Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Mendaftarkan Pernikahan

Aurora melihat ke sertifikat pernikahan yang kini ada di tangannya. Menurut Aurora, ini adalah hal tergila yang pernah ia lakukan selama ia hidup.

Ia menikah dengan pria yang baru ia temui dalam tiga hari. Benar-benar luar biasa.

Ace juga melihat ke sertifikat pernikahan di tangannya. Andai saja ia benar-benar tidak datang untuk menemui Aurora, maka hari ini pasti tidak akan pernah datang.

“Aku akan membawamu ke tempat tinggalku, ayo.” Aurora selesai melihat sertifikat pernikahannya. Ia tidak tahu di mana Ace tinggal, jadi ia akan membawa Ace untuk tinggal bersamanya.

“Baik.” Ace tidak memiliki tempat tinggal di kota ini, jadi tidak ada salahnya jika ia yang tinggal di kediaman Aurora dan bukan sebaliknya.

Aurora masuk ke dalam mobilnya bersama dengan Ace.

“Aku akan memperkenalkanmu pada keluargaku lusa.” Aurora memiringkan wajahnya menatap Ace. Ia tidak berpikir bahwa pernikahannya dengan Ace adalah permainan, jadi ia akan memperkenalkan Ace pada keluarganya.

“Baik.”

“Aku tidak tahu apa yang kau lakukan sebelum ini, tapi jika kau melakukan pekerjaan ilegal sebaiknya hentikan. Aku bisa menghidupimu.” Aurora benar-benar tidak butuh Ace mendukungnya karena ia memiliki hubungan yang baik dengan Savero.

Ace tersenyum geli. Dinafkahi oleh Aurora terdengar cukup lucu baginya. “Baik, aku mengerti.”

Jawaban Ace yang ambigu membuat Aurora berpikir apakah Ace benar-benar penjahat? Aurora memilih untuk tidak memikirkannya lagi.

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di kawasan elit yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang dari kalangan atas.

Aurora mengajak Ace untuk melangkah, ia membawa pria it uke lantai tempat penthousenya berada.

“Ini adalah tempat tinggalku yang sekarang juga menjadi tempat tinggalmu.”

Ace melihat ke sekitar, tempat itu menunjukan kepribadian Aurora yang serius dan lugas.

“Ini adalah kunci untukmu.” Aurora menyerahkan duplikat kunci penthousenya pada Ace.

Ace menerima kunci itu.

Aurora melihat ke jam di tangannya. Ia memiliki rapat sebentar lagi. “Aku akan pergi bekerja dulu.”

“Ya, hati-hati di jalan.” Ace memiliki hal yang ingin ia bicarakan dengan Aurora, tapi tampaknya Aurora sangat sibuk jadi ia tidak akan mengganggu waktu Aurora.

Aurora mulai melangkah, tapi kemudian suara Ace menghentikan langkahnya.

“Aurora, tunggu sebentar.”

Aurora pikir ada sesuatu yang penting yang ingin dikatakan oleh Ace. Ia berbalik dan melihat ke Ace yang saat ini mendekat ke arahnya.

Tubuh Aurora membeku sejenak saat Ace tanpa mengatakan apapun langsung mencium bibirnya. Ciuman itu lembut dan dalam.

Beberapa detik kemudian ciuman itu terlepas. Ace mengelus bibir Aurora dengan ibu jarinya. “Pulanglah lebih cepat hari ini, kita harus merayakan hari pernikahan kita.”

“Baik.” Aurora menjawab setelah linglung sejenak. Aurora pernah berciuman dengan Savero sebelumnya, tapi rasanya tidak seperti ciuman Ace.

Aurora berbalik dan pergi meninggalkan penthousnya. Di dalam lift, ia merasa jantungnya masih berdebar sampai sekarang. Aurora menyentuh bibirnya yang masih lembab.

Selama dua puluh delapan tahun hidup, ia memang tidak pernah memiliki hubungan romantis dengan pria. Jadi, ia tidak pernah merasakan seperti apa rasanya jantung berdebar karena seorang pria.

Apakah sekarang ia sudah jatuh cinta pada Ace? Apakah semudah itu? Jika jatuh cinta benar-benar mudah maka seharusnya ia jatuh cinta pada Savero karena ia telah menghabiskan waktu lebih banyak dengan Savero daripada Ace.

Aurora menenangkan debaran tidak biasa di dadanya, ia menarik napas lalu menghembuskannya secara perlahan.

**

“Aku sudah menikah.” Aurora memberitahu Savana, saat ini ia sedang makan siang bersama dengan sahabatnya.

“Menikah?” Savana tahu Aurora akan menikah, tapi itu tidak akan mungkin secepat ini. Aurora dan Savero baru bertunangan beberapa belum sampai satu bulan.

“Kau sedang bermain-main denganku?”

“Tidak, aku serius.” Aurora tahu bahwa ini sangat mengejutkan bagi Savana, jadi man amungkin Savana akan percaya padanya. “Aku mendapatkan sertifikat pernikahan hari ini.”

“Kenapa begitu terburu-buru?” Savana tidak mengerti. “Apakah Savero yang menginginkannya?”

“Aku tidak menikah dengan Savero, tapi dengan pria yang tidur denganku saat aku dijebak oleh Gianna.”

“Bagaimana bisa kau begitu impulsif, Aurora? Kau bahkan tidak mengenal pria itu.” Savana menatap Aurora tidak percaya. “Bagaimana jika pria itu adalah orang jahat?”

Aurora sangat mengerti kekhawatiran Savana. Ia sendiri mengakui bahwa tampaknya ia memang impulsif, tapi ia tidak menyesali keputusannya sama sekali.

“Aku harus menikah, pria mana pun sama saja, Savana.”

“Bagaimana dengan Savero?”

