Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9. Impian Nalla

5 bulan kemudian

Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork.

Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.

Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian.

Flashback on

Kenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru saja merayakan kelulusan Kenzo dengan pesta barbeque di taman samping kediaman mereka.

Kenzo mengerutkan keningnya melihat pintu samping yang menuju kolam renang terbuka. Ia pikir para pelayan lupa menguncinya sebelum mereka kembali ke paviliun belakang.

Kenzo kembali mengerutkan keningnya saat melihat seseorang duduk di pinggir kolam renang,dari piyama yang di kenakannya Kenzo pikir itu adalah Nalla.

Penasaran pada apa yang sedang adiknya itu lakukan dini hari di tepi kolam, Kenzopun melangkah mendekatinya.

"Ehemmm,"Kenzo mencoba berdehem supaya adiknya itu tidak kaget dengan kedatangannya.

Benar itu adalah Nalla, gadis itu menoleh dan menatap Kenzo dengan wajah innocentnya.

"Kamu sedang apa La di sini? Kamu tahu jam berapa sekarang?"

Nalla kembali menunduk lalu memainkan kakinya di dalam air, kecipak kecipuk....

"La ... kamu kenapa?Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"tanya Kenzo semakin penasaran.

Nalla menghela nafasnya."Nalla bingung kak,"ucap Nalla pada akhirnya.

Kenzo melihat ke sekelilingnya,ia sedikit heran,di dekat kolam ini ada beberapa pohon mangga yang sudah mulai tinggi dan lebat, apa adiknya itu tak memilik rasa takut pada makhluk tak kasat mata atau sejenisnya.

Kenzo tak ada pilihan lain selain menemani adiknya,ia lalu ikut duduk di sebelah Nalla dan ikut memasukan kakinya ke dalam air.

"Apa yang membuatmu bingung?" tanya Kenzo penasaran.

Lagi-lagi Nalla menghela nafasnya."Apa impian kakak?"tanya Nalla membuat Kenzo semakin mengerutkan keningnya.

"Impian? Apa impian kakak?"tanya Nalla mengulang lagi pertanyaannya.

"Impian ya? Impian tentu hidup bahagia."

Nalla tersenyum."Bukan impian yang seperti itu,tapi lebih ke tujuan kakak. Mungkin karir?"

Kenzo mengerti sekarang."Tentu menjadi pebisnis handal seperti papa,"ujarnya yakin. Ya selama ini dia memang sangat mengagumi cara kerja papanya, bukan sedikit prestasi yang di ukir oleh papanya dalam dunia bisnis. Berkat papanya perusahaan yang di bangun oleh kakek Abimanyu berkembang dengan pesat.

"Maka dari itu kakak kuliah mengambil jurusan bisnis management?"tanya Nalla.

"Tentu, kalau kamu?"tanya Kenzo penasaran.

Nalla mendesah, ia menunduk menatap jernihnya air kolam yang terlihat berkilauan memantulkan cahaya bulan.

"Nalla tidak tahu."ucapnya sendu.

Mendengar jawaban dari adiknya itu membuat Kenzo mengerutkan keningnya lagi.

"Selama ini Nalla hanya mengikuti pilihan mama atau Narra. Nalla tidak tahu apa yang Nalla suka,bahkan Nalla tidak tahu apa yang Nalla inginkan."

Kenzo mengerti sekarang, kenyataanya adik bungsunya ini memang tak pernah meminta apapun, sejak kecil dia selalu menerima apa yang di berikan padanya.

Kenzo mencoba berfikir,memikirkan apa yang kiranya membuat Nalla terlihat gembira saat mengerjakannya.

"La, kamu kan suka mengedit video dan sebagainya. "

Nalla menoleh lalu mengingat saat dirinya membantu Narra mengedit foto atau video yang akan Narra post di sosial media milik saudari kembarnya.

"Suka tapi masih jelek."

Kenzo tersenyum lalu menggeleng, "Itu bagus La,kamu hanya perlu belajar lagi di bidangnya."

"Maksud kakak? "

Kenzo menepuk bahu adiknya."Kamu bisa kuliah desain grafis nanti dan kelak kamu bisa membangun perusahaan periklanan nanti. "

Mata Nalla berbinar seolah ia baru saja mendapat jawaban atas soal ujian yang begitu sulit untuknya.

"Apa menurut kakak aku bisa?"

"Tentu bisa."Kenzo mengusap kepala adiknya."ini sudah sangat malam tidurlah."

Nalla mengangguk lalu bangkit dari tepi kolam."Aku tidur dulu kak. "

"Iya, mimpi indah ya."

Nalla mengangguk, tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan Kenzo yang masih duduk di tepi kolam renang.

Flashback off

Kenzo menghela nafasnya, kembali memikirkan keputusannya, ya ia pikir pilihan yang tepat untuk kuliah bisnis, bagaimanapun dia harus menbalas budi baik papa dan mamanya,yaitu menjadi putra yang bisa mereka banggakan dan menjadi kakak yang selalu melindungi adik-adiknya.

...

Narra berjalan di koridor sekolahnya di jam pelajaran berlangsung.Dia baru saja kembali dari toilet untuk membenarkan penampilannya setelah jam olah raga di jam pertama tadi.

Di banding teman-temannya Narra memang yang paling lama dalam membenahi penampilannya.

"Ih Nalla mana sih? Udah di bilang tadi bawain seragam olah ragaku sekalian malah ngilang,"kesal Narra.

Ia lalu mengambil ponsel dari saku bajunya dan berniat menelpon kembarannya itu.

Brukk....

"Awss ...,"aduh Narra saat dirinya jatuh hingga terduduk.

"Eh ... Sorry, aku tidak sengaja. "

Narra menatap sebuah tangan yang terulur di depan wajahnya lalu ia mendongak menatap pada pria berseragam sama dengannya,dan dia cukup tampan seperti boyband korea yang lagi hits sekarang.

"Kamu tidak apa kan?"

Wajah Narra langsung berubah kesal,lalu ia tepis tangan siswa tampan yang ia rasa baru pernah ia lihat di sekolahnya.

Di lihat dari seragamnya Narra pikir dia seangkatan dengannya tapi apa mungkin ada anak baru pindah di tahun terakhir?

"Aku bisa bangun sendiri,"ucap Narra ketus,segera ia bangkit dan mencari di mana ponselnya.

Krakkk...

Narra membelalakan matanya melihat ke arah bawah kaki siswa baru tadi.

"Oh noooo ponselku ...,"teriak Narra begitu kesal pada siswa laki-laki di depannya, dia langsung menatap tajam pada siswa dengan nama Zavin di seragamnya itu.

"Dasar pengacau,"kesal Narra.

"Ups, sorry aku tidak sengaja,"segera siswa bernama Zavin itu mundur dan membiarkan Narra mengambil ponsel berlogo apel tersebut yang sudah retak layarnya.

"Owh, my baby pinky,"ujar Narra begitu terlihat sedih.

"Aku akan tanggung jawab, aku ganti oke. "

Kembali Narra melempar tatapan tajam pada pria di depannya, di lihatnya pria di depannya,jelas dari sepatu,jam dan gelang yang ia kenakan semua itu adalah barang-barang branded yang pasti harganya jutaan.

Di lihatnya sepatu itu adalah sepatu dari merek Gucci yang Narra tahu di atas 20 jt, gelang bracelet itu sama dengan milik Kenzo harganya 6 jtan, dan pria itu juga menggunakan jam tangan rolex yang pasti di atas 150jt.

Maka tak heran dia mengatakan dengan mudah perihal mengganti iPhone 11 miliknya.

"Tidak perlu," kesal Narra pada pria itu.

"Hei aku serius aku ganti dengan yang baru. "

"Aku bilang tidak usah, aku bisa beli sendiri,"ujar Narra langsung pergi meninggalkan pria bernama Zavin itu.

Zavin tersenyum."Sangat menarik, Queenna ... rra ... cantik sekali, gayanya sangat mirip mommy. "

.

.

myAmymy

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel