Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6. Ada Hubungan Apa?

Chris benar-benar kehilangan akal untuk membuat Audrey mau berbicara padanya, diacaknya kasar rambut kemudian menatap Audrey. Meski terlihat kurus dan pucat, Chris tak bisa memungkirinya. Perempuan di hadapannya sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Clara. Bibir tipis itu rasanya Chris ingin melumatnya, jika saja Lody tak ada bersamanya di dalam mobil.

Chris terus memperhatikan wajah Audrey. Kedua mata yang menatapnya terlihat begitu bening dan sangat indah, kedua alis tebal, bentuk wajah proporsional, dia tak bisa menyangkal, perempuan ini membangkitkan sesuatu di dalam dirinya.

Chris menjepit dagu Audrey, memaksa Audrey untuk menatapnya. Audrey terpaksa memejamkan kedua matanya, dia tak mau melihat wajah brengsek Chris.

“Kau benar-benar keterlaluan, meminta bantuan padaku, tapi melihatku saja kau tak mau?!” omel Chris.

“Katakan padaku, bagaimana kau bisa mengatakan di hadapan orang banyak kalau itu anakku?!”

Audrey masih saja tak mau berbicara, bahkan menepis tangan Chris dengan kasar dari wajahnya. Audrey terlihat seperti seekor anak kucing yang hendak dibunuh, ketakutannya begitu besar, meski wajah Chris sangat tampan, baginya dia tak lebih seperti iblis di hadapannya.

“Astaga, jangan menjadi bisu seperti ini!”

“K-kau mau aku mengatakan apa?” Audrey akhirnya membuka suara, dia tak mau Chris terus menerus membentaknya lalu melakukan sesuatu kembali pada dirinya. Laki-laki di sampingnya ini tak pernah bisa dipercaya, apalagi dengan reputasinya sebagai Don Juan yang selalu bergonta-ganti perempuan semaunya.

“Katakan padaku, bagaimana kau bisa bilang itu anakku?”

“itu kenyataannya Tuan Chris. Dia benar-benar anakmu,” jawab Audrey dengan pandangan lurus ke depan.

“Ba-bagaimana bisa? Kapan aku tidur denganmu?”

“Kau tak perlu mengingatnya,” jawab Audrey dingin.

“Apa kau mau memerasku?”

Audrey mendengus, lalu tertawa datar. Memeras? Jika dia ingin melakukannya, sejak awal dia bisa memeras Chris, tapi tak pernah dilakukannya. Bertahun-tahun berjuang seorang diri membesarkan Jack, tanpa membuka aib itu, sekarang dia bilang mau memeras?

“Kenapa kau tertawa?”

“Jika kau berpikir aku mau memerasmu, itu adalah hakmu. Untuk memerasmu sangat mudah, mungkin sejak lama kulakukan. Tapi aku tak sejahat dan sekejam dirimu, Tuan Chris,” jawab Audrey sekali lagi.

Entah kenapa Chris merasa terhina dengan kata-kata Audrey barusan. Seandainya saja Lody tak bersamanya, habis sudah Audrey di dalam mobil.

Chris benar-benar gergetan berbicara dengan Audrey yang hanya mau mengeluarkan kalimat sepatah demi sepatah.

“Kau memberikanku teka-teki yang membuat otakku berpikir keras. Siapa dirimu, apakah aku pernah berhubungan denganmu sebelumnya?”

“Kau cukup menolong anakmu, tak perlu bertanya lebih banyak,” jawab Audrey ketus.

Lody sendiri merasa wajah Audrey sangat tak asing. Banyak wanita yang dibawanya untuk menjadi santapan hangat Chris selama bertahun-tahun, tapi dia yakin dia tak pernah menyewa Audrey di tempat pelacuran mana pun. Dia selalu ingat rupa perempuan-perempuan yang dibayarnya untuk melayani nafsu Chris.

“Kau kira mencari identitasmu dan anakmu perkara sulit, hm?” tanya Chris seraya mengangkat satu alisnya. Didekatkan wajahnya pada Audrey, membuat Audrey membelalakkan kedua matanya, napasnya menjadi cepat, diiringi irama debaran jantungnya yang kacau tak beraturan.

Dia lupa, sangat lupa. Chris mampu melakukan segalanya. Audrey meremas kedua tangannya yang berkeringat. Jangan sampai Chris menyuruh orang dan mencari tahu tentang dirinya dan Jack. Dia tak akan pernah mau menyerahkan putera satu-satunya pada bajingan seperti Chris, tak akan pernah.

“Kau tak perlu banyak bertanya. Tugasmu hanya menyelamatkan anakmu. Selebihnya kau anggap saja sebuah kesialan diriku karena harus memohon padamu,” ucap Audrey lagi, membuat Chris berdecak kesal.

“Tak pernah ada yang bermain-main denganku, Nona. Jika sampai aku tahu siapa kau, dan benar anak itu anakku, bersiaplah kau akan kehilangan segalanya,” ancam Chris kemudian tersenyum ketir.

Semoga saja hanya sebuah ancaman, jika Chris memang berniat mencari tahu segalanya, dia harus pergi dari kota kecil itu sesegera mungkin. Dia tak akan pernah bisa hidup tenang jika Chris berusaha mencari tahu kebenaran selama 7 tahun yang telah disembunyikannya selama ini.

“Bisakah kau tak terlalu banyak bertanya? Sebentar lagi kita sampai, kau donorkan darahmu, setelah itu aku tak akan mengganggu kehidupanmu,” kata Audrey pelan.

Tak lama kemudian ketiganya sampai di rumah sakit. Audrey bergegas menghambur keluar dari dalam mobil, benar-benar mual dan muak berada dalam satu mobil bersama Chris. Audrey berlari masuk ke dalam gedung, dibiarkannya Lody dan Chris mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di depan ruang rawat, dilihatnya gadis dari daycare masih berada di sana menunggunya sampai ketiduran.

“Hei, bangunlah,” panggil Audrey serapa menepuk pelan bahu gadis muda itu.

Gadis itu membuka kedua matanya, lega rasanya dia melihat Audrey sudah tiba.

“Syukurlah kau sudah tiba. Dokter sudah beberapa kali balik menanyakan apa sudah ada kabar dari Anda.”

“Tolong katakan pada dokter, aku sudah menemukan pendonor untuk Jack.”

Gadis itu bangkit berdiri dari kursi, kemudian berjalan ke ruang perawat menyampaikan yang baru saja Audrey katakan padanya. Chris dan Lody tampak seperti orang bodoh, mereka berdua berdiri di depan ruangan di mana Jack dirawat tanpa diajak bicara oleh Audrey.

“Cari tahu apa benar anak itu anakku,” bisik Chris pada Lody.

“Bagaimana caranya?”

“Aku akan berpikir caranya nanti,” balas Chris.

“Lalu?”

“Jika dia benar anakku, aku akan mengambilnya. Sekalian cari tahu siapa perempuan yang tak mau menyebutkan namanya daritadi,” kata Chris sekali lagi.

“Baiklah,” jawab Lody menyanggupi permintaan Chris.

“Lakukan secepatnya, karena jika semua benar. Perempuan ini memiliki sesuatu yang lebih berharga dari uang yang kumiliki. Aku mau kau berbicara dengan dokter setelah acara donor darah ini selesai.”

Lody mengangguk meninggalkan Audrey dan Chris berdua.

Dokter segera menghampiri Audrey. Wajahnya tersenyum, dia terlihat lega karena pada akhirnya Audrey kembali membawa seseorang yang bisa menyelamatkan nyawa Jack.

Ketika Audrey selesai berbicara dengan dokter, Chris menarik lengan Audrey dengan kasar.

“Apa kata dokter?” tanya Chris.

“Kau akan dibawa ke instalasi transfusi darah, kuharap ini terakhir kali aku melihatmu,” ucap Audrey, kemudian menepis tangan Chris dari lengannya. Dia tak ingin Chris menyentuhnya. Mengingat perbuatannya saja, Audrey seperti sedang bermimpi buruk dalam keadaan terjaga.

“Apa kau tak bisa katakan padaku, apa aku pernah berbuat sesuatu yang buruk padamu sehingga kau bisa mengandung anakku?” desak Christian.

“Sudah kukatakan, tak perlu mengetahui apa pun. Tuan Chris, silakan ikuti dokter, dan pergi ke ruangan yang telah ditunjukkan. Anakmu membutuhkanmu. Sekali lagi aku berterima kasih karena kau bersediia menyelamatkan Jack.”

Audrey mendorong dada Chris, dia tak ingin berlama-lama membahas sesuatu yang tak penting baginya. Baginya Chris adalah sebuah lembaran kehidupan kelam yang harus dibuang, tak perlu diingat, betapa pun sakit dirasanya begitu dalam. Tak ada gunanya, sama sekali tak berguna.

Chris masih saja memandang wajah Audrey. Perempuan itu benar-benar tak mau membuka mulutnya, dan dia harus mencari tahu sendiri ada hubungan apa Audrey dan dirinya sebelumnya. Dia tak merasa pernah melakukan sesuatu dengan Audrey, meski wajahnya benar-benar sangat tak asing dalam ingatan.

“Kau akan menyesal jika aku sendiri yang mencari tahu dan mengetahui kebenarannya,” ancam Christian sembari meninggalkan tempat di mana dia berbicara dengan Audrey.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel