Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. Menjenguk Romelio

"Kamu yakin tidak ingin ditemani, Lya?" Rodriguez kembali mengkonfirmasi keraguannya kepada Kalya sambil menahan kenop pintu yang memisahkan selasar dengan ruang VVIP rumah sakit, di mana Romelio sedang dirawat.

"Ya, sangat yakin." Jawab Kalya singkat dan tegas.

"Baiklah. Terserah padamu, aku menunggu di sini."

"Pastikan Adolfo dan Gutter berjaga di depan. Dan jangan biarkan Fredo berada di sekitar area ini. Beri dia tugas sejauh yang kamu bisa upayakan bersama seluruh pengikutnya.

Rodriguez mengerti apa yang dimaksudkan oleh Kalya, Fredo adalah kaki tangan Romelio yang paling setia. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Fredo harus dijauhkan dari Romelio. Dan itu sudah dia lakukan sejak Kalya memerintahkan sebelum terbang dari Indonesia ke Roma. Saat Kalya tiba di Napoli, Fredo dan semua pengikutnya telah bertugas di Amerika untuk mengurus bisnis seumur jagung yang dibuka oleh Dimitrio bersama William, partner mereka.

"Aman." Rodriguez menjawab singkat. Sementara Kalya mengangguk puas dengan inisiatif yang dilakukan oleh Rodriguez. "Uhm, tetapi, setidaknya, biarkan aku memeriksa situasi di dalam, aku perlu memastikan semuanya terkendali." Bagaimanapun, setelah banyak hal yang terjadi antara paman Romelio dan Kalya, Rodriguez harus ekstra hati-hati dalam segala hal.

Setelah berpikir sejenak, Kalya mengangguk. "Tetapi waktu kita tidak banyak, lakukan dengan cepat."

Rodriguez mengangguk tanda mengerti. Lalu Kalya membiarkan Rodriguez menekan kenop pintu. Dengan mengangkat sedikit dagunya, Kalya melangkah memasuki ruangan diikuti oleh Rodriguez di belakangnya. Sejenak Kalya menatap tubuh Romelio yang seperti sedang tertidur lelap di atas pembaringan.

Jika semua sesuai perintahnya, Romelio akan segera bangun beberapa menit lagi. Kalya harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari Romelio, namun dia juga tidak bisa mengambil resiko terhadap paman suaminya yang licik ini.

Terbayang adegan saat Kalya baru saja menikah dengan Dimi, setelah semua keluarga inti saling berkenalan dengan hangat. Dan Kalya telah menyelesaikan sesi bulan madunya bersama Dimi, Romelio yang memerankan diri sebagai Paman baik hati serta ramah, mengajak Kalya berkeliling untuk memperkenalkan sudut-sudut mansion yang akan menjadi tempat tinggalnya. Paman Romelio memang tidak tinggal di mansion yang sama, tetapi memiliki akses dua puluh empat jam yang tidak terbatas untuk memasuki mansion mereka.

Saat tiba di ujung selasar tempat menyimpan anggur koleksi keluarga, tiba-tiba Romelio berusaha untuk menyentuh dan memaksanya melakukan sesuatu yang sangat tidak dia duga.

Sekuat tenaga dia berusaha menghindari, namun Paman Romelio bukanlah lawan yang sepadan. Kalya yang terjepit, sudah hampir kehilangan kehormatannya, terutama ketika Romelio telah menarik paksa pakaian dalam dari bawah roknya, dan bersiap untuk menuntaskan hasrat tidak bermoral kepada istri keponakannya sendiri. Takdir baik masih berpihak pada Kalya, dua orang pelayan menerobos masuk ke dalam gudang dan menyaksikan apa yang terjadi tanpa sengaja.

Romelio kaget, tidak menduga sama sekali dengan apa yang baru saja terjadi. Sambil menangis, Kalya langsung mengambil kesempatan untuk kabur. Kedua pelayan yang merasa shock masih terpaku, lalu dengan gugup sempat mengatakan, "maafkan kami Tuan, kami tidak melihat apa-apa. Kami tadi hanya diminta mengambil anggur. Kami akan segera pergi…"

Kalya tidak perduli, dia tidak lagi mendengar apa yang dikatakan oleh pelayan tersebut, dia hanya ingin berusaha terus berlari menjauh dari srigala berbulu domba berstatus paman tersebut.

Tanpa sengaja Kalya menabrak seseorang di koridor, dan langsung merasa lega melihat Rodriguez berdiri menjulang di hadapan dirinya yang sedang terjatuh karena menabrak sosok itu.

Rodriguez yang kaget bercampur heran, menatap Kalya sedetik, lalu dengan sigap menolongnya untuk berdiri.

Ditelitinya riasan Kalya yang berantakan serta rambut yang acak-acakan. "Kamu kenapa, Lya?" Tanya Rodriguez penuh kekhawatiran.

Dengan gugup Kalya mencoba menjelaskan kondisinya. Rodrioguez mengangguk. Tiba-tiba dia menarik Kalya memasuki sebuah ruangan dan bersembunyi di balik tembok. Dari celah Kalya bisa melihat paman Romelio seperti sedang mencarinya. Kalya menahan nafas di balik punggung Rodriguez.

Setelah paman Romelio menghilang dari koridor, Rodriguez segera membawanya ke sebuah tempat yang disebut sebagai ruang senjata. Ruangan ini tidak bisa diakses oleh semua orang, hanya Matteo, Dimi, Rodriguez dan pengawal kepercayaan yang bisa mengaksesnya.

"Bersihkan riasanmu, Lya. Lalu ceritakan detilnya padaku."

Dengan terbata-bata Kalya menceritakan semuanya pada Rodriguez. Sepanjang bercerita, Rodriguez mengepalkan tangannya dengan geram. Namun Rodriguez tahu bahwa dia harus hati-hati menghadapi paman Romelio, sebab selain dia hanyalah seorang anak angkat, Paman Romelio juga merupakan anak kesayangan nenek Ornella.

"Baiklah, sekarang dengarkan aku!" Rodriguez mengunci wajah Kalya dengan kedua telapak tangannya yang besar, mencoba untuk menenangkan Kalya yang masih shock. Kalya hanya bisa mengangguk, sambil masih sesenggukan.

"Setelah ini, pergi ke kamarmu, rapihkan riasanmu. Beraktinglah seolah-olah tidak ada sesuatu apapun yang terjadi. Ganti pakaianmu dengan setelan celana, jangan pernah lagi memakai rok atau gaun, oke?!" Kalya mengangguk tanda mengerti.

"Kecuali kamu yakin akan selalu berada di sekitar Dimi atau aku, usahakan untuk memakai pakaian yang sulit untuk dieksekusi." Rodriguez kesulitan mencari analogi kata yang tidak akan menyinggung perasaan Kalya, namun cukup untuk menjelaskan apa yang dia maksudkan. Akhirnya dia memilih kata 'eksekusi', yang baginya sedikit lucu. Rodriguez berharap Kalya cukup mengerti. Dan Kalya sekali lagi mengangguk.

Rodriguez melanjutkan. "Aku akan mengatur agar kamu memiliki seorang pengawal yang handal, juga bisa melatihmu ilmu beladiri serta memainkan senjata. Kamu mau?" Kalya langsung mengangguk. Dia merasa bahwa dirinya sungguh-sungguh harus bisa membela dirinya sendiri setelah apa yang baru saja dia alami.

Momen yang baru saja terjadi membuat dirinya menyadari, bahwa meskipun dia sekarang adalah menantu dari Tuan Matteo dan istri dari Dimi, tidak akan bisa menjamin keselamatan dirinya, kecuali dia juga harus bisa melindungi dirinya sendiri.

"Satu lagi, Lya. Jangan ceritakan masalah ini kepada siapapun lagi. Paman Romelio adalah kesayangan Nenek Ornella. Jadi jika kamu mencoba mencari perlindungan dengan cara mengadu, bisa dipastikan kamu tidak akan mendapatkannya. Mereka tidak akan mempercayaimu. Sebab Paman Romelio pandai bermanis kata. Sedangkan kamu hanyalah orang yang baru menjadi anggota dikeluarga ini. Kamu mengerti maksudku?"

Kalya mengangguk. "Ya, aku mengerti. Terima kasih. Aku akan mengingat semua yang kamu katakan."

"Baik, sekarang rapihkan sedikit riasanmu, lalu kita berjalan-jalan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa, dan aku hanya menjadi pemandumu mengenalkan ruang-ruang di mansion ini kepadamu. Dan oh ya, ruang senjata ini hanya bisa di akses oleh keluarga inti. Sampai kamu bisa mendapatkan kepercayaan suami dan mertuamu, kamu tidak akan mendapatkan akses memasuki ruangan ini. Berjuanglah untuk itu, Lya."

Kalya mengangguk lagi, lalu merapihkan rambut dengan jemarinya, mengahapus riasan dengan ujung roknya, terutama dibagian mata, karena maskara yang membingkai matanya telah meleleh berantakan akibat menangis.

"Bagaimana, apakah sudah lebih rapih?"

Rodriguez tersenyum. "Sudah lebih baik dari sebelumnya." Dan Rodriguez melanjutkan kalimat tersebut dalam hati, "dan kamu tetap cantik dengan atau tanpa riasan. Sayangnya kamu adalah istri dari Kakakku." Rodriguez hanya bisa mengagumi kakak iparnya dalam diam. Dia bertekad akan menjadi pelindung Kalya setelah Dimi. Mulai saat ini, dia juga harus berhati-hati terhadap paman Romelio, sebab bisa saja dirinya menjadi sasaran fitnah demi keuntungan yang bisa diambil oleh paman Romelio.

"Lakukan tugasmu, Rod. Waktu kita sempit." Kalya berbisik, memecah keheningan di antara mereka yang masing-masing sibuk dengan pikirannya.

Rodriguez terhenyak, menyadari dirinya sempat terbawa situasi saat pertama kali memutuskan untuk menjadi pelindung bagi Kakak iparnya yang diam-diam dia cintai. Dia melirik jam tangan digital di pergelangan tangannya. Waktunya kurang dari dua menit. Dia harus cepat. Dengan sigap dia memeriksa setiap detil dalam ruangan, terutama di bagian tempat tidur dan di balik sprei. Setelah dirasa aman, dia mengangguk pada Kalya, menepuk pundak wanita itu dan meninggalkan ruangan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel