Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1

"Rin, kamu tau gak ,hal yang paling membuat cerita itu ngenak banget diperasaan orang yang membacanya?" Tanya Kean sembari merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pagi yang sejuk di rofftop milik sekolah mereka.

"Emm, enggak emang apaan?"

Jawab Erin ,yang juga begitu menikmati kesejukan udara pagi dan keindahan daerah mereka yang masih di penuhi oleh embun pagi,membuat keindahan daerah mereka bertambah dua kali lipat.

"akh , kamu mah suka nyerah deluan sebelum mikir," Gerutu kean , kepada wanita yang diajak bicara itu selalu saja menyerah ketika di tanya sesuatu hal ,yang padahal kalau dipikir-pikir gak ada salahnya untuk mencoba untuk memikirkan pertanyaan tersebut bukan?.

Memutar bola matanya malas, "woy, jangan mancing emosi nape, baru pagi juga , kalau aku emang gak bisa ya jangan dipaksa. Kamu kira otak aku apaan , untuk mikirin pertanyaan aneh dari kamu yang gak ada faedahnya," Seketika suasana yang sejuk dan damai di pagi hari kini berubah menjadi panas dan sangat mencekam, seperti akan terjadi nya tragedi pembunuhan disini,namun sebelum itu Kean dengan cepat berusaha untuk tidak membuat emosi Erin tersulutkan akan ucapannya ,karena bila di bangkitkan emosi dari ratu penghuni kamar mayat maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Ada-ada saja

"elah rin,gitu ae ngamuk kamu, ya udah jangan marah ya aku paham ko kalau otak kamu gak bisa mikir hal-hal yang menurut kamu susah untuk di pikirkan ,secarakan  otak kamu kan gak ada fungsi nya," Mendengar itu ,Erin yang semula sudah berusaha untuk meredam emosi nya malah dibuat semakin mendidih dengan perkataan Kean yang sungguh tak berperasaan itu,sudah cukup Erin sudah terlalu sabar dia harus menuntaskan tugas negara untuk membasmi orang-orang yang memiliki mulut jahanam seperti Kean.

Sadar akan situasi yang bukan membaik ,malah menjadi sangat-sangat mencekam Kean yang tak mau hidupnya berakhir sampai disitu , dengan cepat ia berlari meninggalkan Erin yang sudah melangkah dengan muka yang merah bak kepiting.

K E A N!! JANGAN LARI, BERHENTI!!"

Perintah Erin kepada Kean yang sudah lari dari tempat mereka berdua tadi,

Koridor yang semula tenang kini menjadi kacau akibat Kean dan Erin yang berlari sambil menjatuhkan sampah yang semula diam tenang di tong sampah,ralat cuma Kean yang mengeluarkan sampah dari tempat nya ,Erin hanya ikut menghancurkan juga.

"Nah ketangkep kamu, sok-sok mau ngehindar dari aku segala lagi hhhhhh,"

Senang erin karena telah mendapatkan Kean yang sedari tadi berlari untuk menghindari nya.

" Kamu mau ngeles lagi untuk aku kasihanin?" Kean dengan cepat menggeleng. "B-Bukan" ucap Kean dengan nada terbata dan kalau bisa di tebak mukanya sudah pucat pasif melihat sosok yang sungguh membuat nyalinya menciut.

"Trus ape ha?" Gertak erin dengan kepala yang ia condongkan yang sedari tadi tertutup oleh badan besar dari Kean.

"Eh eh eh ,si Bapak hehe. Nape pak? Ada perlu ye sama Kean ? Ya udah kebetulan anak nya ada dimari bapak gak  perlu capek-capek nyari kesana kemari ,ya udah saya pamit ye pak," pamit erin dengan nada cengengesan,belum juga ia sempat lari ,kerah bajunya sudah di tarik lebih dulu oleh Pak Zaky selaku guru terkiller di sekolahnya.

"Eh eh ko gue terbang ya, padahal gak ada sayap,ini kenapa? Kean lo tau gak kenapa gue bisa terbang? Apa karena gue cantik ya? Makanya Tuhan kasih gue kesempatan untuk mendapatkan kekuatan terbang? Weleh , beruntung banget nasib gue ,mamiii erin terbang ,ekh ko leher gue seperti lagi tercekik ya," periksa erin dengan tangan mengarah kebelakang untuk mengecek apa yang terjadi dengan leher bagian belakangnya dan ternyata...

"Kamu gak usah halu erin," tegas pak Zaky sembari melepaskan tangannya dari kerah Erin dan sontak Erin yang tadi ngehalu bisa terbang kembali mendartkan  kakinya dilantai .

"Datang ke ruang kerja bapak sekarang,"

Perintah pak Zaky dengan nada penekanan disetiap kata yang ia ucapkan,dan berlalu pergi meninggalkan kerumunan yang menjadi tempat disaksikannya ke nakalan dari dua muridnya yang tak lain adalah keano Andriano  dan Erin Fransisca Yovie.

Ada perlu apa ya bapak memanggil kami berdua? Apa akan ada pembagian piagam untuk anak berbakat seperti saya? Eh sorry ya Kean , kamu gak dapet karena kamu gak ada bakat apapun selain buat onar," Kean yang mendengar  penuturan dari Erin hanya memutar bola matanya malas, bisa-bisanya dia bersikap tenang dan ngehalu seenak jidat disaat dirinya kini sedang berada di ruangan yang bakal menjadi akhir dari hidupnya.

"Kamu gak usah berisik dengan kata-kata halu lo,lo gak liat kita lagi dimana? Punya temen miris amat." Gerutu Kean dengan telunjuk yang ia daratkan di kening Erin ,membuat sang empu meringis kesakitan.

"Sakit goblok ." Tak terima dengan perlakuan Kean ,Erin pun memukul Kean dengan penggaris yang ada di depannya dan alhasil...penggaris yang ia gunakan untuk membalaskan perbuatan Kean ,mendarat mulus di lengan sebelah kanan Kean sangat kuat sampai-sampai pukulan tersebut menghasilkan suara yang keras mampu memenuhi ruangan yang kecil tersebut.

"Rasain, nangis-nangis lah lo ,gak bakal peduli gue hhhh," tawa Erin dengan sangat puas karena telah berhasil membalaskan dendam nya kepada Kean .

"Erin,kenapa penggaris saya kamu

patahin." Teriak Pak Zaky dari ambang pintu ketika melihat penggaris kesayangannya telah patah atas ulah erin.

"Erin yang mendengar suara tersebut pun sontak melihat asal suara tersebut baru sebentar kemudian menoleh ke benda yang ia pegang. Ko bisa patah?."

Tanya Erin dengan sedikit terkejut,padahal penggaris itu sungguh keras tidak mungkin bisa patah hanya karena di gunakan untuk memukul makhluk seperti Kean yang hanya sekali pukulan saja.

Sontak ia pun melihat sebelah kiri dimana seseorang yang ia pukul tadi dan ternyata..

"Kean!!"

Teriak guru tersebut karena mendapati Kean tengah  pingsan  di lantai akibat pukulan yang secara mendadak dan sangat kuat tersebut.

"Tamatlah riwayat ku" Ucap Erin kepada dirinya .

Bukannya membantu pak Zaki membopong tubuh Kean, Erin malah asik tebar pesona ke laki-laki yang ia temui di koridor sekolah.

"Cepetan Erin!"

"Yaelah pak santai aja sih, gak usah lebay gitu" ucap Erin dengan tergesa-gesa berusaha mengimbangi langkah pak Zaki.

"Nilai kamu saya kurang dua poin di pelajaran saya"

Mendengus kesal karena yang selalu Erin dapatkan ialah pengurangan nilai disetiap kekacauan yang dia lakukan, Erin kadang berpikir jika setiap hari nilainya akan dikurangi lantas nilai yang bagaimana nantinya yang akan ia dapatkan saat pembagian raport semester nantinya?.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel