"Ib...."

Aku belum sempat menyelesaikan perkataanku, Lydia sudah menyela terlebih dulu.

Dia mengulurkan tangan dan menarik bajuku dengan keras, lalu mendorongku dengan wajah cemberut.

"Siapa yang menyuruhmu merayu suamiku! Aku ingin nama baikmu hancur!"

"Braak!"

Kancing baju berserakan di lantai, lalu aku merasakan hawa dingin menerpa dadaku.

Seakan ada sesuatu yang pecah dan jatuh berhamburan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel