Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bagian Khusus - Ignorant King

BAGIAN KHUSUS UNTUK PROMOSI CERITA SAJA, BISA DILEWATKAN KARENA BUKAN LANJUTAN DARI SAMBUNGAN CERITA, HANYA UNTUK PEMANIS SAJA AGAR TIDAK MONOTON ATAU BOSAN)

CERITA INI ADA DI APLIKASI INI JUGA, MENUNGGU AKU UPDATE KALIAN BISA BACA CERITA INI DULU, SUDAH TAMAT KOK. JUDULNYA 'IGNORANT KING' JANGAN LUPA KASIH KOMEN, TERIMA KASIH.

Jatuh ke Dunia Lain

"Mama, papa, kakak aku berangkat sekolah,” ucapku sambil berpakaian sekolah, rambutku yang tergerai panjang dan berwarna hitam tidak aku ikat.

Affry, akulah orangnya, wanita yang berpenampilan sangat cantik, anggun, tapi memiliki sifat yang penyendiri. Tidak pernah berbicara dengan teman satu kelasnya, hanya duduk di bangku sekolah, mendengarkan pelajaran dari guru, lalu pulang ke rumah.

*****

Tring! Bunyi bel sekolah.

Aku kemudian pulang ke rumah sendirian tanpa ditemani oleh siapa pun,ya, bukannya karena aku sombong, tapi aku hanya takut saja mereka akan menertawakanku karena aku berpenampilan jelek. Aku kemudian menunggu di halte bis untuk menaiki bis yang arahnya sama dengan arah rumahku

Tuut! Bis itu sudah datang aku segera menaiki bis itu.

Tapi siapa yang menyangka? Begitu banyak orang yang menaiki bis ini, aku terdorong hingga akhirnya tidak bisa naik, saat semua orang sudah naik, aku kemudian naik ke bis tersebut, aku mencari-cari bangku kosong.

Namun sudah tidak ada lagi, mau tidak mau aku harus berdiri karena bis yang aku naiki sudah mulai berjalan, semula berjalan dengan santai tapi semakin lama bis ini berjalan dengan sangat cepat sampai semua penumpang bis ini berteriak.

"Bisakah bis ini berjalan dengan santai?" ucap salah satu penumpang, ya penumpang itu adalah seorang nenek-nenek, itu sebabnya dia berani ngomong dengan sopir ganas ini.

"Tidak bisa! Sepertinya rem bis ini blong." Sopir itu kemudian panik mengendarai bis tersebut, semua penumpang berteriak, menangis, mencaci-maki sopir bis, dan ada juga yang pasrah lalu berdoa kepada Tuhannya masing-masing untuk diselamatkan

Aku yang merasa jika ini takdirku untuk mati, aku akan menerimanya karena pasti sudah ada yang mengatur.

Teriakan para penumpang makin keras dan sopir bis pun kehilangan konsentrasi, dia sudah tidak bisa lagi mengatur jalan bis ini, sopir tersebut pun pasrah dan mengatakan kepada semua penumpang

"Serah kan saja semuanya, jika ini keberuntungan kita maka kita akan selamat." Sopir bis itu pun kemudian membiarkan bis ini tanpa ada yang mengendarai.

Dan apa yang terjadi? Bis ini memasuki jurang, dan teriakan para penumpang semakin menjadi, tangisan para penumpang yang sangat ngilu, dan seorang mama-mama yang melindungi perutnya yang besar kisaran mengandung 9 bulan berteriak dan berkata, "Selamatkan bayiku.”

Aku yang mendengar hanya pasrah saja, aku tidak bisa menyelamatkan mama itu, bahkan diriku sendirian pun sedang dalam bahaya

Bis ini melaju sangat cepat menuruni jurang yang sangat terjal bahkan ujungnya pun tidak terlihat, semua penumpang berjatuhan, berbenturan, dan bahkan juga ada yang melompati kaca jendela karena tidak ingin mati.

Ah, kepalaku terbentur ke dinding bis itu lalu berpindah dan terantuk ke kepala penumpang yang berada di sebelahku. Aku yang tidak kuat memegang pegangan ini lagi, ikut jatuh ke bawah karena posisi bis ini terjal ke bawah penumpang-penumpang lainnya ikut menindihku dari atas.

"Ya ampun kapan bis ini berhenti?" ucapku karena aku tidak tahan menahan rasa sakit ini, penumpang yang menimpaku semakin lama semakin banyak dan rasanya aku tidak bisa bernapas lagi.

Aku kemudian melihat ke samping dan melihat seorang anak balita yang ditimpa oleh orang banyak hanya pasrah saja dan memeluk mamanya serta papanya memeluknya dari belakang.

Begitu bahagianya dia selalu bersama kedua orang tuanya bahkan sampai mati pun mereka selalu bersama

"Ah!” pekikku, ada seseorang yang menimpaku lagi dari atas, ternyata orang itu memiliki badan yang sangat besar seperti gajah dan hampir membuatku pingsan.

Tiba-tiba ...

Bruk ... ah ... bruk ... ah ... tolong ....

Bis yang kami tempati berputar lalu menabrak sebuah batu akibatnya kakiku tertimpa bangku bis. Aku melihat ke bawah dan melihat ada asap yang keluar dari bis ini.

Aku menangis sekuat mungkin karena mungkin aku tidak akan bisa menangis lagi di dunia ini, semua orang yang berada di dalam bis ini, ada yang pingsan, menangis karena terluka dan banyak lagi.

Bangku bis yang menimpaku sangat berat sehingga aku tidak sanggup lagi untuk menahan rasa sakitnya.

"Mama, papa, kakak, selamat tinggal mungkin kalian tidak bisa melihatku lagi, kalian tidak akan dibebani olehku lagi, kalian akan hidup bahagia tanpa diriku, semua kesalahanku semoga kalian bisa memaafkannya.

Dan juga kakak aku titip mama dan papa jaga mereka baik-baik, itu adalah permintaanku yang terakhir.

Oh iya satu lagi buku yang kuberikan kepada kakak tolong kakak kembalikan ke perpustakaan sekolah, semoga kakak bisa mengetahuinya, lalu berdoa agar mereka bisa membiarkanku pergi.

Aku menangis sekuat mungkin dan itu terasa lelah, aku sudah tidak tahan lagi, aku akan meninggalkan dunia ini.

Aku menutup mataku perlahan-lahan dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluargaku dan teman temanku di sekolah walaupun mereka tidak mau berteman denganku, aku akan tetap menyayangi mereka.

SELAMAT TINGGAL!

***

Aku membuka mataku perlahan dan merasakan seberkas cahaya mengenai pipiku, pepohonan yang menutupi cahaya matahari dan angin sejuk yang berembus, membuat tubuhku merasa sejuk.

Aku tahu pasti aku ada di tempat penghukuman, aku kemudian bangun dan berdiri melihat sekeliling. Rasanya aku seperti masih hidup, aku dapat merasakan angin berembus dan memegang pepohonan yang berada di sini.

Tapi itu wajar bukan? Walaupun aku sudah mati aku juga pasti bisa merasakan ini. Saat aku sedang melihat lihat pohon yang berada di sekeliling, terdengar suara orang-orang berlarian menuju ke sini.

Mungkin mereka adalah salah satu penjahat yang lari karena ingin dimasukkan ke dalam neraka, mungkin aku juga adalah salah satunya.

Tapi ada yang aneh mereka tidak seperti yang kubayangkan mereka memakai baju besi dan membawa pedang, orang yang mereka kejar memakai pakaian kusut seperti seorang pengemis.

"He! Tunggu." Salah satu pria berbaju besi itu memanggil pengemis itu, tapi pengemis itu hanya berlari dan menabrakku.

"Ah," rintihku saat melihat tanganku terluka, apa yang dibawa oleh pengemis itu?

"Pencuri berhentilah, kami akan melaporkanmu kepada raja," ucap orang-orang yang mengejar pengemis itu.

“Raja! Maksudnya apa? Ini bukan dunia penghukuman?" gumamku

"He kau wanita aneh, pergi dari sini, kalau tidak kau akan dimakan oleh binatang buas yang berada di hutan ini."

"Binatang buas!"

Aku tidak mengeri maksudnya, tapi ada benarnya juga hutan ini sepertinya sangat seram, aku akan pergi dan mencari obat untuk mengobati luka yang ada di tanganku.

Intinya cuman satu saja, aku tidak mati tapi tertarik ke dunia lain yaitu dunia di mana masa para raja berkuasa dan peperangan masih ada. Aku mencari jalan keluar dari hutan ini, aku berjalan ke sana kemari tanpa tahu arah tujuan.

Ternyata perjalananku tidak sia-sia aku menemukan jalan keluar dari hutan ini, aku kemudian berlari menuju jalan keluar tersebut.

Akh ... akhirnya sampai juga.

Aku melihat sekelilingku.

Ternyata yang kupikirkan benar, aku berada di dunia lain.

Sekarang aku berada di atas jurang dan di bawah jurang itu ada beribu-ribu rumah yang berdiri dan sebuah kastel yang megah dan besar berdiri di tengah-tengahnya.

Mungkin itu adalah kastel raja yang diucapkan para pria berbaju besi tersebut. Hari hampir sore, aku akan turun dan mencari penginapan, lalu besoknya aku akan mencari tahu tentang dunia ini.

Saat aku ingin pergi ke perdesaan tersebut, aku mendengar suara tangisan bayi menyebut mama dalam tangisannya. Aku kemudian mencari asal suara tersebut. Aku menemukannya!

Suara itu berasal dari bayi yang digendong oleh seorang pria tepat di hadapanku. Pria itu mengenakan jubah yang sangat cantik dan memiliki beberapa pelayan di sampingnya, serta kereta kuda di belakang.

"Yang Mulia Raja, apakah pangeran tidak mau berhenti menangis?" ucap salah-satu pelayan.

Yang Mulia Raja? Pangeran?

Kyahh! Jadi dia adalah raja dan bayi yang digendongnya itu adalah anaknya. Bodoh akh! Dia pasti bisa merawat anaknya tidak perlu dikhawatiri.

Aku kemudian berjalan maju dan mulai melewati raja dan para pelayannya itu. Saat aku ingin lewat, bayi itu memanggilku dengan sebutan mama lalu menangis sekuat mungkin sambil mengulurkan kedua tangannya ke arahku.

Aku yang merasa iba membalikkan badanku lalu melihat bayi tersebut. Begitu manisnya dia, aku ingin menggendongnyaTapi jika aku menggendongnya pasti aku akan dibunuh, lebih baik aku pergi saja.

Saat aku ingin pergi.

"He kau! Apa kamu tidak melihat bayi ini ingin digendong olehmu, ayo cepat gendong dan diam kan bayi ini, kepalaku sakit mendengarnya tangis terus," ucap pria yang menggendong bayi itu.

Dia kemudian memberikan bayi itu kepadaku, aku kemudian menggendongnya, saat aku menggendongnya bayi itu memelukku dengan erat dan tangisannya pun mulai berhenti perlahan.

"Anak baik diamlah." Aku menggoyang kan tanganku untuk menidurkannya, bayi tersebut pun langsung diam dan tertidur pulas di pelukanku.

"Wah ... hebat ...!" teriak semua pelayan raja itu.

"Baru kali ini ada yang bisa mendiamkan sang Pangeran," ucap salah satu pelayan.

“Kau memiliki bakat untuk mendiamkan anak ini. Baiklah aku akan mengangkatmu menjadi dayang pribadi pangeran Kirito.”

"Ha? Dayang pribadi? Siapa yang mau? Kau saja yang jadi dayangnya dia kan anakmu? Mengapa aku yang harus urus dia?” tolakku.

"Kau! Berani melawan seorang raja?" pekiknya.

"Walaupun kamu seorang raja aku tidak akan takut, ini anakmu.” Aku pun memberikan bayi tersebut padanya..

"Uek ... uek ...." Bayi itu menangis lagi.

"Kenapa dia menangis?" gumamku heran.

"Kamu sudah melihat bukan? Dia sangat menyukamu, itu sebabnya aku memintamu untuk menjadi dayang pribadinya. Tapi jika status itu terlalu rendah buatmu. Bagaimana kalau kau akan aku angkat jadi permaisuri di kerajaan Carl?” tawarnya padaku.

Apa itu sudah memuaskan? Kau akan menjadi permaisuri dari Raja Griffin Carl raja yang paling agung,” ucapnya lagi sambil tersenyum.

"Wah! Akhirnya kita memiliki seorang permaisuri. Hidup Permaisuri," ucap para pelayan

"Segera bawa dia ke istana, dan umumkan pesta pernikahannya satu minggu lagi ke seluruh rakyat dan negeri-negeri seberang,” ucap pria itu.

"Hah? Tidak ... aku tidak mau, lepaskan aku!" Pelayan ini menarikku dan memasukkan aku ke kereta kuda.

"Apa yang terjadi?Permaisuri Raja Griffin Carl?Kerajaan Carl? Aku tidak mengerti maksudnya ini!" gumamku seketika.

***

Sesampainya di Kerajaan Carl, raja itu turun diikuti aku di belakangnya dan disambut oleh beberapa pelayan.

"Yang Mulia,” ucap salah satu wanita cantik yang berdiri di hadapan kami.

"Aku sudah lama menunggu Yang Mulia, kenapa Yang Mulia pergi tanpa pamit dariku?" ucap wanita antik itu sambil merayu raja gila ini.

"Pergilah, kau menghalangi jalanku.”

"Kyahh! Raja ini terlalu arogan wanita secantik itu ditinggali begitu saja, hatinya di mana ya?" gumamku, sambil mengikutinya dari belakang.

"He! Wanita brengsek," ucap wanita tadi sambil mendorongku hingga aku terjatuh dan membuat kakiku terluka, rasanya sangat sakit apa salahku sehingga dia melakukan hal tadi, sorotan tajam aku lancarkan ke dia.

"Kenapa kau mendorongku?” tanyaku sambil memegang kaki yang sakit akibat terjatuh tadi.

"Apa kau bilang? Wanita miskin sepertimu berani menjawab ratu pertama dari istana Carl, kau akan dihukum karena berani melawan ratu dan membujuk raja untuk meninggalkan istrinya. Pengawal ... pengawal, tangkap wanita ini," ucap wanita itu sambil marah-marah, dan aku tidak mengerti apa yang dikatakanya? Membujuk raja, melawan ratu?

Wanita yang di depanku ini memang terlihat cantik tapi hatinya tidak. Saat itu juga beberapa orang yang memakai baju besi datang ke sini dan membantu untuk berdiri, aku tidak mengerti kenapa mereka tidak menangkapku?

"Maaf Yang Mulia Anna, tapi wanita ini adalah calon permaisuri dari Kerajaan Carl," ucap salah satu dari mereka.

"Itu ... tidak mungkin, raja tidak pernah mengatakanya kepada kami,” ucap wanita lain yang berada di hadapanku.

"Itu benar Yang Mulia Ichii," balas pengawal itu.

"Yang Mulia, apakah yang dikatakan pengawal ini benar?" ucap wanita lainnya yang berada di hadapanku.

"Kamu sudah mendengarnya Sylla, jadi untuk apa bertanya lagi?" sahut raja itu.

"Sudahlah, aku akan menjelaskannya nanti malam, kalian bisa berkumpul di istana." Raja itu pergi meninggalkan kami.

Semua orang yang berkumpul tadi bubar, dan salah satu pelayan mengajakku dan mengatakan. “Aku akan mengantar Yang Mulia ke kamar."

"Baiklah," jawabku.

Malam pun tiba dan semua orang berkumpul di istana lalu berbincang panjang kali lebar, aku tidak tahu apa yang dibicarakan mereka karena aku duduk di bangku yang paling belakang, aku merasa malu untuk duduk di depan.

Itu karena wanita-wanita yang ada di depanku sangat cantik dan mempesona sedangkan aku hanya memakai baju tidur dan rambutku pun tidak tersisir rapi,itu karena aku tidak tahu berdandan sama sekali, tapi itu tidak masalah.

"Yang Mulia jelaskan maksud Anda tadi?" ucap Anna, astaga untung aku ingat nama mereka dari beberapa pengawal yang menyebutnya.

"Affry akan menjadi permaisuri dari kerajaan ini, itu sudah cukup jelas, tidak ada yang boleh menentangnya, Apa kalian semua sudah mengerti?" Dengan suara lantang raja itu menyampaikannya

"Baik Yang Mulia," ucap semua orang sambil menundukkan kepalanya, kecuali Anna, dan aku. Semua orang kemudian meninggalkan tempat itu, dan aku juga balik ke kamar memilih untuk istirahat.

Apanya permaisuri dan bukan, aku tidak peduli sama sekali setidaknya malam ini bisa tidur di tempat yang nyenyak dan aman dari bahaya, mendapat makanan yang nikmat, besok akan memikirkan cara untuk kabur.

***

Di kamar, aku hanya berdiri menghadap jendela sambil melihat bintang-bintang dan sesekali juga ikut menghitung bintang tersebut walaupun itu sangat mustahil, meratapi kehidupan yang berubah jauh ketika aku berada di duniaku dulu.

"Andaikan aku bisa kembali." Aku bergumam melihat ke arah langit sambil mengeluarkan sedikit air mata. Sesekali juga aku mengusap air mata yang jatuh karena mengganggu penglihatan.

Terdengar suara ketokan pintu dari luar kamarku, aku yang mendengarnya langsung mengatakan. "Siapa?"

"Maaf Yang Mulia, Yang Mulia Raja telah datang," ucap salah satu pelayan dari luar.

Aku kemudian membukakan pintu tersebut dan melihat sosok pria besar yang ada di hadapanku. "Apa yang dilakukan pria ini di sini?" gumamku.

Tanpa meminta izin dariku dia langsung masuk begitu saja, aku yang melihat ingin rasanya memarahinya. Tanpa berpikir panjang aku menutup pintu kamar dan menghampirinya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku.

"Apa maksudmu? Aku adalah calon suamimu!" jawabnya.

"Apa tujuanmu kemari?" tanyaku lagi.

"Tentu saja melewati malam pertama denganmu." Dengan santainya dia menjawab pertanyaan yang kuberikan.

"Ha! Kita saja belum menikah dan kau ingin melakukannya, pergilah keluar dasar laki-laki mesum,” ucapku.

Bukanya keluar dia malah tersenyum, berjalan semakin dekat dan langsung membekap mulut ini. “Kau terlalu agresif,” bisiknya dan sontak kedua bibir ini menyatu dengan miliknya, apa yang terjadi? Apa aku akan kehilangan kesucianku?

Lidahnya memainkan lidahku begitu cepat, seraya sedang menghisap sebuah permen. Ciumannya semakin panas dan membuatku sedikit merasa gerah, setiap pergerakan lidahnya membuat tubuh ini terbuai.

Aku tidak tahu mengapa?Tiba-tiba saja lidahku ikut bermain seperti lidahnya, ciuman ini pun berlangsung terus sampai dia melepaskannya.

"Akh ...,” desahku saat dia melepaskan ciumannya. Aku kehabisan napas, aku tidak menyangka dia bisa segila yang tadi itu.

"Ternyata kamu diam-diam menolak tapi ujung-ujungnya menerimanya juga," ucap raja itu sambil tersenyum memandangku.

"Bagaimana kalau kita lanjut ke tahap berikutnya?" Dengan sinisnya dia mengucapkan itu.

"Apa maksud dari perkataannya? Tahap selanjutnya? Jangan-jangan?" batinku yang mulai merasa takut

Dia mulai menciumku kembali dengan sedikit agresif, menarik tengkuk ini dan menghisap legerku dengan cepat, sesekali dia menggigitnya membuatku dengan sontak memukul kepalanya.

Dia mulai meraba seluruh tubuhku, dipererat pelukan kami dan ciumannya semakin dalam, aku tidak bisa menolak ini sangat sesak dan ketat seseorang tolong aku, aku tidak ingin menjadi santapannya malam ini.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar."Yang Mulia Raja, di luar ada yang mencari Yang Mulia,” panggil seorang pelayan dari luar.

"Mengganggu saja, baiklah Sayang nanti kita akan lanjut lagi,” ucapnya kemudian pergi, meninggalkanku sendiri.

"Gila, laki-laki itu sudah menyentuhku! Bahkan dia juga bilang akan melanjutkannya lagi nanti. Dia benar-benar gila," gumamku.

***

Aku sangat takut akan kehadirannya. "Bagaimana ini dia akan menyentuhku lagi?” ucapku sambil mengacak-acak rambutku dan berjalan mondar-mandir.

Suara ketokan pintu terdengar lagi, tidak mungkin dia datang secepat itu kan. "Aku akan masuk.” Sialan dia sudah datang, apa yang harus aku lakukan sekarang, pura-pura tidur? Akh, aku tidak mengerti.

***

(Jangan lupa komen, dan kasih 5 bintang masukkan favorite juga. Jika ingin membaca cerita-cerita saya kalian bisa mencari akun Wattpad saya dengan nama Affry_Siadari. Bukan hanya di situ saja, kalian bisa mencari di platform nulis lain dengan nama Affry_Siadari. Terima kasih sudah mau singgah ke cerita saya)

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel