Pustaka
Bahasa Indonesia

Sage Benua Longwu

83.0K · Tamat
Jimmy_Chuu
69
Bab
3.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Benua Longwu dengan Lima Kekaisaran, dimana bakat kemampuan beladiri dan sihir akan menjadi sorotan dan memperoleh panggung. Semua sumber daya akan tercurah, sepanjang satu sosok memiliki dua bakat pengolah energi Mingzhu untuk keterampilan beladiri dan Nebula untuk keterampilan spiritual. Sementara itu, bagi mereka yang lemah dan tidak menguasai dua bakat di atas, mereka dengan sendirinya akan terlupakan, dan dianggap tak lebih dari sampah belaka. Li Wei seorang anak muda dari kota kecil Shuimiao - Kekaisaran Terra, ia hanya seorang anak muda tak berbakat beladiri, apalagi kekuatan sihir. Keberuntungan itu terjadi pada suatu malam, ketika pertemuan tidak terduga dengan satu makhluk legendaris. Kejadian itu mengubah hidup Li Wei, setelah dia tersadar bahwa dirinya memiliki bakat atas dua hal luar biasa itu. Martial art dan sihir. Keajaiban Li Wei dalam mengelola dua energi yang di damba jutaan orang, itu tak lebih dari campur tangan makhluk gaib - monster laut yang disebut Longxu. Li Wei lantas menapaki kerasnya dunia Kultivator dan dunia Magus di Benua Longwu, terikat dalam  perserikatan rahasia yang diburu banyak ahli, karena menyimpan satu rahasia besar. Seperti apa kisah selanjutnya? Ikuti kisah fantasi memikat yang memadukan dunia Kultivator dan ahli sihir dalam perang dan pertentangan. Kisah ini akan diwarnai sedikit kisah romantis untuk membuat kisah terasa semakin bernyawa.

Fantasiactionkultivasi

Kota Shuimuao

Duk!

Anak usia empat belas tahun itu terduduk. Tinju yang dilepaskan aak lain berusia sama mendarat telak di dadanya.

Meski darah mengalir dari hidungnya, tapi, tapi Yang Shao dan kawannya Wang Yan tidak menjadi iba. Yang ada mereka semakin menindas anak itu.

"Ternyata kamu hanya seorang lemah! Pemain musik rumah hiburan, dengan bibi seorang pramuria, yang tidak tahu malu itu!"

Wan Yan meludah sekali lagi ke wajah anak bernama Li Wei.

Dia hanya diam, tak berani melawan. Yang Shao dan Wang Yan ini, adalah murid-murid dari Sekolah Beladiri yang belakangan naik daun di Kota Shuimiao mereka.

Masalahnya hanya sepele.

Hanya karena seorang gadis bernama Chen Xin, yang memuja Li Wei atas kepandaiannya bermain musik Erhu, Wang Yan ini merasa cemburu. Dia telah lama memendam hasrat, menjadikan Chen Xin sebagai kekasih.

Sayangnya Chen Xin, seorang gadis yang lembut dan sangat berminat dengan seni musik. Pada suatu malam, di acara seorang bangsawan, Li Wei dengan bibinya diundang. Dia memainkan musik Erhu, sementara sang bibi menari tarian opera sederhana.

Semua penonton terpukau, kedua bibi dan ponakan itu menjadi bintang malam itu. Chen Xin terpesona dengan permainan musik Li Wei. Dia langsung mengajak Li Wei berbincang malam itu.

Sayangnya malam itu hadir di acara tersebut. Sebagai anak seorang bangsawan kecil, orang tuanya di undang, dan anak itu di ajak.

"Aku akan membunuh pemusik rumah bordil itu!" Batin Wang Yang, ketika melihat gadis pujaannya ngobrol dengan Li wei.

Li Wei tersadar dari lamunan, ketika Wang Yang menamparnya.

Plak!

Kumpulan bintang langsung penuh di kepala, Li Wei hampir pingsan. Wang Yan menggunakan kekuatan, hasil berlatih bela dirinya.

"Aku tak ingin melihatmu, mendekati Chen Xin lagi." Ini adalah peringatan. Dan...

Buk!

Tak puas dengan semua itu, Wang Yan menginjak dada Li Wei. Anak itu hampir muntah darah. Kali ini dia kehilangan kesadarannya.

Wang Yang dengan Yang Shao pergi meninggalkan sosok Li Wei, tak sadarkan diri di lorong sepi. Beruntung seorang tetangga menemukannya, yang dalam kondisi kritis itu.

Di Rumah Obat Tabib Kwee.

"Beruntung dia di bawa tepat waktunya. Jika saja terlambat, aku angkat tangan. Nyawanya pasti sudah tak tertolong lagi." Tabib Kwee mengakhiri pengobatannya, sementara perempuan setengah baya itu menangisi keadaan Li Wei.

"Beruntung kamu diselamatkan Tabib Kwee," perempuan bernama Bibi Fang itu membelai Li Wei ketika dia mulai membuka mata.

++++++

Li Wei baru saja menyelesaikan empat lagu berturut-turut. Dia memainkan Erhu, alat musik gesek dengan dua senar nada tinggi dan memukau di panggung rumah hiburan di Kota Shuimiao. Dia masih teringat kejadian penyiksaan yang dilakukan Wang Yan.

"Biar bagaimanapun, aku harus berlatih beladiri. Tak sudi ditindas seperti waktu dulu." Li wei menggigit bibirnya, dan dia mengiyakan ketika penonton meminta satu lagu lagi.

Li wei, baru berusia 14 tahun, dan berwajah biasa-biasa saja. Tapi memiliki postur yang jangkung. Dengan postur seperti orang dewasa itu, ketika mengenakan pakaian model apapun, dia selalu memberi kesan ketika mata wanita memandangnya.

Kemampuan dan bakatnya dalam seni pertunjukan musik Erhu ini telah dipelajari sejak masih kanak-kanak, pada waktu ayah dan ibunya masih hidup.

Ayah seorang pemusik Erhu yang handal dan sering mengisi pertunjukan musik di kota mereka, sedangkan ibunya adalah penyanyi opera keliling yang memiliki suara emas.

Ketika terjadi perang antara Kekaisaran di Benua Longwu, kehidupan Li Wei berubah.

Li Tan ayahnya tewas ketika di medan perang, sementara Mei Ling ibunya menutup mata setelah tiga berjuang melawan infeksi demam tinggi akibat terserang wabah penyakit menular.

Li Wei hidup dengan bibinya Wei Fang, adik bungsu Mei Ling ibunya, yang mengambil pekerjaan sebagai pramuria di rumah hiburan Lotus Blossom Tea Room.

Wei Fang mengganti namanya sejak masih muda - atas saran Muncikari Mei Ling, pemilik rumah hiburan terkenal di Kota Shuimiao.

"Dengarkan arti nama yang ku berikan, dan kamu akan jatuh cinta," bujuk Mucikari Mei Ling ketika memberi nama baru - Wei Fang ketika itu.

'Wei' yang berarti harum dan 'Fang' yang berarti bunga, nama itu memang membawa rejeki bagi Wei Fang muda. Dia sangat terkenal dan menjadi Primadona di Rumah Hiburan Lotus Blossom, Tea Room itu.

Wei Fang bekerja keras siang dan malam sebagai pramuria, demi menyekolahkan Li Wei di sekolah sastra dan musik agar ponakannya tumbuh menjadi sosok terpelajar hingga dewasa nanti.

"Biarpun kau tak lagi memiliki dua orang tua, tapi aku akan berusaha menyekolahkan mu agar menjadi pelajar, lalu ikut ujian negara, untuk menjadi pejabat dasar di Negri Terra kita ini." Bibi Wei Fang mewanti-wanti Li Wei agar rajin belajar.

Bibi Wei Fang giat mencari guru kursus, untuk melatih Li Wei kecil bermain alat musik. Dan sama seperti sang ayah, Li Wei kecil memiliki bakat yang bagus sebagai seorang musisi Erhu.

++++++

Air yang mengalir di Sungai Xuanmei Kota Shuimiao membeku, jejeran pohon Pinus meranggas, berdiri kokoh menatap langit. Waktu berlalu dengan cepat dan perubahan besar terjadi, sekali lagi dalam kehidupan Li Wei.

Waktu itu adalah bulan Monyet Emas versi Kalender Longwu, masa ketika musim gugur telah lewat, memasuki musim salju. Itu adalah tahun keempat ayah dan ibu Li Wei meninggal.

Bibi Wei Fang tersadar kalau pesonanya memudar.

"Lihatlah.. kecantikanmu memudar. Kerutan mulai muncul di wajahmu." Cibir mucikari Mei Ling pada suatu waktu. Bibi Wei Fang menjadi panik. Dia langsung membubuhkan bedak tebal-tebal ke wajahnya.

Mungkin karena faktor usia, mungkin juga karena tingkat persaingan yang tinggi, saat datang sekelompok pramuria muda, Bibi Wei Fang seketika tidak lagi menjadi primadona di Lotus Blossom, Tea Room.

Tagihan-tagihan mulai berdatangan dan pembayaran tagihan banyak yang tertunda. Tukang tagih berpenampilan seram mulai sering mengetuk pintu rumah mewah mereka di tepi Sungai Xuanmei.

"Mungkin kita mesti berhemat! Rezeki ku tidak lagi seperti masa lalu. Aku berpikir, kita akan pindah ke tempat yang lebih kecil!" Li Wei hanya mengangguk ketika diberi tahu.

Kehidupan Bibi dan ponakan itu mulai terganggu.

Suatu ketika Bibi Wei Fang meminta Li Wei untuk mengisi acara dengan bermain musik Erhu, di Lotus Blossom Tea Room tempat dia kerja.

"Apakah legal untuk seorang anak di bawah usia untuk mengisi acara di rumah hiburan Lotus Blossom?" Tanya Li Wei tercengang.

"Aku telah mengaturnya. Kamu tak perlu khawatir.

Lagi pula dengan perawakan yang jangkung, semua pakaian panggung itu akan cocok kamu kenakan. Tak seorangpun akan menyangka kalau kau adalah anak di bawah 18 tahun." Wei Fang membujuk Li Wei.

Hari itu Li Wei datang ke rumah hiburan Lotus Blossom, dan dia langsung di ditarik ke ruang hias oleh bibinya, diperkenalkan pada Xin Yue dan Li Hua, dua pramuria yang juga berusia sepantaran bibinya.

Dengan genit 2 perempuan pramuria itu mendandani Li Wei, tak lupa membubuhi kumis palsu agar anak itu terlihat dewasa.

"Kamu sungguh tampan." Xin Yue terkikik.

"Jika saja usiamu tidak setara seperti anakku, mungkin aku sudah akan mengambil mu menjadi kekasih." Genit terdengar nada suara Li Hua, tak kalah genit nya dibanding Xin Yue.

Li Wei hanya diam tak menanggapi kegenitan dua pramuria tua, teman bibinya itu.

Bibi Wei Fang lantas menghampiri Li Wei, dengan lembut iya menarik ponakannya dan mengusir 2 perempuan pramuria kawannya.

"Cih kalian sungguh tak tahu malu. Berani-beraninya menggoda anak seumuran anak kalian. Lihatlah ponakan tersayang ku ini telah memerah wajahnya."

Xin Yue dan Li Hua berlalu dengan genit, tak lupa membubuhkan bedak tebal di wajah mereka, ketika lewat di depan cermin besar.

+++

"Permainan musik yang indah!"

"Mainkan musikmu sekali lagi!"

Suara tepuk tangan serta pujian terdengar di aula pertunjukan Lotus Blossom Tea Room, setelah Li Wei selesai dengan penampilan perdana bermain Erhu.

Sejak malam itu Mucikari Mei Ling meminta Li wei untuk tampil dalam pertunjukan musik di rumah hiburan itu secara teratur.

Li Wei sangat rajin menabung. Semua penghasilannya di kumpulkan dengan cita-cita kecilnya. Dia ingin belajar di Sekolah Beladiri Jalur Merpati - satu sekolah beladiri terkenal di Kota Shuimiao.

+++

Lotus Blossom Tea Room, malam ini.

Sejak dari tadi ketika masih tampil diatas pentas, Li Wei memperhatikan ada sosok yang mencolok. Dia mengenakan jubah hitam panjang lengkap dengan tudung yang menyembunyikan penampilan wajahnya hingga terkesan misterius. Sosok itu menatapnya, seolah memberi sihir, tak mau berpaling sedikitpun.

"Apakah anda mengenal sosok bertudung itu?" tanya Li Wei menunjuk dari balik panggung.

Li Hua - pramuria teman bibinya menjulurkan leher dan mencari lihat ke aula pertunjukan.

"Sosok bertudung itu? Hm aku tidak mengenalnya. Lagipula terlalu banyak orang datang dan pergi di tempat ini bukan? Tak mungkin aku mengingat mereka satu persatu!" Li Hua tertawa genit, lalu mengajak Li Wei menonton penampilan liar Xin Yue, pramuria temannya yang satu lagi.

Li wei membuang jauh-jauh rasa penasarannya dan menatap ke panggung.

Ketika itu Xin Yue, pramuria teman bibinya tampil di panggung dengan tarian yang dia beri nama "Hasrat sang Dewi" di panggung. Tapi Li Wei menilai nama tarian itu tidak pantas untuk pertunjukan erotis yang di peragakan Xin Yue.

Aula Lotus Blossom Tea Room meledak sorak dan kehebohan. Sosok misterius yang menatap Li wei ikut menghilang di tengah ramainya pesta malam itu.

Tengah malam telah lewat, ketika Li Wei berjalan kaki pulang ke rumahnya, di perkampungan padat di pinggiran kota. Itu adalah perkampungan kumuh tempat tinggal rakyat kebanyakan.

Sejak jatuh bangkrut, Bibi Wei Fang memilih menyewa dan tinggal di rumah sederhana yang berdempetan, setelah menjual rumah mewah di tepi Sungai Xuan Mei.

Langit kelam, dan angin dingin berhembus.

Tuk - tuk - tuk!

Kentongan ketiga terdengar, dibunyikan oleh petugas kota pertanda dini hari telah menjelang.

Bibi Wei Fang malam ini akan menginap bersama seorang pelaut, yang kapalnya baru saja berlabuh di pelabuhan Kota Shuimiao. Sementara Li Wei pulang jalan kaki dengan Xin Yue dan Li Hua. Rumah mereka berdekatan.

"Bawalah uang yang banyak, bukan bekas air mata dan lebam bekas gebukan!" Li Wei menyindir bibinya.

Tiba-tiba angin berhembus kencang, membuat rambut tiga orang itu berantakan. Bayangan bulan dengan bundar di langit, membuat bayangan ketiganya terlihat panjang dan aneh, tapi menyeramkan.

Xin Yue memaki-maki karena angin merusak tatanan rambutnya, sementara Li Wei memiringkan kuping, dia fokus mendengar suara jubah yang berkibar, tertiup angin.

Wush!

Li Wei mendongak keatas. Matanya terbelalak melihat sosok berjubah dan bertudung, sosok yang dilihat nya di Lotus Blossom Tea Room, berdiri di atas bubungan deretan rumah di seberang jalan.

"D-dia yang ku maksud tadi di aula rumah hiburan!" kata Li Wei terbata. Li Hua penasaran lalu ikut mendongak. Xin Yue yang paling penakut, menjerit kecil.

Sosok itu berdiri berlatar belakang sinar rembulan. Sementara kumpulan awan hitam, dan sinar bintang menimpa sosoknya, itu membuat dia terlihat mengerikan, mirip seperti iblis.

Bulu tengkuk Li Wei merinding. Saat itu dia tersadar, bola mata berkilat di balik tudung gelap itu melekat pada matanya.

BERSAMBUNG.