Chapter 7
"Miss Woodrow." Scarlett menoleh saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang saat ia baru saja turun dari dalam mobil di depan apartemennya, ia melihat pemuda yang kemarin mengirimkan buket bunga tengah berdiri lalu mendekati Scarlett.
"Kiriman untuk Anda, Miss." Sahutnya, Scarlett melihat kali ini sebuket bunga lily berwarna kuning. Scarlett mengambil buket bunga itu sambil memandang pemuda itu,
"Sebenarnya siapa yang mengirim bunga untukku?" Tanya Scarlett bingung, pemuda itu hanya tersenyum lalu membuat tanda mengunci mulutnya.
"Ya, ya aku tahu ini adalah klien besarmu." Sahut Scarlett kesal lalu mengambil uang tip dari dalam tasnya dan memberikan pada pemuda itu yang langsung membungkuk hormat dan berjalan keluar dengan tersenyum lebar.
Scarlett memandang buket bunga itu lalu berjalan menuju apartemennya sambil memikirkan siapa kira-kira yang punya ide gila mengirim bunga padanya tanpa mencantumkan nama. Scarlett mencabut kartu kecil yang terselip dan membaca apa yang tertulis di sana, tapi ia tidak menemukan apa-apa hanya sebuah inisial M yang tertera disana.
Scarlett meletakkan bunga itu divas yang kemudian ia isi air dan dengan segera mengambil ponselnya dan mendial nomor Charlotte dan mendengar nada sambung di seberang sana.
"Halo." Scarlett mendengar suara kantuk Charlotte menjawab panggilannya.
"Aku mendapat kiriman bunga lagi." Sahut Scarlett tanpa basa-basi, ia mendengar umpatan kecil lalu gesekan selimut.
"Scar?" Tanya Charlotte mengantuk. Scarlett hanya menyengir dalam diam menunggu Charlotte mengomel.
"Bloody Hell, jam berapa ini?" Umpat Charlotte kesal.
"Belum pagi." Sahut Scarlett santai.
"Sebaiknya kau mempunyai hal bagus karena membangunkan diriku Scar." Sahut Charlotte, Scarlett terkekeh saat mendengar denting gelas lalu suara Charlotte terdengar jernih.
"Ada apa sebenarnya?" Tanya Charlotte. Scarlett mengambil foto bunga itu kemudian mengirim untuk Charlotte.
"Buka chatmu." Sahut Scarlett, Charlotte terdiam sejenak lalu berseru kecil.
"Orang itu mengirim bunga lagi untukmu?" tanya Charlotte. Scarlett mengangguk, wlaau saudara sepupunya itu tidak bisa melihat dirinya. "Ya."
"Apa kau sudah tahu siapa pria itu ?" Tanya Charlotte lagi.
"Mungkin bukan seorang pria." Sahut Scarlett, Charlotte memutar kedua bola matanya mengejek kebodohan Scarlett.
"Tidak ada wanita yang mengirim bunga untukmu kecuali kau lesbi." Sahut Charlotte tidak berperasaan membuat Scarlett mengumpat.
"Sudah kau cari tahu siapa yang mengirim bunga itu?" Tanya Charlotte.
"Yang kutahu hanyalah seorang kurir dari toko bunga yang menutup mulutnya rapat-rapat, tampaknya orang yang memesan bunga itu telah menutup mulutnya dengan baik hingga iming-iming uang dariku tidak berpengaruh." Sahut Scarlett.
"Nanti dia juga akan muncul." Sahut Charlotte yakin
"Ia tidak mungkin akan sembunyi selamanya." Sambung Charlotte lagi. Scarlett mendesah secara berlebihan membuat Charlotte memutar matanya tanpa terlihat Scarlett.
"Baiklah kembali tidur." Sahut Scarlett sambil nyengir saat mendengar Charlotte memaki kasar yang jika ibu mereka tahu mungkin mereka akan dimasukkan kembali ke sekolah tata krama. Scarlett masuk kedalam kamarnya lalu berhenti saat sebuah pesan masuk, ia membukanya dan tercengang saat melihat siapa yang mengirimkan pesan tersebut.
"See you in Paris." Scarlett mengucek matanya berusaha tidak kaget, Marvel mengirim pesan padanya setelah pertemuan mereka terakhir mereka tidak ada komunikasi sama sekali, Scarlett hanya sekali berbicara dengan perwakilan Marvel. Scarlett mengetikkan pesan balasan.
"Thanks." Sahut Scarlett singkat, tanpa Scarlett sangka ponselnya langsung berdering menampakan nomor Marvel.
"Hallo." Sapa Scarlett.
"Belum tidur?" Tanya Marvel singkat, Scarlett memutar matanya mendengar pertanyaan Marvel.
"Belum." jawab Scarlet singkat.
"Ini sudah malam." Sahut Marvel tak kalah singkat. Scarlett menggelengkan kepala mendengar bahan obrolan mereka. Demi Tuhan terbuat dari apa pria ini sebenarnya? Scarlett seperti berbicara dengan gunung es yang tinggi dan dingin, tidak tersentuh sama sekali.
"Baiklah selamat malam." Sahut Scarlett karena tidak tahu harus berkata apa tapi belum sempat ia mengakhiri pembicaraan, terdengar suara Marvel lagi.
"Maaf waktu itu aku langsung meninggalkanmu tanpa pamit." sahut Marvel, Scarlett menaikkan kedua alis matanya kaget karena marvel membahas hal itu.
"No,it's ok." Sahut Scarlett sambil duduk di kursi samping tempat tidurnya dan melepas sepatunya.
"kapan kau akan tiba di Paris?" Tanya Marvel.
"Kemungkinan lusa, besok ada acara ulang tahun nenekku." Sahut Scarlett, Marvel hanya menggumam dan mereka kembali terdiam.
"Bisa kita bertemu selesai acara?" tanya Marvel. Scarlett terdiam sejenak. "Kita akan bertemu selam acara berlangsung."
"Pada saat itu aku akan sibuk." Sahut Marvel.
"Baiklah." Sahut Scarlett lalu menguap pelan.
"Tidurlah, sampai bertemu lusa." Sahut Marvel mengetahui bahwa Scarlett mengantuk.
"Ok good night." Sahut Scarlett dan mengakhiri pembicaraan tanpa menunggu jawaban Marvel.
***
Lusanya Scarlett turun dari mobil yang berhenti di depan pesawat jet pribadi yang siap untuk lepas landas. Ia menaiki tangga pesawat itu dengan anggun, satu pramugari yang tengah bertugas langsung menyambut Scarlett dengan sopan.
"Selamat datang Lady Woodrow, anda ingin sesuatu selama penerbangan?" Scarlett menggelengkan kepalanya sambil tersenyum manis.
"No, thanks Jane." Sahut Scarlett lalu duduk di kursi,tak berapa lama pilot yang telah dikenal Scarlett keluar untuk memberitahu tentang penerbangan kali ini.
"Aku hanya pergi tiga hari Charles." Sahut Scarlett.
"Baik My lady." Sahut Charles lalu masuk kedalam kokpit.
Dua jam kemudian Scarlett melihat Paris telah tampak, Scarlett mengerutkan kening saat melihat sebuah mobil mewah dengan atap terbuka tengah menunggu di luar landasan. Siapa yang datang menjemputnya, ia tidak mempunyai janji dengan siapapun. Scarlett terbelalak saat melihat siapa yang menunggu dirinya saat sosok itu keluar dari dalam mobil saat pesawat Scarlett berhenti dengan sempurna.
"My Lady, kita sudah sampai." Sahut Jane, Scarlett memalingkan wajahnya dari jendela lalu mengambil tasnya dan bergegas turun setelah pintu pesawat dibuka. Sosok itu berjalan mendekati Scarlett dengan santai lalu berhenti dibawah tangga pesawat, Scarlett melihat orang itu mendongak memandang dirinya dan membuka kacamata hitam yang dikenakannya.
"Halo Scarlett." Sapanya.
"Sedang apa disini monsieur Butier?" Tanya Scarlett cepat.
"Marvel." Sahutnya sambil tersenyum kecil membuat Scarlett merasa simpul di perutnya mulai mengurai.
"Sedang apa kau disini?" Scarlett mengulang pertanyaannya lagi.
"Aku menjemputmu." Sahut Marvel lalu mengambil tangan Scarlett dan membantu Scarlett turun yang masih terpana saat Marvel mengambil tangannya.
"Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Scarlett lagi dan mendapatkan cengiran Marvel yang membuat Scarlett mengumpat dalam hati.
"Aku mempunyai cara." Sahut Marvel sombong lalu menuntun Scarlett menuju mobil dan membuka pintu mobilnya. Scarlett melangkah masuk dan melihat Marvel menerima koper kepunyaan Scarlett dari tangan Jane dan meletakkannya di kursi belakang mobil dan bergegas masuk kedalam mobil dan memandang Scarlett.
"Siap?" Tanya Marvel yang langsung diiyakan Scarlett, Marvel mengendarai mobilnya keluar dari area bandara.
"Berapa lama kau berencana ada di Paris?" Tanya Marvel, Scarlett menoleh memandang Marvel yang tampak santai.
"Sampai hari minggu." Sahut Scarlett, Marvel mengangguk.
"Sediakan satu malam untuk makan malam dengan ibuku ya." Sahut Marvel.
"Makan malam? dengan ibumu?" Tanya Scarlett tercengang, Marvel menoleh memandang Scarlett lalu mengangguk.
"Ibuku tahu kau akan datang dan memintaku untuk bertanya apakah kau mau untuk makan malam bersamanya." Sahut Marvel menjelaskan. Scarlett tiba-tiba menjadi panik.
"Apakah aku mempunyai suara untuk menjawab sendiri?" Tanya Scarlett menyindir, Marvel tertawa kecil. "No."
Ucapan Marvel membuat Scarlett mendengus pelan lalu membuang pandangan ke jalan Paris yang padat merayap.
"Bahkan aku tidak membawa baju lebih untuk makan malam dengan ibumu." Gerutu Scarlett. Marvel mengangguk lalu mencari sesuatu di jalanan membuat Scarlett juga memandang keluar mengikuti Marvel.
"Sebenarnya apa yang kau cari?" Tanya Scarlett. Marvel memandnag wanita itu. "Aku sedang mencari putaran."
Scarlett masih memandang tak mengerti. "Kau akan tahu nanti."
Perkataan Marvel yang penuh rahasia membuat Scarlett makin mengerutkan kening. Marvel dengan sigap mendapatkan putaran langsung memutar mobilnya ke arah yang berlawanan.
"Ayo turun." Sahut Marvel setelah membuka pintu mobil untuk Scarlett, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Scarlett turun. Scarlett memandang berkeliling, ini daerah perbelanjaan di Paris. Ia melihat Marvel sudah menanggalkan jasnya dan menyisakan sweater tipis berwarna biru.
"Ayo." Sahut Marvel sambil meletakkan tangannya di pinggang Scarlett, tidak menyentuh tapi menunjukkan kepedulian.
"Sebenarnya kita akan kemana?" Tanya Scarlett sekali lagi. Marvel tidak menjawab hanya menarik tangan Scarlett yang berjalan mendahului Marvel.
"Disini miss Scarlett." Sahut Marvel membuat Scarlett berhenti berjalan dan memandang sebuah toko yang ada di hadapan mereka. Sebuah butik baju yang cukup ternama membuat Scarlett memandang Marvel tak percaya.
"Untuk apa kita kemari?" Tanya Scarlett.
"Kau bilang tidak memiliki baju untuk makan malam dengan ibuku." Sahut marvel lalu mendorong pintu toko dan melangkah masuk, Scarlett terpana lalu mengikuti Marvel.
"Itu tidak perlu, aku bisa mencarinya sendiri." Sahut Scarlett berusaha menolak.
"Kenapa memangnya jika mencari bersamaku?" Tanya Marvel membuat Scarlett menutup mulutnya ketika seorang wanita mendatangi mereka.
"Ada yang bisa saya bantu monsieur, ma'am?" Tanyanya, Marvel melirik name tag wanita itu.
"Ya, kekasihku akan bertemu dengan ibuku dan ia membutuhkan sebuah baju, Louise." Sahut Marvel membuat Scarlett melotot dan Louise mengangguk mengerti lalu memandang Scarlett.
"Kami mempunyai beberapa pilihan miss." Sahut Louise ramah, Scarlett mengalihkan pandangan kesalnya dan memasang wajah penuh senyum pada Louise.
"Bisa aku melihat pilihanmu? Aku tidak mau mengecewakan keluarga kekasihku." sahut Scarlett lalu memandang Marvel penuh ancaman, pria itu hanya tersenyum lalu memperhatikan Scarlett pergi bersama Louise.
Senyum Marvel menghilang saat Scarlett sudah tidak bisa melihat dirinya, kata-kata Scarlett benar-benar menghantam dirinya saat membawa Elsa menemui keluarganya. Elsa yang begitu bersemangat menyiapkan segalanya tapi itu ternyata tidak bisa membuat keluarganya menyukai dirinya.
Marvel mengambil ponsel dari dalam kantong celananya dan melihat ada beberapa pesan masuk dan salah satunya pesan dari Elsa yang menanyakan dimana dirinya. Marvel memang tidak mengatakan pada Elsa bahwa ia akan menjemput Scarlett hari ini karena ia tidak mau melihat Elsa terluka.
"Rencana sedang dijalankan." Marvel mengetik sebuah kalimat singkat, ia tahu Elsa akan mengerti apa maksudnya lalu memasukkan kembali ponselnya dan duduk menunggu Scarlett selesai.
***