“Savero sudah membatalkan pertunangan denganku tepat beberapa jam setelah kami bertunangan.”

“Kenapa kau tidak menceritakan apapun padaku, Aurora?” Savana bertanya dengan sedih. Ternyata terjadi hal buruk lainnya, tapi Aurora menanggungnya sendirian.

“Aku hanya tidak ingin membebanimu, terlebih lagi ini bukan masalah besar.”

“Apa alasan Savero memutuskan pertunangan denganmu?”

“Savero memiliki wanita yang dia cintai. Sebelumnya Savero salah paham pada mantan kekasihnya, tapi sekarang mereka sudah tidak salah paham lagi. Savero akan menikahi wanita yang ia cintai itu.”

Savana merasa ini tidak adil bagi Aurora, tapi karena Aurora tampaknya tidak marah dengan hal ini ia hanya bisa menyimpan keluhannya saja.

“Aurora, jika terjadi sesuatu lagi padamu kau harus bercerita padaku. Jangan memendam semuanya sendirian. Aku adalah sahabatmu, aku mungkin tidak bisa banyak membantumu, tapi aku bisa menjadi pendengarmu yang baik.”

“Maafkan aku. Kau tahu aku sudah terbiasa menanggung semuanya sendirian.” Sejak kematian orangtuanya, Aurora telah terbiasa menahan semuanya sendirian. Ia bukannya tidak ingin bercerita pada orang lain, hanya saja ia berpikir bahwa orang lain tidak perlu tahu apa yang terjadi padanya selama ia masih bisa menanggungnya.

Savana menatap Aurora tidak berdaya, Aurora memang sudah seperti ini sejak belasan tahun lalu. Ia tidak bisa memaksa Aurora.

“Aurora, kau harus menyelidiki lebih jauh tentang pria yang kau nikahi. Aku benar-benar takut jika dia adalah orang jahat yang akan memanfaatkanmu.”

Aurora terlalu sibuk beberapa hari terakhir ini jadi ia belum sempat untuk memeriksa latar belakang Ace.

“Aku pasti akan menyelidikinya. Savana, kau tidak perlu khawatir. Jika ada yang salah, aku pasti bisa mengatasinya.”

Savana percaya Aurora bisa menanganinya, tapi ia tidak percaya pada orang lain. Gianna yang sudah bersahabat dengan Aurora selama belasan tahun pun bisa mengkhianati Aurora, apalagi orang tidak dikenal.

“Apakah Kakekmu tahu tentang pernikahanmu?”

“Aku akan memberitahu Kakek lusa.”

“Apakah Kakekmu akan menerima pernikahan kalian?”

“Aku tidak yakin, tapi aku rasa Kakek tidak akan menentangnya.” Aurora tidak tahu seperti apa reaksi kakeknya nanti, tapi menurutnya pria itu akan menghormati pilihannya.

Pandangan mata Savana teralih, sepasang pria dan wanita menarik perhatiannya.

“Bajingan sialan!” Savana mengumpat geram. Beberapa langkah darinya dan Aurora saat ini ada Ares yang merengkuh pinggang seorang model cantik.

Aurora mengikuti arah pandang Savana. Setelah beberapa bulan menahan diri untuk tidak bermain wanita, Ares tampaknya kembali bermain-main lagi.

Tidak heran, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Ayahnya pria tidak setia, jadi hal itu pasti menurun ke anaknya.

“Gianna benar-benar tolol, bagaimana mungkin dia terbujuk rayuan pria menjijikan seperti Ares.” Savana berkata dengan sinis.

“Abaikan saja dia.” Aurora tidak ingin Savana membuang energinya dengan percuma.

Aurora dan Savana melanjutkan makan siang mereka kembali, sampai sesuatu membuat mereka teralih lagi. Itu adalah Gianna yang mendatangi Ares dan teman wanitanya.

“Katakan padaku siapa wanita ini, Ares!” Suara Gianna cukup besar untuk menarik perhatian.

“Dia adalah wanitaku.” Ares menjawab tanpa perasaan.

Gianna mengangkat tangannya, memberikan tamparan yang keras di wajah Ares. “Kau benar-benar bajingan! Aku sedang mengandung anakmu sekarang dan di sini kau memeluk wanita lain!”

“Wanita sialan! Kau berani menamparku!” Ares membalas tamparan Gianna.

Rasa sakit menjalar di wajah Gianna, telinganya berdenging.

“Siapa yang tahu apakah anak di kandunganmu adalah anakku atau bukan? Kau bisa saja tidur dengan banyak pria.” Ares tidak mengakui janin yang di kandung oleh Gianna sebagai anaknya.

Berikutnya Ares mendorong Gianna karena menghalangi jalannya. Dorongan keras itu membuat Gianna mundur beberapa langkah lalu pinggangnya menabrak meja dengan cukup keras.

Aurora dan Savana hanya menonton di tempat mereka. Apakah pria seperti Ares pantas diperjuangkan oleh Gianna sampai-sampai Gianna mengkhianati sahabatnya sendiri?

Keduanya tidak memedulikan Savana, ini adalah apa yang pantas didapatkan oleh Gianna.

Setelah Ares dan teman wanitanya pergi, Gianna bangkit, ia merasa perutnya sakit. Saat ia tanpa sengaja mengedarkan pandangannya, ia melihat Aurora dan Savana yang saat ini sedang menatap ke arahnya.

Gianna merasa malu, ia segera melangkah dan meninggalkan tempat itu. Gianna yakin saat ini Aurora dan Savana pasti sedang mentertawakannya, ia tidak akan menyalahkan dua sahabatnya. Nyatanya dialah yang bodoh, mengkhianati sahabatnya sendiri yang telah banyak menolongnya karena seorang pria jahat seperti Ares.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel