Pustaka
Bahasa Indonesia

Queen Of Mafia

128.0K · Baru update
Kakco
94
Bab
35
View
9.0
Rating

Ringkasan

Jakarta berdarah. Warisan mafia dipertaruhkan. Rachel, gadis 21 tahun pewaris tunggal Serigala Hitam mafia paling ditakuti di Jakarta. Dia tak pernah meminta dilahirkan di dunia penuh darah. Tapi ketika ayahnya, Rehan, sang Godfather legendaris, dibunuh secara brutal oleh geng saingan The Beast, hanya ada satu jalan tersisa: balas dendam. Dilatih sejak kecil sebagai pendekar wanita dan dijuluki “Dewi Kematian” Rachel tak mengenal ampun. Satu lawan lima puluh? Bukan masalah. Tapi kini dia dikejar musuh, dikhianati sekutu, dan harus bertahan di kota yang dipenuhi darah, uang, dan pengkhianatan. Saat pelariannya, ia bertemu Yakuza Jepang yang bodoh tapi setia dan masa lalunya yang gelap mulai terkuak. Di tengah kobaran perang antar geng, Rachel harus memilih: menjadi ratu baru dari dunia hitam atau mati bersama kehormatan ayahnya. Queen of Mafia adalah kisah balas dendam, kekuasaan, dan takdir tragis yang dipimpin seorang wanita berdarah dingin. Apakah Jakarta siap dipimpin oleh seorang ratu? Setiap Pria akan berlutut dihadapan Sang Ratu atau mati!

RomansaSuspensepetarungRevengepembunuhanBalas DendamThrillerWanita CantikKeluargaTsundere

BAB 1 : Percikan Api

#Flash Back

3 hari yang lalu

Jakarta, Desember tahun 2010

Dentuman musik menghentak dan menggelegar memenuhi seluruh ruang klub malam. Di sebuah meja terdapat 1 orang wanita cantik blasteran Jepang Indonesia menggunakan pakaian dengan punggung terbuka, gadis muda itu bernama Rachel.

Rachel mempunyai kulit kuning langsat khas orang Indonesia, matanya yang sayu dan wajahnya cantik natural. Tubuh Rachel tinggi semampai bak model dan lekukan tubuh rachel seperti gitar spanyol yang hanya menonjol di bagian atas dan bawah. Dipunggung wanita tersebut ada sebuah tato bergambar kupu-kupu berwarna ungu kebiruan.

Rachel menutup matanya sebentar, menikmati momen kesendiriannya. Dia merasakan asap rokok yang mengepungnya dan bau parfume yang menyeruak memenuhi indera penciumannya. Ia kembali teringat kenangan masa kecilnya ketika dia berumur lima tahun, ibunya yang bernama Kurenai pergi meninggalkan diri tanpa salam perpisaha, tanpa pelukan dan tanpa kata.

Rachel membuka mata, menatap tato kupu-kupu ungu kebiruan di punggungnya lewat pantulan kaca. “Kau pun ingin terbang, dan kembali kenegeri sakura kan?” bisiknya. Tato itu adalah satu-satunya warisan ibunya, Kurenai.

Ketika Rachel sedang menikmati momen kesendiriannya, sekumpulan pria menghampirinya. Mereka bau alkohol dan masalah.

“Cantik, berapa tarifmu?” kata pria gondrong sambil meraih pipinya.

Rachel menepis dengan cepat. “Kau salah orang.”

“Wah cantik-cantik sombong!” ucap salah seorang pria lainnya.

“Berapa sih harga kamu buat muasin kita berlima? 10 juta? 20 juta? Atau 40 juta? Sebut dong harga mu sayang!” ucap pria lainnya sambil mencoba membelai pipi Rachel.

Rachel memandangi kelima pria yang berdiri di dekatnya sambil mengepalkan tanganya, namun beberapa tarikan nafas berikutnya Rachel menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

“Aku sudah berjanji kepada Ayah untuk tidak membuat masalah dan menumpahkan darah lagi….” Batin Rachel kemudian dia berjalan menjauh dan kembali menikmati dentuman music yang menghentak.

Kelima lelaki tersebut memandangi Rachel yang sedang menari dengan penuh nafsu, gerakan rachel yang seirama dengan dentuman musik membuat ke lima pria yang merupakan anggota sebuah gangster yang menguasai daerah kabupaten bekasi menjadi sangat bergairah.

“Sayang ayo dong temani kita! Klo kamu ga mau digilir sama kami berlima pilih satu dari kita yang boleh nikmatin tubuh kamu sepuasnya!” ucap lelaki gondrong sambil menjilati bibirnya ketika melihat Rachel menari.

Dari kejauhan ada 5 orang lelaki yang memperhatikan Rachel sedang di ganggu segera menghampiri tempat Rachel.

“Hey kalian jangan ganggu gadis itu!” ucap seorang lelaki berbadan tegap sambil mendorong pria berambut gondrong.

“Kau...kurang ajar berani kau mendorong ku! Kau tidak mengenal Aku?” ucap Pria berambut Gondrong kesal.

“Seekor serigala tidak akan mengenal tikus got! Pergi kalian ini daerah kekuasaan Serigala Hitam jangan membuat kegaduhan disini!” bentak Pria berbadan tegap.

Sedangkan Rachel tidak mempedulikan semua kerIbutan tersebut dia hanya membakar rokoknya dan setelah itu Rachel lanjut menikmati dentuman musil yang menghentak di klub malam yang terkenal di daerah bekasi kota tersebut.

“Cih hanya serigala kampung! Aku gondrong wakil ketua Cabang The Beast! Aku tidak ada urusan dengan kalian para Serigala Hitam…” ucapnya sambil membuang ludah.

Lalu pria berambut Gondrong itu berjalan kearah Rachel yang sedang asik menikmati detuman musik di dekat meja yang di penuhi botol minuman, sendangkan keempat temannya langsung menghalangi pria berbadan tegap.

…”Aku ke sini untuk bernegosiasi dan menusuk lubang surgawi gadis ini sampai pagi. Hahahaha!” ucap pria Gondrong tersebut sambil mengulurkan tangannya untuk memeluk Rachel dari belakang.

“Kau....!” Pria berbadan besar itu segera mendorong ke empat pria yang menghalanginya.

Ketika tangan pria gondrong itu menyentuh pinggang Rachel. Dengan satu gerakan Rachel langsung membanting pria itu, dengan satu gerakan pria berambut gondrong itu langsung terjatuh di lantai.

Brak!

Dengan gerakan cepat Rachel mengambil botol minuman di mejanya dan memukul botol tersebut ke kepala Pria Gondrong. Pecahan botol tersebut berkilau dan kilauannya lebih indah dari lampu klub malam.

“Tadi kau bilang ingin menusuk lubang surgawi bukan? Aku akan membantu mu memiliki lubang surgawi!”

Dengan gerakan cepat, Rachel melakukan tiga tusukan keleher pria itu. Darah menyembur keluar dari tubuh pria itu dan di sambut dengan kerlap kerlip lampu di klub malam tersebut

“Jangan ganggu Aku bajingan mesum!” ucap Rachel sambil berdiri dan membersihkan noda darah di wajahnya.

Dalam satu gerakan Rachel berhasil membunuh pria berambut gondrong tersebut, ke empat teman pria berambut gondrong yang sedang menghalangi pria berbadan besar hanya bisa melihat hal tersebut sambil membolakan mata meraka, karena terkejut.

Pria Berbadan besar langsung meninju salah satu teman pria berambut Gondrong dengan sangat keras dan membuatnya tersungkur kelantai. Pria berbadan besar itu segera berdiri di depan Rachel, menjadi tameng hidup untuk Rachel. Pria itu adalah pengawal pribadi Rachel yang bernama Cimot.

“Nona maafkan….”

Perkataan pria berbadan besar langsung terhenti ketika melihat Rachel menaikan tangan kanannya, sambil menatap ke empat pria yang ada di hadapannya. ke empat pria tersebut segera memberikan kode kepada kawanannya untuk mengeroyok Rachel dan 5 orang pria yang tadi mencoba membantu Rachel.

Pandangan Rachel bertemu dengan Cimot yang ada di depannya, kemudian Rachel menganggukan kepalanya. Cimot segera menerjang kearah empat orang yang tersisa, dan keempat teman Cimot langsung berlari membantunya.

Rachel hanya tersenyum, ketika pengawal pribadinya dan anggota Serigala Hitam sedang bertarung dengan keempat anggota The Beast.

Suasana meledak. Puluhan anggota The Beast maju. Rachel mengikat rambutnya ke belakang, senyum tipis merekah, sambil menatap puluhan anggota The Beast yang berlari kearahnya dengan penuh amarah.

“This is show time!”

Rachel segera menendang pria yang paling dekat dengan dirinya, kemudian Rachel menarik sebuah pisau komando yang terjatuh dari tubuh pria yang di tendang.

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya Rachel maju menyerang kedepan menghadapi 50 anggota Gangster The Beast. Rachel maju sendirian tanpa rasa takut, justru Rachel terkesan sangat menikmati petarungan tersebut.

Pisau komando di tangannya menari, tubuhnya bergerak bukan sekadar membunuh—tapi melampiaskan amarah, kesepian, dan luka yang tak bisa ia ceritakan. Setiap tebasan seperti melawan bayangan ibunya yang meninggalkannya, melawan ayahnya yang makin menjauh.

Ketika salah satu pria menjerit, Rachel berhenti sejenak, darah menetes di wajahnya. “Kalian pikir karena aku cuma perempuan kalian bisa menindas ku?” Suaranya pecah, setengah marah setengah putus asa. “Aku adalah Rachel, Ratu Serigala Hitam.”

Dan malam itu, klub malam berubah jadi panggung Rachel untuk menunjukan jati dirinya. Bukan hanya sebagai Dewi Kematian, tapi juga seorang gadis berusia dua puluh satu tahun yang menolak tunduk pada dunia yang ingin menginjaknya dan sebagai seorang anak yang merindukan sosok ibunya yang telah meninggalkan dirinya semenjak umur 5 tahun.