Pustaka
Bahasa Indonesia

Setan Pok Pok

328.0K · Tamat
Heri Heryadi
221
Bab
848
View
9.0
Rating

Ringkasan

Elena mengalami kematian tak wajar. Konon katanya Ia dibunuh oleh perintah Suaminya Sendiri yang menginginkan harta warisan orang tuanya. Suaminya membayar 5 orang preman untuk menghabisi Elena. Suaminya punya kekasih baru. Dan kekasihnya itu yang mata duitan alias matre membujuk agar mau mengambil harta milik Elena. Elena mati terputus kepalanya. Sejak itu ia selalu menghantui dengan kepalanya. Bukan hanya kepada suami dan kekasih barunya tetapi ia juga menghantui orang orang bayaran suaminya yang tega memperkosanya terlebih dahulu. Berbagai adegan menakutkan dari setan pokpok ini. Hantu kepala yang terus mengambil tumbal manusia manusia yang berdosa.

SupernaturalMengandung Diluar NikahCinta Pada Pandangan PertamaPengkhianatanKawin KontrakThrillerTeenfictionRevengeSalah PahamMenyedihkan

Bab 1. Perselingkuhan

Elena tengah hamil muda. Suaminya yang seorang engineer tengah bosan bosannya pulang kerumah. Rupanya ada perempuan lain di kantornya yang menggodanya.

"Sayang, ayok dong minum. Khan udah gajian"

"Asssiaaappp kamu memang cewek yang pengertian sama cowok"

"Iya dong, happy happy ... ngapain kalau sudah gajian duit ditumpuk, mending dinikmatin aja. Sebulan pusing mikirin kerjaan. Mending kita happy happy sekarang"

Adalah Catherine, cewek yang menggoda Bachtiar, suami Elena.

Bachtiar, Walau Engineer pas Pasan tapi hobbynya ngabisin uang. Untung saja Elena orang tuanya kaya raya. Ia diwarisi rumah dan mobil mewah oleh orang tuanya juga perusahaan. Namun sayangnya ia bersuamikan Bachtiar yang hobbynya ngabisin uang. Bahkan tak jarang minta dengan alasan minjem ke Elena. Tapi jarang dikembalikan uangnya. Elena sempat kepikiran untuk berpisah dari Bachtiar. Karena ia menilai Bachtiar kurang bertanggung jawab. Ia asyik saja dengan kerjaannya tapi hasilnya kadang tidak dikasihkan kepadanya. Ketika ditanyakan uangnya kemana, katanya buat investasi. Tapi sampai sekarang investasi nya gak kelihatan. Yang ada malah ngabisin uang. Poya poya di club. Entah main billiard atau karaoke, minum minum dan nyanyi nyanyi gak karuan.

Elena sebetulnya malu pada ayahnya. Ia kadang menyembunyikan kebejatan suaminya. Ia menutupinya.

Mulut manis Bachtiar seakan menghipnotis dirinya dengan segala janji. Entah janji Investasi dan lainnya. Sudah tak terhitung uang yang ia keluarkan buat Bachtiar. Tapi tak ada hasil yang signifikan. Pernah dikembalikan tapi beberapa minggu kemudian ia pinjam lagi. Sampai sampai Elena juga memberikan mobil Alphard nya digadaikan oleh suaminya. Tapi tak kembali lagi.

"Say aku lihat suami kamu menggandeng perempuan lain di mall"

"Ah masa bu Irma?"

"Iya ... aku memang udah tua tapi mataku masih bisa awas melihat suami kamu"

"Dimana itu?"

"Di sekitaran Paskal"

Paskal kota Bandung memang waktu itu masih ada club diatasnya. Klub dengan hingar bingarnya.

"Emang bu Irma lagi ngapain ke paskal"

"Aku belanja di paskal 23 hypersquare"

"Oh ya sudah makasih infonya kalau ketemu bisa fotoin aja bu Irma, aku gak mungkin juga kesana. Aku lagi isi Bu Irma"

"Oh Bu Elena hamil lagi, selamat ya bu. Tapi kasihan ya kok suami ibu tega sekali"

Elena tampak sedih. Ia melihat didepan cermin. Apakah karena ia hamil suaminya mulai bosan kepadanya?

Sejumput pertanyaan didalam bathinnya.

Iapun me whatsapp Bachtiar.

"Mas kok belum pulang ... ini udah malem ... lagi ngapain?"

Tentu saja Bachtiar tidak menjawabnya karena ia tengah asyik dengan Catherine. Karaoke dan minum minuman beralkohol.

Adalah Dody, ayahnya Elena juga gak setuju kalau bermantukan Bachtiar. Sebenarnya Dody ingin menjodohkan Elena dengan anak rekan bisnisnya. Namun karena Elena yang memilih Bachtiar sebagai pendamping hidupnya. Semasa pacaran, Bachtiar terlihat baik. Bahkan sebelum bekerja, ia sendiri yang membiayai kuliah Bachtiar. Karena ia merasa Bachtiar cowok yang baik. Semua kuliahnya dibayar oleh Elena dari hasil usaha ayahnya yang diwariskan kedanya. Ada butik, cafe, kedai kopi, dan beberapa perusahaan elektronik.

Elena sudah menunjuk manajer masing masing perusahaan. Ketika Bachtiar diminta jadi manajer, ia menolaknya. Katanya ia tidak mau berhutang budi terlalu banyak. Nyatanya ia hanya ingin bebas saja. Kalau ia kerja di perusahaan Elena, maka ia tidak bebas seperti sekarang. Pernah ia bekerja di perusahaan Elena, tapi Elena sering ngomel dan kepergok kalau Bachtiar gak bekerja. Jadi Bachtiar lebih memilih kerja diluar. Hanya pertama saja ia baik memberikan gajinya. Kesininya, Bachtiar gak pernah lagi ngasih uang gajinya. Alasannya Elena sudah jauh lebih kaya darinya.

"Sayang tambah lagi minumnya dong"

Catherine mengajak Bachtiar minum sampai mabok.

Catherine dengan dada terbuka, montok, disukai Bachtiar. Tak jarang Bachtiar mencium bibirnya. Bahkan tangannya sudah menjamah payudara Catherine.

Tentu saja perempuan itu membiarkannya. Memang ia hanya mau bersenang senang dengan Bachtiar. Kalau morotin sih enggak juga. Karena Bachtiar sendiri gajinya gak terapaut jauh darinya. Hanya saja Catherine tau kalau Bachtiar punya istri yang kaya raya. Itu targetnya adalah mengambil harta milik istrinya Bachtiar.

Catherine pernah mampir di rumah istrinya Bachtiar dan lihat pemandangan luar biasa mewahnya rumah istrinya Bachtiar. Sampai sampai ia punya niat jahat akan memprovokasi Bachtiar agar mengambil harta istrinya.

Namun kali ini ia akan bersenang senang dahulu dengan Bachtiar. Dengan harapan ia mau mendengarkan bujuk rayunya nanti. Kalau sekedar mendapat uang asli dari gaji Bachtiar, cetek banget. Gajinya juga gak terpaut jauh. Dan Bachtiar juga bukan type lelaki yang dia cintai. Ia murni karena ingin mendapatkan harta dari istrinya Bachtiar. Satu satunya jalan ia akan melakukan persengkongkolan dengan Bachtiar.

Adanya permufakatan jahat Catherine belum tercium oleh Bachtiar. Bachtiar mengira kalau Catherine menyukainya.

Padahal semua yang dilakukan Catherine adalah demi uang.

Ngapain kalau menikahi Bachtiar. Cowok yang aslinya gak tajir. Hanya engineer biasa. Apalagi hobby minum. Dan terlebih gak setia dengan istrinya. Ia hanya memanfaatkan Bachtiar saja.

Alphard milik istrinya Bachtiar juga digadaikan hingga dijual atas pemufakatan jahat dirinya dan Bachtiar. Ia juga dapat bagian lumayan. Walau sebagian Bachtiar gunakan untuk poya poya saja ke tempat hiburan.

Kini mobil Fortuner juga dipegangnya. Tapi Elena mulai pintar kalau ia bilang belum lunas. Jadi gak bisa dijual sembarangan oleh Bachtiar. Melainkan hanya dipakai saja.

"Mas kok belum pulang, perutku sakit"

Elena merintih. Maklum ibu muda satu ini baru pertama kalinya hamil. Walau ada 4 pembantu dirumahnya. 3 security dan 2 tukang kebun. Tapi tetap saja ia meminta bantuan pada suaminya.

Barulah Bachtiar membaca isi WhatsApp nya.

"Kamu jauh jauh suruh aku pulang, khan ada bibi yang bisa jagain kamu. Minta si bibi saja buat olesin atau pelan pelan mijetin"

"Aku maunya sama kamu. Kok kamu gak perhatian banget sih ..."

"Aku khan lagi kerja, masa aku harus pulang jangan manja deh"

Elena tidak mau membongkar apa yang dilaporkan sahabatnya Irma di telpon.

Tapi ia berusaha sabar. Tak seperti diawal pertemuan. Bachtiar sungguh perhatian pada dirinya. Kini seakan tidak lagi. Ia bahkan seperti sudah membuangnya. Apalagi saat ia mendengar kalau ia tergoda sama cewek lain.

Pernah Elena mau mati saja. Tapi selalu dicegah oleh temannya.

"Sabar Elena ... mungkin kamu harus bisa membiasakan diri tanpa suamimu. Kamu kuat Elena"

Hari demi hari Elena harus seorang diri pergi ke tempat yoga, filates, atau tempat renang. Bachtiar benar benar seperti melupakannya. Seharusnya ia ada untuknya, apalagi dalam kondisi hamil tua.

Ia mencoba meluluhkan hati Bachtiar. Mungkin ia sedikit perhatian kalau ia hamil tua.

"Mas ... tolonglah anterin saya ke taman ... saya harus latihan jalan kaki ... saya sudah hamil tua ini"

"Iiiih kamu ini, ganggu aja ... di bilangin aku ini sibuk. Aku khan lagi cari nafkah. Ini juga untuk anak kita"

"Iya tapi anak kita juga perlu papah nya nemenin jalan. Ia mau jalan jalan ..."

"Rese amat sih"

"Siapa sih mas"

Catherine juga ikut nimbrung.

"Dia istriku"