Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Epsd 2 Makan Bersama

"Loh gerinya mana la?"

Ucapku sambil menjulurka tanganku yang memegang helm, aku bingung melihat lala menungguku sendirian dipinggir jalan

"Ehmm..udah pulang"

Jawab lala singkat sambil menerima helm dari tanganku.

Aku bisa ngeliat ada yang aneh dari lala. Wajahnya seperti sedang menahan sesuatu, badannya juga kaya sedikit berkeringat.

Lala sebentar menggunakan helmnya lalu pelan menaiki motorku.

"Ah..."

Jawab lala sedikit terputus seperti menahan sesuatu. Aku nurut dan menjalankan motorku.

"Ah....to..pelan - pelan"

Ucap lala saat motorku melewati sebuah polisi tidur. Lala memegang pinggangku dengan keras.

"Iya maaf"

Balasku.

Selama perjalanan, aku bisa denger lala sempat berapa kali seperti mendesah..apalagi setiap motorku melewati polisi tidur atau jalanan berlubang. Pikiranku berlarian entah kemana menebak apa yang sedang terjadi pada lala.

Desah lala panjang saat kami sudah memasuki area komplek rumah.

Ucap lala malah memohon agar aku kembali melanjutkan perjalanan. Dengan penuh pertanyaan akhirnya aku kembali melajukan motorku. hingga sesampainya dirumah, lala langsung turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam rumah, bahkan lala ga ngelepas helm yang masih ia gunakan.

Aku masuk ke dalam rumah, lala sepertinya udah masuk ke kamarnya. Aku memutuskan untuk menyimpan rasa bingungku lalu melanjutkan kembali tugas harianku.

Aku sedang berbaring di atas kasurku, baru saja selesai mandi setelah mengerjakan tugas harianku. Aku beristirahat sejenak sambil memikirkan ke anehan sikap lala tadi sore. Saat aku sedang merenung tiba - tiba mendengar suara teriakan memanggilku.

"Anto..makan dulu sini"Aku hapal betul bahwa teriakan barusan adalah suara kak Kira.

"Iya kak, bentar"

Jawabku balas berteriak sambil bangkit dari kasur lalu berjalan keluar kamar, walau sebenarnya aku merasa sedikit aneh karena gak biasanya kak kira menyuruhku makan seperti ini.

Sesampainya di meja makan, aku melihat lala sudah duduk di kursi sedang memainkan hpnya. Sementara kak kira masih sibuk menyiapkan makanan.

"Biar aku bantu kak"

Tawarku sambil melangkah mendekati kak kira yang sedang membawa tumpukan piring ke meja makan.

"Gausah to, kamu tolong panggilin si vina aja tuh"

Aku terus berjalan mendekati pintu kamar kak vina yang tertutup, aku mengepal tanganku untuk mulai mengetuk pintu kamar, namun tiba - tiba aku mendengar sebuah suara dari dalam kamar kak vina.

Sebuah suara desahan wanita yang aku yakin berasal dari kamar kak vina. Aku membatalkan niatku untuk mengetuk pintu, sebenarnya ingin sekali aku langsung membuka pintu secara tiba - tiba agar aku bisa menyaksikan apa yang sedang di lakukan oleh kak vina, namun aku mengurungkan niatku karena takut kak vina memberikan respon yang berbeda dari imajinasiku yang mulai berselancar entah kemana.

Lagi - lagi suara desahan dapat ku dengar dengan jelas. Aku tak bisa membohongi rasa nafsuku yang mulai memancing alat kejantananku untuk mulai mengeras.

Aku sempat memikirkan apa yang harus aku lakukan. Dengan terpaksa tanganku kembali ke kepalkankan lalu mengetuk pintu.

"Kak? Disuruh makan sama kak kira"

Ucapku sambil mengetuk pintu kamar kak vina.

"Ah.....ehh iyaiya to"

Jawab kak vina terkesan panik, aku bahkan bisa mendengar kak vina masih sempat sedikit mendesah sebelum menjawab panggilanku.

Aku bisa mendengar suara laci yang ditutup dengan buru - buru sehingga seperti sedikit terbanting.

Aku memutuskan untuk segera melangkah menuju tangga, berharap kak vina tidak mencurigai bahwa aku mendengarkan desahannya tadi. Aku turun ke lantai satu lalu bergabung dengan kak kira dan lala yang sudah duduk di meja makan.

"Sini duduk to"

Ucap kak kira menyuruhku untuk duduk disampingnya. Aku tau bahwa kursi ini adalah kursi yang dulu sering ditempati oleh mendiang ibu dona orang tua mereka.

"Gausah kak, aku duduk di sini aja"

Jawabku sambil menarik kursi di samping lala, aku merasa canggung bila disuruh duduk di kursi tempat bu dona.

"Gapapa to, udah cepet duduk sini aja"

Ucap kak kira memaksaku untuk duduk disebelahnya, aku terpaksa menurutinya. Aku melangkah ke samping kak kira, menarik kursi disampingnya lalu duduk diatas kursi tersebut. Saat aku baru saja duduk, aku bisa mendengar suara langkah kaki menuruni tangga.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel