Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Tamu Rahasia

Perempuan itu melangkah santai mendekati Vera yang terbaring dengan tubuh telanjang. Dikecupnya pipi Vera diiringi senyum manisnya. Vera hanya membalas senyum perempuan itu tanpa mampu berbuat lebih banyak. Tak urung perasaannya berkecamuk karena perempuan itu mendapatinya sedang terlentang telanjang bulat dan di selangkangannya ada suami perempuan itu yang juga telanjang bulat sedang mengerjainya.

Perempuan itu bergeser ke arah Arya. Tanpa melepas senyumnya, dia kecup pipi Arya dengan lembut. Arya tetap mematung tanpa tahu harus berbuat apa. Pipinya serasa keras kaku menerima kecupan perempuan itu.

"Ayo, kalian teruskan," seru perempuan itu dengan nada lembut. Mukanya tidak menunjukkan kekagetan atas apa yang sedang dilihatnya. Hanya dirinya seorang yang bersikap santai di kamar itu. Dia berjalan menuju meja rias dan duduk di kursinya.

Arya masih tetap mematung sedangkan Vera hanya menunggu apa yang akan terjadi tanpa berinisiatif melakukan sesuatu.

"Ayo, Kak. Lanjutkan permainanmu. Aku sudah tahu apa yang sedang kalian lakukan dari tadi. Aku yang meminta Vera melakukan ini semua," lanjut Vina. Ya, perempuan itu adalah Vina. Dialah sang sutradara yang mengatur permainan ini agar terjadi.

"Kamu serius?" tanya Arya sambil menoleh ke arah Vina dan dijawab dengan anggukan Vina sambil tersenyum.

Arya merasa kikuk. Selama ini dia belum pernah sekali pun bermesraan dengan perempuan lain di hadapan Vina. Kali ini dia berada di antara selangkangan Vera yang telanjang bulat. Sungguh kondisi yang canggung meskipun barusan dia tahu bahwa Vinalah yang meminta Vera untuk menggodanya.

Melihat Arya canggung begitu dan mulai kehilangan mood-nya, Vina mendekati Arya. Dipeluknya tubuh bugil Arya dari belakang sambil bertumpu pada kedua dengkulnya seperti yang Arya lakukan. Tangan Vina melingkari pinggang Arya dan meraih miliknya yang mulai melemas. Dengan lembut, dielus-elusnya organ itu. Vina memang jagonya membangkitkan gairah Arya. Tak lama, milik Arya sudah tegang lagi dan Arya pun mulai rileks mendapat dukungan dari Vina.

"Ayo, Kak. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kamu pasti sudah mengimpikannya sejak kemarin," bisik Vina di telinga Arya. Vina menempelkan dadanya di punggung Arya. Tangan kirinya mendekap dada Arya dari belakang sementara tangan kanannya terus mengelus lembut milik.

Arya menjulurkan kepalanya ke depan mendekati wilayah sensitif Vera. Dia mulai melancarkan aksinya dengan lembut dan perlahan. Vera merasakan hasratnya kembali bangkit dan terhanyut dalam sentuhan-sentuhan yang menggetarkan. Rasa yang sensasinya sulit untuk dijelaskan dan hanya mampu dirasakannya. Seketika kecanggungan tadi sirna dan luapan hasrat menggelora membakar suasana di kamar itu. Arya mulai bersemangat memainkan lidahnya di seputar wilayah sensitif Vera dan membuatnya menggelinjang-gelinjang geli bercampur nikmat.

Vina ikut larut dalam suasana. Semangat Arya memompa nafsu Vera dan reaksi kenikmatan yang diekspresikan Vera membuat hasrat Vina terpancing dan merasuki tubuhnya. Vina mulai merasa basah di bagian kewanitaannya.

Vina hari itu berencana tidak masuk kerja. Sebelumnya dia sudah kasih kabar ke kantor bahwa dia tidak masuk hari ini. Itulah sebabnya Vina ke rumah Vera dengan pakaian kasual berupa Polo shirt dan celana pendek agak longgar. Rencananya Vina masih mau ngobrol-ngobrol dengan Vera usai pergumulan ini.

Vina mulai merasa nafsunya meninggi. Dibukanya kancing celana pendeknya lalu diturunkannya ritsleting celananya untuk meraba miliknya yang basah dengan jemarinya. Vina mendesis perlahan ketika ujung jarinya menyentuh pusat sensitifnya sendiri. Sebetulnya Vina tidak doyan melakukannya dengan jarinya sendiri. Biasanya dia minta Arya yang melakukannya ketika Vina ingin. Memang bukan kebiasaan Vina bermasturbasi. Kali ini, karena Arya sedang sibuk mengerjai Vera, Vina melayani dirinya sendiri.

Sementara itu di tempat tidur, Vera sudah semakin memuncak. Gelora hasratnya sudah akan membuat dia meledak. Desahan dan lenguhan bergantian terdengar dari mulutnya. Tubuhnya menggelinjang ke sana ke mari mendapat hantaman rangsangan lidah Arya di pusat sensitifnya.

Vera mendesah. Desahan itu diikuti pantatnya yang sedikit terangkat. Vera sudah mencapai klimaksnya. Perlahan tubuhnya terkulai lemas di tempat tidur. Arya membantunya bergeser agak ke atas agar kakinya tak menggantung di lantai. Vera masih menikmati sisa sensasi klimaks yang baru saja dicapainya. Arya memeluknya dari samping sambil berciuman dengan Vera.

Vina semakin terbakar nafsu. Dia perlu penyaluran di saat menstruasinya baru saja usai tadi pagi. Usai menstruasi biasanya merupakan masa-masa nafsu Vina meningkat drastis. Rangsangan kecil bisa membuatnya sangat ingin bercinta. Pergumulan Arya dan Vera barusan juga permainan kecil jemarinya di pusat sensitifnya membuat nafsunya menuntut penyaluran total untuk mencapai klimaksnya. Ditanggalkannya kaos serta BH-nya lalu diikuti celana pendek dan juga celana dalamnya. Vina bugil. Dia ikut berbaring di samping Arya yang tengah mencumbui bibir Vera. Arya di tengah, Vera dan Vina di kanan dan kirinya.

"Ayo Kak, masuki aku. Sudah basah banget ini." Omongan jorok Vina menambah nafsu Arya. Vina tahu persis kalau Arya belum merasakan kepuasan apa-apa. Miliknya belum lagi menjelajah milik Vera. Vina tahu kalau Arya tak mau menunggu lama jika sudah sangat terangsang. Vera masih butuh waktu sejenak untuk memulihkan tenaganya setelah orgasme hebat akibat perlakukan oral dari Arya.

"Ayo Kak, masuki aku," rengek Vina sekali lagi sambil menarik lengan Arya ke arahnya. Arya bergerak ke atas tubuh Vina yang telentang penuh harap. Tanpa basa-basi, Arya mengarahkan miliknya ke milik Vina lalu terus mendorongnya sampai amblas semua. Vina terbelalak sambil menarik napas ketika Arya melakukannya. Arya langsung bergerak perlahan, tetapi itu tak berlangsung lama. Dorongan birahi yang tak tuntas sejak permainan mereka semalam membuat Arya ingin segera melampiaskannya. Gerakannya dipercepat. Vina mulai melingkarkan kedua kakinya di pinggang Arya. Kedua tangannya memeluk punggung Arya. Lalu Arya mengarahkan mulutnya ke buah dada Vina. Benda kenyal itu menjadi sasaran gejolak nafsunya yang semakin menggelora. Sensasi yang dirasakan Vina semakin meningkat mendapat serangan pada dua titik yang berbeda sekaligus. Dia merasa takkan lama lagi klimaks akan dicapainya.

"Aku hampir sampai, Kak.." desah Vina.

Arya menambah kecepatan gerakannya. Tujuan mereka sudah hampir sampai. Desahan Vina kini makin menjadi-jadi. Sementara itu, Vera yang tidur menyamping menghadap ke arah sahabatnya yang sedang disetubuhi Arya mulai bangkit lagi nafsunya. Dia meremas-remas sendiri buah dadanya sambil menonton adegan ranjang di depan matanya. Hal itu belum pernah terjadi dalam hidupnya. Ternyata menonton dua insan bersetubuh itu menimbulkan sensasi sendiri yang mulai dinikmati Vera. Cairan pelumas di rongga miliknya terasa mengalir dan membuatnya semakin basah.

Vina menjerit pelan tertahan. Klimaksnya tercapai. Arya masih bergerak semakin cepat. Mendapat genjotan yang cepat di saat mencapai klimaks merupakan sensasi yang tak terkatakan. Vina sudah terbiasa mendapatkan sensasi itu karena begitulah kebiasaan Arya. Sesaat kemudian Arya pun mengalami ejakulasi. Dipeluknya erat tubuh Vina dan ditekannya miliknya dalam-dalam ke dalam milik Vina. Mereka berpelukan erat menuntaskan sensasi klimaks yang baru saja mereka capai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel