Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 5 - Wedding

Sandi sudah pergi. Vanya sendiri yang tersulut dendam di campur amarah, hanya tertawa nyaring mengingat masa lalunya.

Suami dulunya yang sudah begitu tua, tidak perna berhubungan Sex dengannya, di sebabkan Suaminya yang tidak bisa Ereksi, karna faktor umur. Lalu kenapa dia harus menikah dengan si tua itu lagi, tidak! Dia tidak akan terjerumus lagi. Dia tidak akan menyia-nyiakan masa mudanya lagi.

Hanya wanita munafik, yang tidak ingin berhubungan Sex bukan. Apa lagi dirinya sudah pernah merasakan hubungan Sex sampai ia hamil.

"Jalankan rencananya hari ini!" ucap Vanya berwajah datar pada Sasa yang menemaninya.

Sasa yang terlihat pilu berkata,

"Apa kau serius... jangan perna kau sesali ini, jika hatimu masih-" perkataan Sasa terpotong

"Hatiku sudah kuat. Aku lakukan ini semua, agar pernikahan ini tidak jatuh kelubang yang sama. Lagian siapa Devan untukku. Jika Raja menginginkan pernikahan ini, siapa saja tidak akan bisa menolaknya." Hati Vanya sakit, lagi-lagi ia teringat Anaknya yang di bunuh oleh Devan sendiri.

'Apa maksudnya, jatuh kelubang yang sama. Apa ia perna mengalaminya?' Sasa berfikir keras.

Saat pulang Sekolah, Vanya dan Sasa sudah menunggu Vano Wilson di gereja, entah kenapa Vanya meminta pertemuan di dalam gereja.

Vano yang sudah tiba bersama Asistennya dan juga pengawalnya, hanya membiarkan Vano dan Vanya duduk di dalam gereja berduaan.

Vano yang penasaran, lebih dulu bertanya, "Kenapa kau mengajakku kemari?"

"Hari ini kita akan Menikah!" Vanya tiba-tiba.

Vano Wilson yang tersentak kaget, hanya mematung dan meresapi perkataan Vanya. Dia seperti bermimpi di siang hari. Jujur jika ini nyata, kenapa Vanya tiba-tiba mengajaknya menikah secara mendadak. Vano yang ingin bicara tiba tiba bibirnya terasa keluh, dan berat. "Ke... kenapa ini mendadak? Kita baru bertemu semalam, dan kau sudah ingin menikah bersamaku."

Vanya merepatkan tubuhnya di dada Vano, ia menciumnya ganas bahkan tangannya sudah memaikan kelamin Vano. "Menikah dengan ku sekarang, aku yang akan menjadi Istrimu, dan akan berusaha mencintaimu." Vanya seperti memohon bersamaan mata sayupnya.

Vano melepaskan tangan Vanya dari miliknya yang menegang panjang. "Vanya jika kau menginginkan ku, kau tidak perlu berbuat seperti ini. Aku yang sudah lama mencintaimu sejak kecil... pasti rela berbuat apa saja demi untukmu." Vano mengarahkan tangan Vanya dekapan dadanya yang berdebar. "Ayo kita menikah sekarang!"

Sasa datang memberi Surat Nikah yang sudah terdaftar di Catatan Sipil, ia menyuruh Vano Wilson dan Vanya menandatangani surat Nikah mereka.

Vanya yang sudah selesai berhias, datang dan naik di atas altar untuk mengucap janji suci mereka.

"Aku Vano Wilson mengucap janji suci di hadapan Tuhan, bahwa hari ini detik ini, aku dan juga Istriku Vanya Martinez sudah sah menjadi satu daging (Sepasang yang tidak bisa di pisahkan)... aku akan selalu menyayangi, dan melindungi Istriku mulai sekarang!"

Vanya menelan ludahnya. 'Kenapa sumpahnya bisa sedetail itu.'

Vano yang sudah selesai mengucap janji suci, kini giliran Vanya.

"Aku Vanya Wilson Martinez, bersumpah untuk menghormati suamiku dan selalu menyayanginya dalam suka dukaku."

Selesai membuat janji suci, keduanya saling bertukar cincin Pernikahan, dan terakhir mereka berciuman, Vanya yang ingin berhenti mencium Vano, Vano masih tetap terus-menerus menciumnya ganas.

Jika bukan Asisten Vano yang menghentikannya, Vano pasti tidak akan melepaskan dirinya dan berujung ke arah tempat tidur.

"Tuan maaf mengganggu, kita masih ada pertemuan di Negara Asing."

Jemari Vano menyentuh wajah cantik Vanya. "Istriku, maafkan aku! Aku harus pergi sekarang. Aku harus meninggalkan mu."

Vanya yang merasakan wajahnya di sentuh ia berkata, " Tidak apa-apa, kau bisa pergi."

Terakhir mereka berpelukan, lalu berpisah.

Vanya yang sudah melihat kepergian Vano Wilson, kini beralih keruang ganti.

Sasa yang membantunya melepaskan gaun pernikahan berkata, "Kau sudah menikah, jika Raja dan Ayahmu tau mereka pasti marah."

Vanya yang sedang mengotak atik laptopnya berkata, "Kenapa Ayahku harus marah? Yang jelas Raja dan keluargaku tiri Ayahku yang akan malu."

"Kau pasti akan di bunuh."

Vanya tertawa, "Raja tidak akan membunuhku, hanya persoalan seperti ini. Sebaliknya keluarga Ayahku lah yang akan membunuhku, gara-gara pernikahan ku ini, rencana mereka tidak berjalan mulus."

Vano wilson yang berada didalam mobil, tersenyum bahagia melihat foto Pernikahannya bersama Istrinya. 'Vanya aku masih tidak percaya bahwa kita sudah menikah, akhirnya aku sudah mendapatkan mu. Aku tidak menyangka kau meminta Pernikahan ini begitu cepat.' Hati Vano berbunga-bunga.

'Yah takdir memang memihak kepadaku. Sedari dulu aku memang sangat mencintaimu Vanya.'

*

*

*

Ke esokan malam, Istana sangat begitu ramai, semua para Bangsawan datang ke Istana untuk memperingati hari ulang tahun pernikahan sang Raja dan juga Ratu.

Istana yang begitu ramai membuat semua Pelayan disibukkan untuk melayani para Bangsawan, bahkan Jendral Sandi, Danya, dan juga Ibu tirinya sudah duduk di bagian depan, mereka tampak sangat dermawan memakai baju Militernya.

Semua Orang saling menyambut, para Putri dan para Pangeran semuanya terlihat sangat begitu cantik dan juga tampan.

Raja yang sudah kedatang tamu terhormat, hanya bisa mengobrol singkat dan tertawa bahagia, dimana hari ini adalah hari mengumuman Pernikahan Adiknya dan juga Putri Jendral.

Raja yang sudah mendapati keluarga Martinez datang, hanya bisa menunggu Putri sang Jendral datang.

Riska, Sonia yang duduk, kini di kelilingi oleh para Putri dan pangeran dari Bangsawan lain.

"Hai bagimana kabar kalian?" ucap Putri dari Bangsawan lain pada Riska dan Sonia.

"Kami semua baik," jawab Riska malu-malu.

"Dimana idiot itu? kenapa dia tidak bersama kalian disini?" Pangerang dari Selir lain bertanya.

Sonia menjawab, "Mana berani dia... dia yang berwajah jelek, idiot, tidak akan mau berkumpul dengan gadis cantik seperti kami." Sonia membanggakan diri.

Mereka semua tertawa, mereka bahkan melontarkan kata-kata penghinaan untuk Vanya. Mengatai Vanya berwajah monster, jerapa tua, bodoh gila, dan idiot. Dan masih banyak lagi sebutan yang tidak wajar untuknya.

Saat musik klasik mulai terdengar, semua orang kini duduk di tempat mereka.

Devan yang memakai baju kerajaan berdiri tegap memegang sekepal bunga mawar merah ditangannya, ia tersenyum begitu bahagia, entah apa yang membuatnya tampak bahagia.

Devan yang sudah berada di hadapan piano, menghirup aroma bunga mawar di tangannya, lalu menyimpan bunga mawar itu disana, dan berkata dengan suaranya yang menggema di ruang pesta, "Father, Mother happy wedding anniversary. This is a gift for you."

Raja Philip dan Istrinya tersenyum bahagia, entah kejutan apa yang akan di lakukan anaknya itu.

Devan yang sudah mulai memainkan alunan musik piano, membuat hati semua orang tersentuh dengan musiknya.

Blam!!!

Vanya tiba- tiba mendorong pintu masuk sampai suara terdengar keras, membuat suara musik piano terhenti.

Semua orang berbalik melihat dirinya yang baru datang dan sungguh mengganggu, tidak hanya itu, semua orang bahkan tidak ada yang mengenali siapa dia sebenarnya.

Semua orang terpesona melihat dirinya, Vanya yang begitu sangat cantik, seksi, memakai gaun dres merah panjang tampa lengan, sampai membuat bahu dan punggungnya terlihat jelas, sampai-sampai rambutnya yang terurai kini berterbangan di terpa angin malam, di saat pintu terbuka lebar.

Semua orang mulai berbisik mempertanyakan siapa dirinya?

"Dari bangsawan manakah ia?"

Vanya yang masih berdiri bingung mencari tempat duduk depan, membuat Raja ingin membuka suara, tapi Devan tiba-tiba menarik tangannya di tengah-tengah aula.

Suara alunan musik kini menggema di dalam Istana, karna Vanya dan Putra Mahkota berdansa bersama.

Dengarkan dan nikmati musik dansa 'revenge of rebirth' di atas..!

Vanya yang berdansa dengan Putra Mahkota, membuat semua orang begitu terpesona, kagum, karna mereka berdansa seperti pasangan Raja dan Ratu.

"Dia cantik sekali."

"Para putri yang hadir di tempat ini, tidak ada yang mengalahkan kecantikannya."

Semua Putri memuji, dan merasa iri terhadapnya. Riska dan Sonia sendiri terus melontarkan kata benci di hati mereka.

Para pangeran mulai berbisik sesama mereka.

"Putri dari mana dia, kenapa aku baru melihatnya?"

"Sepertinya anak Jendral Martinez?"

"Hah serius... jika dia anak Jendral berarti?"

"Aku rasa idiot itu!" ucap yang lain.

Semua pangeran mematung, memandang Vanya dari atas hingga kebawah, sungguh mereka tepesona dan tidak percaya, bahwa ada kecantikan luar biasa seperti itu.

Sahabat Devan yang duduk di tempat khusus, hanya mengamati dari lantai atas. "Sang Jendral menyembunyikan kecantikan Anaknya," ucap Revano.

Dion menyesap anggur merah digelasnya. "Aku rasa Jendral sengaja lakukan itu. Lihat saja sekarang, semua Pangeran di bawah malah ingin mendapatkannya."

"Bukan kah, hari ini adalah pengumuman untuk pernikahan Pangeran John Philip bersama idiot itu, lihat John di bawah! Dia sangat bahagia sedari tadi," jelas Yustine.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel