Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4. Aku Menemukannya!

Sebelum berangkat kerja, Audrey menitipkan Jack di daycare service. Terkadang saat Audrey menatap putera satu-satunya itu, selalu terpikir dia ingin memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Memiliki keluarga utuh, tapi begitu mengingat perbuatan Chris padanya, ditepisnya keinginan itu jauh-jauh.

Apa yang ditorehkan Chris padanya, tak begitu saja dengan mudah dilupakannya. Dia hanya bisa menjalani kehidupan yang sudah terlanjur dijalaninya selama tujuh tahun ini. Berjuang bersama Jack, hanya untuk meraba masa depan yang dia sendiri tak tahu ke depannya akan seperti apa.

“Jack, jangan nakal. Setelah selesai bekerja kita akan membeli burger kesukaanmu, ok?” tanya Audrey serasa berjongkok di hadapan Jack.

Jack memeluk Audrey sangat erat. Pria kecil itu sangat mencintai Audrey, baginya Audrey adalah cinta pertama Jack.

“Mama, aku mencintai mama. Sangat mencintai mama,” ucap Jack membuat kedua mata Audrey berkaca-kaca. Dia pun sangat mencintai Jack.

Audrey masih ingat saat dia hampir mati memperjuangkan Jack agar bisa menghirup napas kehidupan. Dia menyesal sempat menolak kehadiran Jack pada hidupnya dulu. Tapi kini, semua terbayarkan. Jack yang semakin beranjak besar, membuat Audrey sedikit lupa dengan segala lelah dan penderitaan yang dirasakannya.

“I love you even more, Little Man,” balas Audrey mengecup pipi tembem milik Jack. (“Aku bahkan lebih mencintaimu, pria kecil.”)

Jack melambai di belakang pintu berlapis kaca, melepas kepergian Audrey.

*

Lagi-lagi Audrey terlempar ke lamunan masa lalu yang selalu menghantuinya. Audrey terhenyak dalam lamunannya. Dia menatap layar komputer, sejak tadi tak satu pun laporan yang dikerjakannya. Dia kembali pada lamunan masa lalunya. Ditariknya napas dalam-dalam, kemudian jari-jarinya mulai menari di atas keyboard komputer

Sebuah panggilan di ponsel membuatnya menghentikan pekerjaannya.

“Hallo?”

“Dengan Nyonya Audrey?”

“Benar, aku berbicara dengan siapa?”

“Kami dari Rumah Sakit New Hampston, apakah bisa segera ke sini. Anak Anda, Jack Logan, dia mengalami kecelakaan. Kami membutuhkan donor darah AB-. Apakah Anda bisa segera kemari, karena di rumah sakit golongan darah AB rhesus negatif sedang kosong.”

Tubuhnya meluruh, golongan darahnya tak mungkin bisa mendonorkan pada Jack. Hanya satu orang yang diketahuinya kemungkinan memiliki golongan darah yang sama, Christian!

“A-aku segera ke sana.”

Tanpa berpikir panjang Audrey menyambar mantel miliknya, mengambil tas, dan bergegas keluar dari kantor tanpa meminta ijin terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah sakit, dokter mengatakan Jack harus segera menerima donor darah. Perjalanan dari rumah sakit menuju tempat di mana Christian berada memakan waktu 2 jam lebih, apakah mungkin?

“Dokter, aku bisa membawa orang yang memiliki golongan darah sama dengan anakku. Tapi perjalanan dari sini ke sana memakan waktu hampir dua jam, total kurang lebih lima jam. Apakah mungkin?”

“Nyonya Audrey, semua kemungkinan meski kecil harapannya harus dicoba. Jack masih mampu bertahan sampai kau mendapatkannya,” terang dokter muda yang menangani Jack.

Audrey berbalik menatap pengasuh di daycare yang mengantar Jack.

“Bagaimana Jack bisa mendapat kecelakaan?”

Gadis muda itu menunduk dan menjawab dengan takut, “Saat itu dia keluar, pintu tak tertutup rapat, dia mengejar bola kaki miliknya. Tak lama kemudian sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak Jack hingga terpental ke sisi jalan satunya. Kami bersyukur dia masih bisa diselamatkan dan mendapatkan penanganan. Aku benar-benar takut saat membawanya kemari,” jawab gadis itu sesekali menyeka hidungnya karena menangis.

“Tolong jaga Jack sampai aku kembali. Aku akan pergi ke kota, untuk membawa orang itu,” pinta Audrey.

Dia yakin Jack adalah laki-laki kecil yang kuat. Jack akan bertahan sementara dia berjuang untuk membawa seseorang yang sangat dibencinya agar mau menyelamatkan putera satu-satunya.

Hanya ini yang bisa dilakukan untuk menebus dosa di masa lalu. Dia hampir menggugurkan Jack saat dalam kandungan, dan kali ini dia akan berusaha membawa kehidupan untuk Jack.

“I-Iya, berhati-hatilah Nyonya Audrey.”

“Kumohon jaga dia. Aku akan usahakan segera kembali.”

Audrey menghambur keluar dari rumah sakit. Dinyalakannya mobil, tak peduli dia mengemudikan mobil seperti orang kesetanan, dia hanya ingin Jack mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan.

Kakinya terasa berat menatap gedung tinggi di hadapannya. Dirinya seakan terlempar kembali pada kejadian tujuh tahun lalu. Dia ingin melangkah, tetapi sesuatu seperti menahan kedua kakinya untuk tetap membeku pada tempatnya.

“Aku harus bisa. Demi Jack,” ujar Audrey berusaha menguatkan hatinya. Tetap saja rasanya sangat berat, tapi jika dia tak melakukannya sekarang, lalu kapan? Dia akan kehilangan Jack jika dia lebih mementingkan rasa sakit masa lalunya.

Akhirnya Audrey menguatkan hatinya masuk ke dalam gedung besar itu, tempatnya bekerja dulu, di mana tragedi itu telah menghancurkan segalanya.

Bagian informasi tak mengijinkannya masuk karena dia belum membuat temu janji dengan Christian.

“Kumohon, ijinkan aku bertemu dengan Christian!” seru Audrey kesal.

“Maaf, Nona. Kami tak bisa, Anda harus membuat janji terlebih dahulu.”

“Anakku bisa mati jika aku harus menunggunya turun melewati jalan ini!”

Tanpa pikir panjang Audrey memaksa masuk, dia berputar dan menghindari satpam yang mengejarnya dari belakang.

“Tangkap gadis itu!”

“Aku harus bisa bertemu Christian dengan cara apa pun,” ucapnya.

Beberapa kali satpam hampir bisa menangkap Audrey, dia berlari cukup kencang di antara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.

“Ugh!”

Audrey terpental karena menabrak tubuh seseorang.

“Maaf, maafkan aku,” ujar Audrey tanpa berani mengangkat kepalanya. Mati sudah! Dia pasti akan tertangkap. Audrey berdiri merapikan pakaiannya, dan mengibas celana jeansnya yang agak kotor.

“Itu dia orangnya, bawa dia pergi dari sini. Maafkan kami, Tuan Chris,” ujar salah seorang satpam.

Chris?

Barusan orang itu menyebut nama Chris?

Audrey memberanikan diri mengangkat kepalanya, dan benar saja Christian berada di hadapannya.

“Ada masalah apa?” tanya Chris.

“Maaf, gadis ini mencoba menerobos masuk untuk bertemu Anda. Kami akan membereskannya,” ujar satpam tersebut merasa bersalah ketika Chris menatapnya garang.

“Cepat bereskan, aku masih ada urusan dengan klien,” jawab Christian, kemudian melewati Audrey yang membeku di tempatnya.

Satpam itu pun mencekal lengan Audrey dengan kasar, saat itulah Audrey tersadar dari tujuan semulanya. Dia pun membalikkan badan dan berteriak sekuat tenaga, “ Christian Butt! Selamatkan anakmu!”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel