Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Jangan Ribut Lagi, Kita Bercerai Saja

Malam hari.

Theresa Kurnia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Dia merasa ada seseorang yang berbaring menekan tubuhnya, membuat dia hampir kehabisan napas.

Di sisi telinganya terdengar suara napas yang berat dan terburu-buru.

Kemudian, bagian bawah tubuhnya terasa sangat menyakitkan seperti tertusuk.

Setelah menyadari apa yang sedang terjadi, Theresa dengan panik membuka matanya, dia pun menyadari bahwa orang yang menekan tubuhnya adalah bayangan tubuh seorang pria.

"Raymond, apakah... itu kamu?"

Kemudian orang itu mengeluarkan suara "Hmm" dari dalam tenggorokannya, aroma alkohol yang berada pada tubuh pria itu sangat kental, kemudian pria itu juga terus-menerus melakukan serangan padanya, kemudian pria itu tidak mengeluarkan suara lagi.

Mendengar suara yang familiar, Theresa pun langsung merasa lega, mengikuti gerakan dari tubuh pria itu, Theresa pun perlahan-lahan membiasakan dirinya terhadap gerakan tersebut, tanpa sadar sebuah suara mendesah yang sangat memikat pun keluar dari dalam mulutnya.

Serangan yang berasal dari tubuh pria pun semakin cepat, dia menggertakkan gigi menahan sakit, lalu seluruh tubuhnya juga tenggelam ke dalam aura yang penuh keintiman ini, tubuhnya seperti sedang melayang di atas langit.

Menikah 3 tahun, Raymond Basiroen akhirnya bersedia menyentuh tubuhnya!

Karena dia adalah istri yang dipaksakan oleh Tuan Besar kepadanya, maka beberapa tahun ini Raymond tidak pernah mengakui keberadaannya.

Kali ini, tidak tahu karena alasan apa, pria ini pun bersedia memasuki kamarnya.

Dia sangat senang sekali!

Setelah 2 jam berlalu, Raymond mengeluarkan suara mendeham yang berat kemudian dengan lemas berbaring di atas tubuhnya, sinar rembulan dari luar jendela juga menyinari tubuhnya yang sempurna.

Theresa mendengar suara detak jantungnya yang cepat, sangat nyata, tetapi juga seperti sebuah mimpi.

Kalau ini benar-benar adalah mimpi, maka dia pun berharap untuk tidak terbangun lagi.

Dia merangkul lehernya, seperti sudah tenggelam di dalam keadaan ini, berkata dengan suara mendesah setelah 'olahraga’, "Raymond... Raymond, aku benar-benar sangat..."

"Sangat mencintaimu" sebelum dia sempat mengucapkan perkataan ini, dia pun sudah mendengar pria itu bergumam dengan suara rendah.

"Carol..."

Dalam seketika, seluruh tubuh Theresa pun membeku.

Hatinya seperti ditusuk-tusuk oleh pisau, aliran darah pada seluruh tubuhnya juga terhenti.

Carol adalah nama panggilan Caroline Sutiono, dia adalah cinta pertama yang selalu berada di dalam hati Raymond, karena penolakan dari Tuan Besar, beberapa tahun ini wanita itu menetap di luar negeri.

Tetapi kemarin, Caroline sudah kembali ke kota ini lagi.

Dan dia pun mengirim pesan menantang kepadanya.

"Theresa, aku sudah kembali, kamu sudah tidak memiliki posisi di Keluarga Basiroen lagi!"

"Aku dan Ray sudah berkenalan dan dekat dari kecil, apakah kamu mengira hanya dalam beberapa tahun ini, kamu sudah bisa menggantikanku?! Pergilah, pulanglah ke panti asuhanmu, tempat itulah yang seharusnya kamu tempati."

"Kamu tidak tahu betapa cintanya Ray padaku, walaupun saat ini dia sedang berbaring di ranjangmu, tetapi dia pasti akan tetap memanggil namaku dan kamu hanya cocok sebagai tubuh penggantiku, Theresa, perasaan seperti ini pasti sangat menyakitkan bukan?"

Tubuh pengganti?

Dia adalah cucu menantu yang disukai oleh Tuan Besar, dia adalah Nyonya Basiroen yang resmi, dia adalah Theresa! Dia bukanlah tubuh pengganti siapapun!

Di sisi telinganya, Raymond masih tetap memanggil, "Carol, Carol..."

Pesan yang dikirim oleh wanita itu juga terus-menerus berputar di dalam otaknya, dirinya yang sama sekali tidak dipandang oleh orang lain juga terlihat begitu bodoh!

Air matanya tiba-tiba mengalir keluar tanpa henti, Theresa menggenggam erat tangannya, menahan tubuhnya agar tidak bergetar.

Beberapa tahun ini, dia bersikap dengan sangat hati-hati, berpura-pura patuh dan penurut, dia mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengarahkan seluruh fokusnya kepada posisinya sebagai istri dari Raymond.

Mertua dan adik iparnya selalu menganggap asal-usulnya sangat rendah, mereka selalu tidak menyukainya karena dia tidak berasal dari keluarga berada, mereka selalu mencari kesempatan untuk menyulitkannya dan mempermalukannya, tetapi dia tidak ingin membuat susah Raymond jadi dia pun selalu menahan diri dan bersabar menghadapi semua hinaan mereka.

Demi mendapatkan cinta Raymond, apakah dia masih tidak cukup merendahkan dirinya?

Apakah harga dirinya yang masih tersisa juga harus diinjak-injak dengan kejam oleh Raymond!

Malam ini terasa sangat panjang.

Mata Theresa tidak tertutup, semalaman ini dia tidak tertidur.

...

Pagi hari kedua, Raymond juga dibangunkan oleh sinar matahari yang sangat menusuk dari luar jendela.

Dia mengurut-urut alisnya, sewaktu membuka mata dia pun melihat Theresa sedang duduk di depan meja rias dan membelakanginya.

Kejadian memalukan semalam juga tiba-tiba muncul di dalam kepalanya, setelah menyadari apa yang telah terjadi, alisnya berkerut parah, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura dingin.

Walaupun Theresa membelakanginya, tetapi dia bisa dengan jelas merasakan aura dingin yang berasal dari tubuh pria itu.

Dia dengan tak peduli mengusapkan krim pelembap ke wajahnya, tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik dengan erat, lalu tubuhnya pun terangkat berdiri.

Krim pelembap yang sedang dipegangnya juga terjatuh ke lantai, kotak yang terbuat dari kaca pun terpecah belah, krim berwarna putih pun jatuh bersebaran di lantai.

Sewaktu Theresa mengangkat kepala dan melotot dengan penuh amarah kepada pria itu, mata pria itu malah mengeluarkan pandangan yang marah dan penuh kebencian terhadapnya, seketika hatinya pun tanpa sadar bergetar sesaat.

"Apakah kamu mengira dengan memberi obat kepadaku dan membuatku menyentuhmu, kamu juga bisa menjadi Nyonya Basiroen yang resmi?"

Raymond memandangnya dari posisi tinggi, dia melototnya dengan penuh amarah sambil menggertakkan giginya, tangan yang memegang pergelangan tangan Theresa tidak terlepas, malah menambah erat.

Wajah sempurna yang indah itu malah ditutupi oleh ekspresi amarahnya.

Memberi obat?

Theresa dengan wajah pucat tertawa, "Di matamu, apakah aku adalah wanita seperti itu?"

Sudut bibir Raymond terangkat seperti sedang menyindirinya, matanya penuh dengan pandangan penuh kebencian, "Dulu bukankah kamu menggunakan cara rendahan seperti ini untuk membohongi kakekku, sehingga kakekku memaksaku untuk menikahimu, sekarang kamu malah berpura-pura polos."

"Kamu wanita murahan, bahkan tidak sebanding dengan satu jari tangan Carol!"

Dia murahan, tetapi berpura-pura polos...

Ternyata di dalam hatinya, dirinya juga begitu tidak tahu malu.

Mengenai memberi obat kepadanya, kalau dia memang ingin melakukannya, dia juga pasti sudah melakukannya sedari dulu, untuk apa dia bersusah payah menunggu sampai saat ini? Raymond sama sekali tidak mengenal dirinya!

Yang paling lucu adalah kerja kerasnya selama 3 tahun ini sama sekali tidak dianggap!

Karena begitu, maka dia tidak perlu terus mempertahankan pernikahan ini lagi.

Theresa menahan sakit yang berasal dari pergelangan tangannya, menggertakkan giginya, mengeluarkan seluruh tenaganya untuk terlepas dari genggaman tangan Raymond.

Kemudian dia mengangkat kepala dan berbicara dengan suara yang tegas.

"Raymond, kalau begitu kita bercerai saja."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel