Pustaka
Bahasa Indonesia

SEKRETARIS KE-13

100.0K · Tamat
PENA EROTIKA
94
Bab
45.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Dulu, Zhu An Chi dijuluki sebagai Cinderella nyata. Orang-orang iri pada keberuntungannya. Bagaimana tidak? Seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh nenek bisu, dinikahi oleh pewaris tunggal Keluarga Tan. Itulah kisah hidup Zhu An Chi. Namun, kehidupan pernikahan tidak seindah perkiraan. Lima tahun menikah, barulah An Chi dapat hamil. Ia melahirkan dengan selamat, tapi anaknya cacat dan tidak lama meninggal dunia. Dunianya runtuh, saat sang mertua memintanya untuk menandatangani perjanjian bahwa ia tidak akan hamil lagi dan harus menerima, jika sang suami hendak menikahi wanita lain. Ya, An Chi menolak menandatangi perjanjian itu dan memilih untuk bercerai tanpa mau menerima sepeser pun harta dari Keluarga Tan. Di tengah keterpurukan, An Chi mencari pekerjaan dengan bantuan seorang sahabat. Ia berakhir menjadi sekretaris CEO Lynx Company. Seorang pria tampan di usia matang yang mampu menggetarkan perasaan lawan jenis. Hanya saja, sang CEO dirumorkan sebagai seorang gay.

RomansaBillionaireGAYWanita CantikSalah Paham

Bab 1. Cerai

Sepasang tangan yang gemetar, mengambil selimut bayi dengan motif bunga. Perlahan, selimut itu didekatkan ke hidung untuk menghirup aroma lembut yang masih melekat di sana.

Tidak lagi ada air mata, hanya rasa hampa yang melilit jiwa. Baru saja, ia mengantarkan bayi mungil berusia satu bulan ke liang lahat. Ya, bayinya baru saja meninggal dan ia masih mengenakan pakaian berkabung, kembali ke kediaman Tan dan berlutut di dalam kamar tidur mendiang bayinya.

Zhu An Chi memejamkan mata, menghirup aroma dan mencoba mengingatnya. Hatinya remuk, belum lagi tidak ada satu pun anggota keluarga yang hadir pada saat prosesi pemakaman. Tidak seorangpun, termasuk sang suami.

BRAKKK!

Pintu kamar tidur, terbuka lebar. Nyonya Besar Tan, ibu mertua Zhu An Chi melangkah masuk dengan terburu-buru.

"Ganti pakaianmu! Itu akan membawa sial untuk kesejahteraan Keluarga Tan!" seru Nyonya Besar Tan, sambil berdecak kesal saat melihat menantu yang tidak berguna itu.

An Chi, mengabaikan ucapan sang ibu mertua dan masih tenggelam dalam kenangan akan bayi yang telah pergi.

Merasa kesal karena diabaikan, Nyonya Besar Tan menghampiri An Chi yang berlutut di lantai.

"Cukup seperti itu! Ini, tanda tangani ini!" tegur Nyonya Besar Tan, sambil menyodorkan setumpuk berkas.

Gerakan tangan yang mengayunkan berkas dengan tidak sabar, mampu menarik perhatian An Chi.

Ia pun menatap ke berkas yang ada digenggaman ibu mertua, lalu menengadah menatap wanita paruh baya yang begitu elegan.

"Keluarga Tan bermurah hati. Aku tentu tidak bisa meminta Wei Long, putraku untuk menceraikanmu. Ya, bagaimana mungkin kami tega melakukan hal tersebut terhadap dirimu yang sebatang kara. Jadi, kamu cukup menandatangani berkas itu dan tetap menyandang gelar sebagai menantu Keluarga Tan," ujar Nyonya Besar Tan panjang lebar.

Zhu An Chi menikah dengan Tan Wei Long, pewaris bisnis Keluarga Tan enam tahun yang lalu. Ia yatim piatu dan dibesarkan oleh sang nenek bisu, yang mencari nafkah dengan berjualan buah. Untungnya, An Chi adalah anak yang cerdas dan disukai banyak orang. Ia adalah siswi yang selalu mendapatkan beasiswa dan dikagumi oleh banyak orang. Namun, juga banyak orang yang membencinya karena iri.

Enam tahun yang lalu, ia dijuluki sebagai Cinderella. Gadis miskin, dilamar oleh pewaris tunggal bisnis Keluarga Tan.

Namun, pernikahan tidak seindah impian. Bagaimanapun tanpa orang tua kaya, ia sering direndahkan. Belum lagi, ia sulit untuk hamil.

Pada tahun kelima pernikahan, An Chi baru diberkati dengan kehamilan. Semua anggota Keluarga Tan bersuka cita. Ia pun kembali diperlakukan bak seorang ratu.

Namun, semua itu hanya sementara. Setelah ia melahirkan, semua orang membencinya dan menganggap An Chi sebagai pembawa sial, termasuk sang suami.

Bahkan saat hendak pulang dari rumah sakit pasca melahirkan, ia harus bertengkar hebat agar dapat membawa sang bayi pulang bersama. Ibu mertua dan sang suami, merasa malu karena bayi yang terlahir dengan Down Syndrom dan kelainan jantung. Mereka ingin menyerahkan sang bayi ke panti asuhan dan menganggapnya sudah mati. Namun, An Chi tidak membiarkan hal itu  terjadi. Untuk pertama kali, ia mengamuk dan kehilangan kendali demi melindungi putranya.

Setelah perseteruan panjang, akhirnya sang ayah mertua membuka suara dan mengizinkan bayi itu pulang ke kediaman Tan.

Masalah tidak berhenti di sana. Selama di kediaman, An Chi mengurus bayinya sendiri tanpa ada bantuan dari siapapun. Bahkan Wei Long suaminya, tidak pernah sekalipun mau melihat putranya yang cacat.

Entah berapa kali, tengah malam An Chi harus melarikan putranya ke IGD rumah sakit dan itu dilakukannya sendiri yang masih menjalani masa nifas.

Namun, Yang Kuasa lebih menyayangi bayi malang itu. Tepat di usia satu bulan, putranya meninggal dunia.

Semua orang bersyukur dan berkata, lebih baik bayi itu mati daripada hidup dengan cacat bawaan seperti itu. Namun jika dapat memilih, An Chi lebih memilih sang putra tetap hidup dan ia bersedia merawatnya dengan penuh cinta.

"Berkas itu berisi pernyataan, bahwa kamu tidak akan hamil lagi. Jika hamil, kamu harus menggugurkannya. Itu pencegahan, agar tidak ada keturunan Keluarga Tan yang kembali terlahir cacat," ujar Nyonya Besar Tan dengan nada suara yang menunjukkan rasa jijik yang begitu kental.

"Dan, kamu harus setuju jika suatu saat Wei Long ingin menikah lagi. Tentu kamu tetap akan menjadi istri tua, itu yang dapat aku lakukan demi memenuhi janji kepada nenekmu sebelum beliau meninggal. Ya, Wei Long harus menikah lagi agar Keluarga Tan dapat menjaga garis keturunan," jelas Nyonya Besar Tan, panjang lebar.

Nenek yang membesarkan Zhu An Chi, meninggal dunia saat satu tahun usia pernikahannya. Sang nenek merasa tenang untuk pergi selamanya, saat mengira cucu kesayangannya telah menemukan keluarga baru. Bahkan saat itu, ibu mertua berani berjanji akan menjaga dan menyayangi An Chi layaknya putri mereka sendiri.

An Chi menerima berkas itu dan menunduk dalam. Saat ini, jiwanya terasa hampa. Apa yang baru saja dikatakan oleh ibu mertua, wajarnya membuat dirinya tersinggung bahkan marah. Namun, anehnya ia tidak merasakan emosi apapun.

Zhu An Chi berdiri dengan satu tangan memeluk selimut lembut dan satu tangan lagi, menggenggam berkas yang diserahkan oleh ibu mertua.

Tanpa berpikir dua kali, An Chi berkata, "Aku tidak akan menandatangani berkas ini."

"APA?" pekik Nyonya Besar Tan, terkejut.

"Dasar tidak tahu di untung! Seharusnya kamu bersyukur, aku masih mau menerima kamu sebagai menantu! Begitu memalukan! Bagaimana kamu bisa begitu egois? Mana mungkin aku mengizinkan kamu hamil dan melahirkan lagi! Bagaimana jika kamu melahirkan anak cacat lagi? Memikirkannya sudah membuatku merasa ngeri. Dasar wanita tidak tahu di un–"

"Surat cerai! Aku akan menandatangani surat cerai," seru An Chi, memotong omelan panjang sang ibu mertua.

"A-Apa? Apa kamu bilang?" tanya Nyonya Besar Tan, yang merasa bahwa ia salah dengar. Jika apa yang di dengar tadi adalah nyata, maka bukankah itu merupakan berkah bagi Keluarga Tan? Ya, menantu tidak berguna itu menyetujui perceraian begitu saja. Namun, pasti ujung-ujungnya akan meminta uang. Tidak masalah, berapapun akan diberikan asal Zhu An Chi putus hubungan dengan keluarga Tan.

"Cerai! Aku akan menceraikan Tan Wei Long, tanpa meminta harta apapun. Jadi, tolong besok siapkan berkas perceraian. Izinkan satu hari ini, aku berkemas," ujar An Chi datar. Ia tidak mungkin tinggal satu atap dengan orang-orang yang menolak putranya. Tidak mungkin. Hanya dengan melihat wajah ibu mertua apalagi suaminya, sudah membuat An Chi merasa muak.

Sang suami, pria tidak berguna. Terlahir menjadi pewaris tunggal, membuat sang suami menjadi pria manja dan menjengkelkan. Pria itu hanya mendengar ucapan sang ibu, tanpa memedulikan apa yang dirasakan oleh istrinya, Zhu An Chi.

"Kamu tidak menuntut apapun?" tanya Nyonya Besar Tan.