
Ringkasan
Sekuel Taken by You Aurora Keenes dikhianati oleh sahabatnya sendiri hingga ia berakhir menghabiskan malam penuh gairah dengan Ace Mierro, pria asing yang tidak ia kenali sama sekali. Dari malam panas itu, Aurora harus bertanggung jawab pada Ace dengan cara menikahi pria itu. Lalu, bagaimanakah pernikahan keduanya berjalan? Mampukah Aurora dan Ace mempertahankan pernikahan kilat mereka?
Prolog
"Ayo menikah denganku setelah dewasa." Seorang gadis kecil menatap serius bocah laki-laki di depannya.
"Menikah denganku? Kau bahkan tidak tahu siapa namaku."
"Aurora Keenes." Gadis kecil itu mengulurkan tangannya.
"Ace Mierro."
"Pastikan kau tidak berhubungan dengan wanita lain sebelum menikah denganku karena aku tidak suka barang bekas." Aurora berbicara dengan serius, ia baru berusia enam tahun, tapi kalimat yang ia ucapkan bukanlah sesuatu yang bisa diucapkan oleh seorang gadis kecil.
"Aku belum setuju aku akan menikah denganmu atau tidak."
"Kenapa kau lama sekali mengambil keputusan? Aku adalah wanita yang cantik, kaya dan pintar. Menjadi suamiku tidak akan merugikan untukmu."
Ace menatap Aurora dengan tatapan heran, ia telah didekati oleh banyak gadis kecil sebelumnya, tapi Aurora adalah yang paling agresif. Aurora masih sangat muda, tapi sudah mengajaknya menikah di mana menikah hanya dibahas oleh ornag-orang dewasa.
"Aku tidak menyukaimu." Ace menjawab dengan tenang.
"Tapi aku menyukaimu," balas Aurora. "Aku menyukaimu pada pandangan pertama. Kau harus menjadi milikku."
"Aku tidak mau."
"Mau atau tidak mau aku sudah menandaimu. Kau adalah calon suami masa depanku." Aurora kemudian berbalik dan meninggalkan Ace.
Ace hanya menatap punggung Aurora yang menjauh darinya. Bocah laki-laki itu tersenyum kecil. "Istri masa depanku, Aurora Keenes."
**
"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Suami masa depanku?" Aurora berdiri di sebelah Ace yang sedang membaca buku sendirian di taman sekolah.
Ace adalah tipe anak laki-laki penyendiri yang lebih suka menghabiskan waktunya di tempat yang tenang. Ia memiliki hobi membaca buku sejak balita.
Ace menutup bukunya sejenak lalu menatap Aurora. "Membaca buku." Ia seharusnya tidak perlu menjawab pertanyaan Aurora karena seharusnya Aurora bisa melihat sendiri apa yang sedang ia lakukan. Hanya saja, ia suka menjawab pertanyaan dari Aurora.
Aurora duduk di sebelah Ace yang kembali melanjutkan kegiatannya. "Apakah buku lebih enak dipandang daripada aku?"
Ace sekali lagi menutup bukunya. Anak laki-laki ini biasanya tidak suka diganggu saat ia membaca buku, tapi Aurora adalah pengecualian. Ia sangat tertarik pada buku, tapi Aurora adalah hal lain yang menarik perhatiannya.
"Kenapa kau tidak bermain dengan teman-temanmu?"
"Kau sendiri kenapa tidak bermain dengan teman-temanmu?" Aurora balik bertanya.
"Aku tidak suka bermain." Ace menjawab seadanya. Ia memang tidak terlalu suka bermain, terlebih beberapa anak laki-laki di kelasnya lebih suka mengganggu orang lain, jadi Ace tidak terlalu suka berteman dengan mereka semua.
"Aku suka bermain, tapi aku lebih suka kau." Aurora kini menopang dagunya dengan satu tangan lalu kemudian menatap wajah Ace dengan senyuman manis di wajahnya.
Ace benar-benar dibuat terheran-heran oleh Aurora. Gadis kecil ini benar-benar sangat pandai merayu. Ia bertanya-tanya, darimana sebenarnya Aurora mempelajari hal seperti ini.
"Jadi, apakah kau sudah setuju untuk menikah denganku ketika dewasa?"
Pertanyaan ini lagi. Ace rasa di otak Aurora hanya ada ingin menikahinya setiap kali melihatnya.
"Akan ada banyak laki-laki tampan ketika kau dewasa. Kau mungkin akan berubah pikiran."
"Tidak, aku tidak akan berubah pikiran."
"Kau yakin?"
"Ya, aku sangat yakin."
"Baik, kalau begitu kau harus memegang ucapanmu."
"Jadi, kau bersedia menikah denganku ketika dewasa?"
"Ya."
"Janji?" Aurora mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji." Ace menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Aurora. Bocah laki-laki itu memandangi wajah Aurora yang terlihat bahagia.
Hari-hari berikutnya, Aurora selalu mendatangi Ace di setiap waktu istirahat. Gadis kecil itu lebih suka menemani Ace membaca daripada bermain dengan teman-teman seusianya.
Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Tiga bulan kemudian, Aurora tidak melihat Ace lagi. Aurora bertanya pada guru wali kelas Ace mengenai Ace, dan ia mendapatkan jawaban bahwa kakek Ace sedang sakit keras sehingga Ace dan keluarganya harus pindah ke luar negeri untuk menemani kakeknya yang sakit.
Aurora sedih karena Ace pergi tanpa pamitan terlebih dahulu padanya, tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Ace karena Ace hanyalah seorang anak kecil.
tbc