Pustaka
Bahasa Indonesia

SENTUHAN PANAS TUAN ALEXANDER

73.0K · Tamat
Ayu Wandira
42
Bab
449
View
9.0
Rating

Ringkasan

21+ AREA DEWASA DI BAWAH UMUR MENYINGKIR Bianca nekat menyerahkan dirinya pada seorang pria bernama Peter Milan. Duda kaya raya yang usianya terpaut jauh dengannya. Bianca sudah menyusun rencana untuk meraup habis harta pria itu. Namun semua rencananya hancur begitu saja ketika ia dipertemukan dengan anak pertamanya bernama . Si pemilik mata hazel yang menggoda, Alexander Milan. Alexander memiliki obsesi untuk menggagalkan pernikahan Bianca dan Peter. Dimulai dengan mengancam Bianca dengan pesonanya hingga menawarkan sebuah perjanjian yang menggoda. Menawarkan Bianca untuk menjadi simpanannya, hubungan mereka panas dan membara, pria itu membawa Bianca dalam lingkaran yang berbahaya. Sanggupkah Bianca menghindari pesona Alexander? Sedangkan Bianca menyadari bahwa sepertinya ia telah tertarik dengan pria itu. “Tinggalkan ayahku dan kamu hidup bersama saya. Sebagai imbalannya, aku akan memberikan apapun yang kau inginkan.”

RomansaMetropolitanPresdirBillionaireLove after MarriageRevengePernikahanMemanjakanplayboy

BAB 1

HAPPY READING

***

Alex duduk di sofa abu-abu yang terletak di sudut kamar apartemen. Tubuhnya bersandar sambil meneguk beer. Matanya mulai menyipit memikirkan sang ayah yang akan menikah lagi yang katanya dengan seorang wanita yang terpaut jauh di bawahnya. Hampir setengah jam ia termenung duduk dan mengumpat dalam hati. Ia ingat kata-kata yang dilontarkan ayahnya di kantor tadi.

“Alex, papa ingin ngomong sama kamu.”

“Ada apa pa?”

“Papa mau menikah, dan besok papa akan kenalin kamu dengan calon istri papa.”

Alex mencoba bayangkan bagaimana ia berada di situasi tersebut. Ayahnya sudah terlalu tua untuk menikah lagi, bagaimana bisa pria umur 60 tahun akan menikah? Harusnya dia menikmati masa tuanya bukan malah menikah lagi. Ia tahu kalau jalan hidup ini adalah tanggung jawab masing-masing, ia sebagai anak pertama tentu mengharapkan yang terbaik untuk orang tuanya. Namun bukan cara menikah lagi. Demi apapun dimuka bumi ini. Ini benar-benar gila dan tidak masuk akal!

Alex tidak bisa membayangkan kondisi sang ayah yang akan menikah lagi. Harusnya sang ayah sibuk dengan klub sepedanya saja dari pada mengurus pernikahan. Buat apa pasangan baru? Buat teman hidup? Teman hidup buat apa lagi? Umur sudah tua! Buat teman di ranjang? Apa masih kuat? Wanita mana yang rela menikahi kakek-kakek berusia 60 tahun seperti ayahnya? Rasanya tidak mungkin jika seorang gadis mau menikahi pria berusia 60 tahun.

Alex tahu ayahnya seperti apa, dia sangat strict, ia tentu saja hanya bisa menerima keputusan sang ayah. Itu hak ayahnya ketika utaranya dibantah maka itu ketegasannya. Okey! Ia terima keputusan ayahnya menikah lagi, mungkin ini alasan klasik karena ayahnya kesepian. Jika untuk memenuhi kebutuhan seg jelas itu tidak masuk akal, pria berusia 60 tahun mereka sama sekali tidak cukup melakukannya. itu sudah melewati masa kadaluarsanya sebagai seorang pria.

Ia blak-blakan saja, calon istri ayahnya seorang wanita muda melihat seorang pria dengan raut wajah sudah keriput dengan tubuh yang menggelambir, jalan saja tidak gesit lagi dan rambut sudah beruban. Apa dia benar-benar menyukainya? Bullshit! Itu sama sekali omong kosong! Dalam proporsi yang sama kaum pria berusia 60 tahun itu akan berhenti berhubungan seg. Alasan yang ia baca di artikel kalau menjalani hubungan, bertemu dengan pasangan secara online. Ia tahu, siapa sih wanita yang tidak mau dengan ayahnya seorang Peter Milan?

Alex sama sekali tidak percaya kalau ada seorang wanita menikahi ayahnya dengan tulus, pasti dia memiliki maksud tertentu. Alex menegguk beer nya lagi, ia memejamkan mata beberapa detik, ia membuka kancing kemejanya. Ia menatap ke arah balkon. Langit bergemuruh seperti menyimpan monster besar di dalamnya. Ah, ya ia baru ingat kalau ini adalah bulan Desember, pantas saja hujan terus sejak kemarin.

Alex beranjak dari duduknya, ia memasukan kemejanya ke dalam pakaian kotor. Ia menatap beberapa notifikasi masuk dalam ponselnya.

“Alex ayo party! Gue tunggu lo di Fable.”

Alex meletakkan gelasnya di meja. Ia tidak membalas pesan singkat dari Nara sahabatnya anaknya pak Wijaya Rayadi sahabat papanya. Ia masuk ke dalam kamar mengabaikan, ia menghidupkkan shower dan air hangat itu membasahi tubuhnya.

Ia bukan tidak suka party, hanya saja suasana hatinya sedang buruk. Beer sepertinya tidak cukup meringatkan isi kepalanya. Ah ya, ia butuh wine untuk meringkatkan kepalanya yang terasa berat. Ia perlu bertemu Nara untuk menikmati malam ini. Gadis itu, memang paling suka untuk diajak bersenang-senang.

Alex menganggap bahwa Nara tidak lebih dari teman party-nya. Mereka club tidak sendiri melainkan bersama teman-temannya. Nara tidak lebih dari wanita playgirl hobinya gonta ganti kekasih bagai keset kaki. Nara pecinta one night stand sejati dan kebebasan. Tidak ada pria yang sanggup menjadi pendampingnya, termasuk dirinya. Ia tahu kisah cinta Nara seperti apa, mungkin di mata keluarganya terlihat baik-baiik saja dan anak yang penurut, namun dia adalah pemain sejati. Paling lama dia pacaran hanya berumur enam bulan, ia ingat namanya Miles seorang pengusaha dari Malaysia, pria itu lebih tua berusia beberapa tahun darinya.

Beberapa menit kemudian, Alex keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggulnya. Sambil mengeringkan kepalanya dengan handuk kecil. Ia mengambil ponselnya di nakas, dan membalas pesan Nara.

“Oke! Wait, I'll be on the way.”

Alex masuk ke dalam walk in closet, pertama-tama ia mengambil underware lalu menarik handuk dari pinggangnya. Ia mengenakan celana dalamnya, dan ia kembali mengambil kemeja hitamnya miliknya. Setelah itu ia kenakan celana slimfit berwarna abu-abu. Alex mengambil parfum di meja dan ia semprotkan ke tubuhnya.

Alex menatap penampilannya di cermin, setelah itu ia mengambil kunci mobilnya. Ia keluar dari kamar memperhatikan apartemennya yang tampak sepi. Ia melihat jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 21.30 menit. Ia masuk ke dalam lift dan lift membawanya menuju lantai basemen. Ia melangkah menuju mobilnya yang terparkir sempurna.

Setelah itu, ia masuk ke dalam mobil. Alex menghidupkan mesin mobil, setelah itu mobil meninggalkan area tower apartemennya. Tangan Alex menghidupkan audio, sepanjang perjalanan ia mendengarkan lagu.

Kini mobil membelah jalan, menuju Fable. Sepanjang perjalanan ia masih kepikiran tentang ayahnya yang akan menikah lagi.

“Damn! Bangsat!” Umpat Alex dalam hati, sambil meninju setirnya untuk meluapkan emosinya.

Alex masih tidak menerima ayahnya menikah lagi. Apa ayah nya tidak sadar bahwa dia sudah menua? Kalau mau bahagia, solusi nya tidak perlu menikah.

Ayahnya harus tahu kebanyakan orang di luar sana menganggap bahwa menikah itu bagaikan neraka. Kenapa sang ayah ikut masuk ke neraka? Lebih baik jalan-jalan keliling dunia saja dari pada mengurusi istri. Atau paling tidak ke Afrika membuat gebrakan baru misalnya membuat sumber air bersih yang banyak di daerah gurun pasir atau membuat yayasan amal di sana. Buat apa menikah! Ia benar-benar stress!

I know, ayahnya beberapa tahun belakangan ini memang menyuruhnya menikah. Yang ia rasakan ketika di suruh berkeluarga, bagaikan disuruh masuk neraka. Lebih baik ia disuruh melanjutkan S3 daripada menikah!

Sangat gampang mulut dan otak orang, untuk menyuruhnya menikah. Ia sudah sering bilang sama orang tuanya. Kalau menikah itu hanyalah sia-sia, sahabat-sahabatnya banyak sekali yang gagal dalam berumah tangga, dan kini status mereka rata-rata janda dan duda. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, betapa repotnya mengurus perceraian dan harta gono gini, belum lagi di tambah hak asuh anak.

Sahabatnya dulu cinta mati dengan pasangannya, lalu berubah menjadi tidak akur. Mendengar temannya seperti itu begitu pelik. Ia selalu merasa ada trigger. Otaknya sendiri memberi sinyal yang kuat untuk menghindari apa namanya rumah tangga. Menjalankan pernikahan tidak akan seindah, semewah dan secermerlang foto pre-wedding.

Ia harus menekankan kepada sang ayah, kalau menikah jaman dulu sangat berbeda dengan menikah jaman sekarang. “Dulu papa menikahi mama kamu baik-baik aja tuh. Langgeng hingga maut memisahkan.” Jika seperti itu konsepnya, kenapa sekarang menikah? Dengan alasan bosan dan kesepian. Wanita mana yang mempengaruhi ayahnya untuk menikah lagi! Ia ingin tahu siapa dia! Padahal dulu sang ayah tidak seperti itu!

Sang ayah mungkin tidak bisa membedakan pernikahan jaman dulu dan sekarang karena kondisi yang sangat berbeda. Orang jaman dulu adalah orang yang terpaksa dewasa. Mereka hidup sulit hingga harus bekerja keras di usia muda. Merantau usia belasan tahun, melakukan pekerjaan berat, belajar masak dari kecil, berjualan di pasar. Pernikahan itu sendiri sebagai jalur meringankan beban. Cinta itu urusan kesekian, yang penting membantu dan bekerja sama. Maka hidupnya dengan pasangan lebih langgeng karena sudah matang diusia muda.

Sedangkan sekarang usia tujuh belas tahun, masih ketawa-tawa sambil nonton youtube. Apalagi wanita saat ini sudah bisa bekerja, rasanya tidak butuh laki-laki lagi, karena bisa hidup mandiri. Bagaimana rasanya menikah bertemu pasangan 24 jam, dan itu-itu saja setiap hari, jelas sangat membosankan.

“Brengsek!” Umpat Alex lagi.

***

Akhirnya Alex tiba di Fable, ia melihat Nara berada di table, wanita itu sedang asyik ngobrol dengan Rikas dan beberapa temannya. Dentuman music terdengar dari berbagai sisi, ia berjalan menuju meja bar, ia meminta sebotol wine, karena ia pikir segalas saja rasanya tidak cukup untuk meringankan isi kepalanya.

Seorang bartender hanya memberikannya tanpa berkata-kata. Kini botol itu berada di tangannya. Alex melangkah menuju table, Nara dan Rikas melambai ke arahnya. Ia berjuang melewati kerumunan orang-orang di lounge yang mencoba menyapanya. Beberapa dari mereka seorang penjilat yang berusaha mencari muka untuk kenaikan jabatan dan mendapatkan kewenangan proyek-proyek basah seharga milyaran, yang dengan mudahnya mereka selipkan ke rekening mereka masing-masing.

“Dasar sampah!”

Jika bertanya kenapa ia begitu kacau pada malam ini, karena sang ayah ingin menikah lagi. Betapa malunya dirinya ketika ayahnya berusia 60 tahun akan menikah lagi! Rasanya sangat tidak pantas untuk diperlihatkan. Setua itu, bisa-bisanya jatuh cinta lagi!

Alex duduk di samping Rikas, dan ia menaruh gelas bertangkai tinggi itu dan menuangkan wine ke dalam gelasnya. Ia menatap Nara, gadis itu mengenakan bodycon dress berwarna hitam dengan potongan dada yang rendah. Rambut panjangnya bergelombang, dan makeup nya yang menawan, bibir sensualnya berwarna merah menyala. Inginnya mengajak Nara dance floor malamini.

“Kusut amat,” ucap Nara tertawa menatap Alexander.

“Lagi pusing.”

“Pusing kenapa?” Tanya Nara penasaran.

“Bokap gua.”

“Kenapa dengan om Peter?”

Alex tahu kalau Nara memang memanggil sang ayah dengan sebutan om Peter, mereka sering bertemu ketika saat meeting di luar, karena bisnis orang tuanya dan bisnis orang tua Nara memang ada beberapa hal bekerja sama.

Alex mengambil gelas bertangkai tinggi itu dan meneguknya secara perlahan. Ia melirik Nara yang masih berada di sebelahnya, menunggu jawabannya. Ia juga melihat Rikas menuangkan wine di gelasnya.

Alex menarik napas, ia meletakan gelasnya, “He wants to get married.”

“What!”

Rikas terperangah, “Seriously!”

***

Bianca nekat menyerahkan dirinya pada seorang pria bernama Peter Milan. Duda kaya raya yang usianya terpaut jauh dengannya. Bianca sudah menyusun rencana untuk meraup habis harta pria itu. Namun semua rencananya hancur begitu saja ketika ia dipertemukan dengan anak pertamanya bernama Alexander Milan.

Alexander memiliki obsesi untuk menggagalkan pernikahan Bianca dan Peter. Dimulai dengan mengancam Bianca dengan pesonanya hingga menawarkan sebuah perjanjian yang menggoda. Alexander menawarkan Bianca untuk menjadi simpanannya, hubungan mereka panas dan membara, pria itu membawa Bianca dalam lingkaran yang berbahaya.

Sanggupkah Bianca menghindari pesona Alexander? Sedangkan Bianca menyadari bahwa sepertinya ia telah tertarik dengan pria itu.

“Tinggalkan ayahku dan kamu hidup bersama saya. Sebagai imbalannya, saya akan memberikan apapun yang kamu inginkan.”