Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6

Langit di atas hutan itu perlahan berubah kelabu. Kabut tipis kembali merayap di antara pepohonan, membawa aroma lembap tanah basah dan dedaunan busuk. Di balik semak belukar, suara binatang malam mulai terdengar pelan, menandai pergantian waktu menuju senja.

Luo Tian berjalan pelan, matanya terus awas memperhatikan sekeliling. Sejak memahami Teknik Semesta lebih dalam, kepekaannya terhadap energi di sekitarnya meningkat pesat. Ia dapat merasakan perbedaan aura di sekitar, membedakan mana aura binatang buas, mana energi racun, dan mana energi kehidupan.

Namun tiba-tiba, di tengah jalur kecil yang dipenuhi akar-akar pohon menjalar, sebuah aura lemah menarik perhatiannya.

“Hm?”

Luo Tian menghentikan langkah. Tatapannya tajam menelusuri arah datangnya aura itu.

Aura itu… berbeda.

Bukan aura binatang buas, bukan juga energi racun liar, melainkan aura kehidupan manusia sangat lemah, seakan nyaris padam.

Tanpa ragu, Luo Tian bergegas menyibak semak belukar, mengikuti jejak energi tersebut. Semakin dekat, aroma darah tercium samar di udara.

---

Sosok Gadis Terkapar

Di balik rerimbunan pohon raksasa yang tumbang, Luo Tian menemukan seorang gadis tergeletak di atas tanah, tubuhnya bersandar lemah di batang kayu lapuk. Wajahnya pucat, keningnya basah oleh keringat dingin, dan darah mengalir dari luka di pundak serta perutnya.

Pakainnya yang robek dan berlumuran lumpur serta darah masih memperlihatkan identitasnya sebagai seorang kultivator muda. Di dadanya tersemat sebuah lencana kecil berbentuk kelopak bunga es berkilauan lambang sekte Yin Frost Pavilion, sekte terkenal di wilayah timur Alam Rendah.

“Seorang murid Yin Frost Pavilion… kenapa bisa di sini?” gumam Luo Tian, heran.

Gadis itu tampak berusia sekitar enam belas atau tujuh belas tahun, dengan rambut hitam panjang tergerai berantakan. Bibirnya pucat, dan napasnya terengah-engah. Meski demikian, sorot matanya tetap tajam, memancarkan ketegaran seorang kultivator.

“Siapa… kau?” suara lemah itu terdengar, nyaris seperti bisikan.

Luo Tian segera berjongkok di dekatnya, memperhatikan luka di tubuh gadis itu. Darah terus mengalir dari perutnya, dan energi spiritualnya tampak sangat kacau.

“Aku hanya… orang yang kebetulan lewat. Kau masih bisa bicara, berarti kesadaranmu belum sepenuhnya hilang,” kata Luo Tian, suaranya tenang.

“Namaku… Lan Xue…”

Gadis itu memperkenalkan diri pelan, lalu wajahnya sedikit menyeringai menahan sakit.

---

Kondisi Kritis

Luo Tian mengerutkan kening. Ia bisa merasakan aura Lan Xue berada di sekitar Qi Rooting Realm Lapisan Akhir, namun kini energinya benar-benar kacau, dan kalau tidak segera ditangani, dalam waktu kurang dari satu jam saja, nyawanya pasti melayang.

Ada bekas racun berwarna kehijauan di sekitar luka perutnya, sejenis racun dari tanaman atau monster hutan berbahaya. Luka semacam ini akan mempercepat kerusakan organ dalam, dan bila tidak ditangani, bahkan kultivator Foundation Pulse Realm sekalipun bisa tewas.

Luo Tian menghela napas.

“Kau terkena racun… kalau tak segera dikeluarkan, kau tak akan selamat.”

Lan Xue tersenyum pahit, matanya berat.

“Aku tahu… tak ada yang bisa kulakukan… semua pil detoksku habis… dan teman-temanku… sudah tewas… aku satu-satunya yang selamat…”

Nada putus asa terdengar jelas dari suaranya.

---

Sebuah Pilihan

Bagi Luo Tian, menyelamatkan seseorang bukanlah urusannya. Di dunia kultivasi, hukum rimba berlaku. Si lemah akan tergilas, dan siapa pun bisa mati kapan saja.

Namun, sesuatu dalam dirinya terasa berat untuk meninggalkan gadis ini begitu saja. Mungkin karena gadis ini seumuran dengannya… atau mungkin karena tanpa sadar Luo Tian mulai memahami apa itu arti kekuatan bukan hanya untuk membunuh, tapi juga untuk menyelamatkan jika mampu.

Dan yang terpenting, racun di tubuh Lan Xue bisa jadi bahan uji coba untuk Teknik Semesta-nya.

“Aku bisa coba bantu. Tapi aku tak punya obat. Aku hanya akan menyerap racunnya menggunakan teknikku,” ucap Luo Tian jujur.

Lan Xue menatapnya lemah, lalu mengangguk.

“Kalau bisa… aku titipkan… namaku… ke Yin Frost Pavilion… kalau aku tak selamat…”

“Hentikan. Fokus bertahan hidup dulu.”

---

Persiapan Menyerap Racun

Luo Tian menarik napas panjang, meletakkan telapak tangannya tepat di atas luka perut Lan Xue. Dari telapak tangannya, pusaran energi halus muncul aura kehijauan bercampur putih keperakan.

Dengan perlahan, Luo Tian mulai mengerahkan Teknik Semesta, menggunakan prinsip Penyatuan Energi Universal dan Penataan Ulang Esensi Energi.

Racun dari luka Lan Xue mulai tertarik keluar, membentuk kabut hijau tipis di atas luka. Lan Xue menggertakkan gigi, menahan rasa sakit saat racun itu bergerak keluar.

Wuushhh…

Luo Tian memandu energi racun itu masuk ke dalam pusaran energi di dadanya. Begitu masuk, racun itu berputar mengikuti arus, dan seperti sebelumnya, Teknik Semesta mengurai dan menyusunnya ulang menjadi energi netral.

Setelah proses itu berlangsung sekitar seperempat jam, racun di tubuh Lan Xue perlahan berkurang. Wajah pucatnya mulai sedikit memerah, napasnya membaik, dan kesadarannya kembali pulih.

---

Akhir Pertemuan Pertama

Setelah menyelesaikan prosesnya, Luo Tian melepas tangannya. Lan Xue terengah-engah, namun kini aura di tubuhnya mulai stabil, meskipun masih sangat lemah.

“Aku… masih hidup?”

Luo Tian mengangguk.

“Kau masih butuh waktu untuk memulihkan energi. Tapi racun utamanya sudah aku keluarkan.”

Lan Xue menatapnya dalam-dalam, mata bening itu mengandung rasa terima kasih dan heran.

“Siapa sebenarnya… kau?”

“Luo Tian.”

Itu saja yang dikatakan Luo Tian sebelum bangkit, hendak pergi. Dia tak butuh basa-basi.

Namun sebelum Luo Tian melangkah jauh, suara Lan Xue terdengar lagi, lemah tapi jelas.

“Terima kasih… Luo Tian.”

Senja perlahan merambat turun, cahaya jingga yang menembus sela dedaunan semakin redup. Kabut tipis mulai menggulung di antara pepohonan tinggi, membuat suasana di hutan itu terasa sunyi dan mencekam. Suara burung-burung malam sesekali terdengar, menyertai suara desir angin yang menggoyang ranting.

Di balik semak lebat, di bawah naungan sebuah pohon besar yang akarnya menjulur ke mana-mana, seorang gadis muda bersandar lemah. Wajahnya pucat, bibirnya sedikit biru akibat racun yang masih mengendap dalam tubuhnya. Dialah Lan Xue. Di hadapannya, duduk seorang pemuda berusia sekitar lima belas tahun, bermata tajam dengan rambut hitam kusut, Luo Tian.

Setelah beberapa waktu terdiam dalam hening, Lan Xue akhirnya membuka suara. Suaranya lirih, namun cukup jelas.

“Aku… ingin kau tahu siapa aku sebenarnya.”

Luo Tian menatapnya sekilas, lalu mengangguk. Ia merasa, sejak menyelamatkan gadis itu, ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Dan mungkin, di tempat asing seperti ini, mengetahui siapa yang ada di sampingmu bisa menentukan hidup dan mati.

“Baik, katakan saja.”

Lan Xue menarik napas pelan, matanya menatap ke arah pucuk-pucuk pohon yang perlahan tertelan senja.

“Namaku Lan Xue. Aku berasal dari sekte besar di wilayah timur Alam Rendah, namanya Yin Frost Pavilion.”

Luo Tian sedikit mengerutkan kening. Meskipun ingatannya tentang dunia ini belum sepenuhnya kembali, namun ia sempat mendengar nama sekte itu beberapa kali dari bisikan angin hutan dan bekas tulisan di dinding gua.

“Yin Frost Pavilion… sekte elemen es, kan?” tanyanya perlahan.

Lan Xue tersenyum tipis. “Benar. Sekte kami menguasai teknik es murni, memanfaatkan esensi dingin alami dari Pegunungan Salju Timur. Di sekte itu, aku adalah murid inti, salah satu dari sedikit yang dipercaya mempelajari teknik tingkat tinggi sekte.”

Ia terdiam sejenak, mengenang masa lalunya.

“Aku lahir di desa kecil di tepi sungai es. Ayahku seorang kultivator biasa di tingkat Qi Condensation Tingkat Kedua, ibuku hanya wanita biasa. Sejak kecil aku sudah bisa merasakan hawa dingin di sekitarku. Saat usiaku delapan tahun, aku berhasil membekukan air tanpa mantra.”

Mata Lan Xue berkaca-kaca.

“Itu membuatku dipilih oleh seorang tetua dari Yin Frost Pavilion. Aku dibawa ke sekte, dan sejak itu… hidupku hanyalah latihan, ujian, dan persaingan.”

“Di usia enam belas tahun, aku berhasil mencapai Qi Rooting Puncak. Itu pencapaian yang cukup langka di sekte kami. Biasanya, anak-anak seusia kami paling-paling baru berada di Qi Rooting Tengah atau Qi Condensation Awal.”

Luo Tian mengangguk pelan. Ia tahu, di Alam Rendah, ranah kultivasi diatur sangat ketat:

Qi Rooting: Awal, Tengah, Puncak

Qi Condensation: Tingkat 1–5

Foundation Establishment: Tingkat 1–5

Core Formation: Tingkat 1–7

Nascent Soul: Tingkat 1–7

Soul Manifestation: Tingkat 1–9

Void Pulse: Tingkat 1–9

Heaven Gate Opening: Tingkat 1–5

True Essence Cultivator: Tingkat 1–3

Grand Mortal Ascension: Menuju Alam Menengah

Seorang gadis seumuran Lan Xue yang sudah mencapai Qi Rooting Puncak jelas berbakat.

Lan Xue melanjutkan, suaranya lebih pelan.

“Beberapa waktu lalu, aku bersama empat orang murid inti lain mendapat tugas dari sekte. Kami diperintahkan mencari Esensi Lotus Salju yang hanya mekar di dalam hutan berbahaya di perbatasan barat.”

Tatapan matanya kosong.

“Tapi… kami disergap. Seekor Serpent Venom Glacier, monster buas beracun di tingkat Foundation Establishment Tingkat Ketiga, tiba-tiba muncul. Kami tidak diberi kesempatan melarikan diri.”

Lan Xue mengerang kecil saat mengingat kejadian itu. Tangan kanannya menggenggam kain di dada.

“Teman-temanku tewas. Aku sendiri terluka parah, terkena racun. Aku terus berlari tanpa arah ke dalam hutan. Aku bahkan sempat kehilangan kesadaran… hingga kau menemukanku.”

Luo Tian terdiam. Hatinya berdesir pelan. Ia bisa merasakan betapa berat beban yang dipikul gadis itu.

“Bagaimana dengan sektemu? Kau bisa kembali?” tanyanya.

Lan Xue tersenyum getir.

“Jika aku kembali dalam keadaan gagal, apalagi setelah kematian murid-murid lain, hukumannya berat. Bahkan bisa dihukum mati atau dibuang ke daerah bekas pertempuran kuno. Yin Frost Pavilion bukan sekte yang menyayangi muridnya. Mereka menghargai kekuatan, bukan belas kasihan.”

Ia menarik napas panjang.

“Aku tak punya tempat untuk kembali… setidaknya sampai aku bisa menjadi lebih kuat dari siapa pun yang bisa menyingkirkanku.”

Lan Xue memandangi Luo Tian lekat-lekat.

“Itulah sebabnya aku harus bertahan hidup. Aku harus pulih, memperbaiki meridian yang rusak akibat racun, dan kembali mengumpulkan kekuatan. Jika tidak… aku akan mati di hutan ini, dan nama Lan Xue akan dilupakan.”

“Aku tak mau jadi korban dalam dunia kultivasi kejam ini. Aku ingin menginjakkan kaki ke ranah True Essence Cultivator, bahkan melangkah menuju Grand Mortal Ascension.”

Luo Tian menatap gadis itu dalam diam. Seketika, ia merasa sedikit hormat pada gadis yang sempat terlihat rapuh tadi.

“Aku tak suka sekte seperti itu.”

“Aku pun.” jawab Lan Xue, tersenyum samar.

Malam mulai turun. Di atas mereka, bintang-bintang mulai berkelip samar di sela kabut. Hutan kembali sunyi. Percakapan itu berakhir, tapi tekad di hati keduanya justru menyala.

Lan Xue menyandarkan tubuhnya di batang pohon, memejamkan mata. Tapi di balik kelopak matanya yang tertutup, semangatnya terus bergolak.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel