Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Apakah Kamu Takut Padaku?

Bab 3 Apakah Kamu Takut Padaku?

Di sekeliling lilin merah, dibalik tirai tipis, di dalam Istana Zhaolie yang mewah ini, tidak ada siapapun kecuali dia. Dia, Qin Ruojiu, yang dibalut rapat dengan sutera merah, saat ini, dia sedang berbaring di atas ranjang kaisar yang ditata dengan warna keemasan dan merah. Dia sedang menantikan kedatangan suaminya, yang mulia dari Negeri Kangqing, Kaisar Zhaolie, Kangyong.

Setelah malam ini, apakah dia akan menjadi permaisuri? Apakah dia harus gembira? Tetapi begitu teringat perkataan Ayahnya sebelum ia berangkat, ia merasa sedikit sedih, tidak tenang. Sebelum berangkat, Ayahnya mengatakan bahwa ia tidak boleh membuka cadar hitam ini, tidak peduli apapun yang terjadi.

Siapakah dia sebenarnya? Bagaimana dengan takdirnya? Kenapa tidak ada orang yang bisa meramal dirinya? Sampai kapan dia harus memakai cadar ini?

Wangi kayu cendana keluar dari tungku besi berbentuk binatang, asap pun membumbung tinggi seperti pikirannya yang berantakan.

Begitu terpikirkan ayah yang telah menyayanginya selama 18 tahun ternyata bukan ayah kandungnya, hatinya sakit seperti ditusuk jarum, sakitnya menjalar ke seluruh tubuhnya. Air matanya pun tidak bisa dibendung lagi, air matanya menetes melalui cadar hitam itu.

Dia berkata pada dirinya sendiri, "Qin Ruojiu, jangan menangis. Untuk ke depannya, kamu akan menjadi permaisuri, ibu negara Kangqing, kamu tidak boleh lemah! Iya, walaupun Ji Mie bukan ayah kandungmu, tetapi dia tetap akan menyayangi kamu seperti sebelumnya."

Waktu pun perlahan berlalu.

Malampun semakin gelap…

Di luar jendela, angin malam bertiup, api lilin pun hampir padam.

Hati Qin Ruojiu sangat tegang, badan yang dibalut sutra itu tidak berani bergerak. Telapak tangan yang mengepal pun sudah basah karena keringat.

Rasa sedih berganti dengan rasa takut dan khawatir. Saat ini, suaminya, Kang Yong, seharusnya sudah datang.

Ucapan mak comblang tadi muncul di pikirannya lagi, bagaimana menyenangkan pria, bagaimana menyenangkan kaisar ini, hal-hal mengenai kegiatan di dalam kamar itu membuat wajahnya memerah. Telapak tangannya mengepal semakin erat lagi, sampai kuku-kukunya juga hampir menusuk ke dalam daging, tetapi ia tidak merasa sakit sedikitpun.

Dia memejamkan mata untuk menahan rasa tegang dan takut. Dia berusaha berkata pada dirinya bahwaini bukan masalah besar.

Tetapi begitu terpikirkan dirinya akan polos tanpa sehelai kainpun yang menutupi tubuhnya, detakan jantungnya pun semakin kencang.

"Kenapa? Apa yang kamu takutkan?" tiba-tiba ada suara yang berat, serak dan berwibawa bergema di samping telinganya.

Qin Ruojiu yang kagetpun segera membuka mata, kemudian melihat ke arah datangnya orang itu.

Tidak tahu sejak kapan, di depan ranjang sudah berdiri seorang pria gagah yang memakai jubah kaisar yang berwarna kuning keemasan dan ikat pinggang yang terbuat dari sutera merah, kakinya memakai sepatu yang berwarna kuning keemasan.

Pria itu memiliki wajah yang tampan, wajahnya tampan seperti dipahat dengan teliti. Kedua bola mata yang hitam seperti bintang yang berkilauan, hidungnyamancung, bibir tipisnya meng. Kedua tangannya diletakkan di punggung, sambil menatap wanita yang berbaring di atas ranjang, seluruh tubuhnya menebarkan kesempurnaan dan kewibawaan.

"Kamu… kamu… siapa?" walaupun sudah tahu, tetapi Qin Ruojiu yang terkejut pun melontarkan pertanyaan itu dengan polos.

Pria itu menarik pandangannya kembali, lalu berkata dengan tidak senang, "Menurut kamu, di tengah malam seperti ini, selain aku, siapa yang berani masuk ke Istana Zhaoliu?"

"Yang Mulia…" ucap Qin Ruojiu dengan rasa takut dan hormat. Apakah ini adalah suaminya? Kaisar Negeri Kangqing? Aura yang ditebarkannya membuat orang merasa kedinginan.

Tiba-tiba, pria itu bersandar di kasur. Senyuman dingin dan wajah tampannya seperti sedang menyindir. Telapak tangannya mulai mengelus wajah Qin Roujiu yang ditutup cadar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel