Pustaka
Bahasa Indonesia

Perjalanan Sex Pria Culun

120.0K · Tamat
Mr.ONAR
109
Bab
32.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Oi culun, mau kemane lu?" Ucap geri sambil berdiri di hadapanku menghalangi langkahku saat hendak melewatinya. "Mau ke kantin ger" Jawabku sambil menundukan kepala dan mengambil satu langkah ke kiri untuk menghindari badan geri. "Bentar - bentar, gua nitip es teh yak" Ucap geri sambil memanjangkan tangan kanannya ke depan dadaku. "Duitnya?" Tanyaku polos berhenti melangkah karena di tahan tangannya geri. "Yaelah pake duit lu dulu si" Ucap geri sambil memutarkan badannya ke kiriku sehingga kini ia merangkulku dengan tangan kanannya.

RomansaDewasaKampusKeluargaactionpembunuhanpetarung

Epsd 1 Culun

"Oi culun, mau kemane lu?"

Ucap geri sambil berdiri di hadapanku menghalangi langkahku saat hendak melewatinya.

"Mau ke kantin ger"

Jawabku sambil menundukan kepala dan mengambil satu langkah ke kiri untuk menghindari badan geri.

"Bentar - bentar, gua nitip es teh yak"

Ucap geri sambil memanjangkan tangan kanannya ke depan dadaku.

"Duitnya?"

Tanyaku polos berhenti melangkah karena di tahan tangannya geri.

"Yaelah pake duit lu dulu si"

Ucap geri sambil memutarkan badannya ke kiriku sehingga kini ia merangkulku dengan tangan kanannya.

"Yaudah"

Ucapku pasrah berharap tak lagi diganggu oleh geri sambil mencoba melepaskan tangannya dari leherku.

Tiba - tiba seorang siswi keluar dari dalam kelas percis dihadapan aku dan geri. Siswi yang dikenal sebagai seorang primadona di sekolah ini karena kecantikannya.

"Ih..geri, anto diapain?"

Ucap lala melihat geri yang masih merangkul leherku.

"Cuman nitip es teh kok la"

Jawab geri sambil melepaskan rangkulannya lalu berjalan ke samping lala.

Ucap geri sambil menggenggam tangan lala.

"Ih apasih ger, ga enak ada anto"

Ucap lala sambil berusaha melepaskan tangan geri.

"Yaelah lebay amat, ayok sih buru"

Ucap geri mulai berjalan dan menarik tangan lala, lala keliatan terpaksa mengikuti langkah geri walau masih terus menghadap ke arahku yang masih terdiam melihat mereka berdua.

Disaat lala sudah memutar badannya searah dengan geri membelangangiku, aku mulai berjalan menuju tangga.

"Ntar bawa ke kamar mandi aje to!"

Teriak geri saat kami masih sempat berjalan se arah, sebelum akhirnya terpisah pada salah satu belokan lorong.

Aku hanya diam dan melanjutkan langkahku. Setelah selesai berjajan di kantin, aku kembali ke arah tangga untuk pergi ke kamar mandi lantai 3 dimana anto menunggu es teh pesanannya.

"Mau ngapain lu culun?"

Tanya aryo saat aku hendak masuk ke kamar mandi lantai 3 dimana geri dan kawan - kawannya selalu berkumpul pada saat istirahat sekolah.

"Mau nganterin es tehnya geri yo"

Jawabku sambil terus berjalan masuk ke dalam kamar mandi melewati beberapa siswa lain yang 'berjaga' di depan kamar mandi.

Saat aku masuk ke dalam kamar mandi, bau asap rokok langsung terasa menyengat hidungku, beberapa siswa terlihat sedang berjongkok di pinggiran ruang kamar mandi sedang menikmati rokoknya masing - masing, sedangkan geri tengah duduk di atas westafel menghisap sebatang rokok di tangan kirinya, sementara tangan kanannya merangkul lala yang berdiri percis di samping geri.

Ucap geri sambil menjulurkan tangan kirinya yang tersempil sebatang rokok pada sela jarinya, seperti meminta agar aku memberikan es teh kepadanya.

"Sorry ger, makan dulu tadi gua"

Jawabku sambil memberikan gelas plastik yang berisi es teh itu ke tangan geri.

Aku melihat lala yang sedang berdiri di samping geri hanya diam, tangan kirinya di letakan diatas paha geri sementara tangan kanannya sedang memegang hp.

"Udeh cabut gih lu, mual gua ngeliat muka lu"

"Ih geri mulutnya kasar banget sih"

Balas geri kembali menyuruhku untuk pergi.

Aku mulai melangkah keluar kamar mandi menuruti perintah geri. Setibanya di luar, udara sejuk langsung membanjiri hidungku, sangat berbeda dengan udara pengap di dalam kamar mandi.

Aku mulai melangkah meninggalkan kamar mandi untuk menuju ke kelasku, sambil berharap bahwa geri tidak akan menggangguku lagi hari ini.

Sebelumnya perkenalkan, namaku Anto. Pria berumur 18 tahun yang masih sekolah disebuah sma swasta. Aku adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama keluarga mantan majikan ibuku.

Ya, ibuku adalah seorang pembantu. Aku dan ibuku tinggal dirumah majikannya sebelum akhirnya ibuku meninggal beberapa tahun yang lalu. Untungnya keluarga majikanku berbaik hati mengijinkanku untuk tetap tinggal bersama mereka dengan syarat aku harus melanjutkan sekolah.

Keluarga majikanku memang sangat baik, mereka bahkan membelikanku sebuah sepeda motor sebagai alat transportasiku ke sekolah dengan syarat aku harus siap mengantar jemput salah satu anak majikanku yang juga bersekolah di sma yang sama denganku. Yaitu lala, dia adalah anak bontot dari keluarga majikanku yang seumuran denganku.

Walaupun pak Nuel (ayahnya lala) menyuruh ku untuk mengantar jemput lala setiap hari. Namun lala terkadang lebih memilih untuk pulang bersama kekasihnya, geri.

Geri merupakan siswa yang sangat di segani oleh seluruh siswa lain di sekolahku. Bagaimana tidak, geri pernah tinggal kelas dua kali karena beberapa kasus yang dia lalukan di sekolah. Aku juga tak mengerti mengapa lala mau berhubungan dengan pria seperti geri, mungkin wanita memang menyukai pria dengan sifat 'badboy' seperti geri.

Dirumah, aku hanya tinggal bersama lala dan kedua kakaknya. Kak Kira dan kak Vina.

Sementara mendiang ibu Dona sudah meninggal tak berapa lama sejak lala dilahirkan.

Aku merasa beruntung karena ibuku memiliki majikan yang sangat royal. Mereka menyediakan semua kebutuhan sekolah dan keseharianku, aku sangat bahagia bisa tinggal bersama mereka.

Apalagi bila aku boleh jujur ketiga anak majikanku memiliki wajah dan rupa yang sangat cantik.

Kak Vina anak kedua yang juga masih berkuliah memiliki postur tubuh yang sangat bagus. Walau tak setinggi kak kira, namun lekukan tubuhnya terlihat jelas terbentuk.

Bella, anak bontot yang sering juga di panggil lala, seumuran denganku. Aku harus mengakui bahwa lala memiliki wajah yang paling cantik diantara mereka bertiga. Bibir tipisnya yang di hiasi dengan sebuah lesum pipit yang terlihat setiap kali dia tersenyum memberikan nilai kecantikan tersendiri yang membuat pria manapun pasti tertarik melihatnya.

Tapi sayangnya nasibku yang hanya seorang anak pembantu yang numpang hidup bersama keluarga majikan membuat aku sangat sering di cemooh oleh teman sekolahku. Aku tidak bisa berbuat banyak menerima perlakuan mereka, bukan karena aku takut tapi karena aku sadar diri dan ga mau ngebuat masalah yang malah bisa membuat keluarga majikanku marah kepadaku.

__

Bel pulang berbunyi, aku segera merapikan semua perlengkapan sekolahku lalu melangkah menuju kelas lala.

"La, pulang bareng ga?"

Tanyaku didepan lala yang masih sibuk membereskan peralatan sekolahnya.

"Kamu duluan aja deh to, aku nanti pulang bareng geri"

Tambah lala sebelum aku mulai melangkah, aku hanya mengangguk tersenyum lalu mulai berjalan ke arah pintu kelas.

Saat aku tepat berada di pintu kelas, ternyata ada seseorang yang juga ingin masuk ke dalam kelas. Badan kami hampir bertabrakan namun tangan orang itu langsung mendorong tubuhku ke belakang hingga aku hampir terjatuh.

"Sorry ger"

Ucapku pelan sambil melangkah sedikit kesamping untuk memberikan geri jalan masuk.

"Eh ada orang susah"

Ucap bagas salah satu temannya geri saat percis berada didepanku.

"Ayo la berangkat"

Ucap geri saat sudah berada didepan lala.

"Bentar ger"

Jawab lala sambil melirik ke arahku, geri menyadari lirikan lala lalu ikut melihat ke arahku yang masih berdiri diam didepan pintu kelas.

Bagas yang berada tak jauh dariku juga ikut melihat ke arahku.

Aku yang ga mau nyari masalah langsung melangkah pergi meninggalkan kelasnya lala dan berjalan menuju tangga.

Saat aku sedang menyirami tanamanan, tiba - tiba terdengar suara motor berhenti didepan rumah.

"Makasih ya pak, ambil aja kembaliannya"

Terdengar suara wanita dari depan rumah, aku yang sudah menyadari bahwa itu adalah suara kak vina langsung berjalan menuju gerbang.

"Gausah to..biar kakak aja"

Ucap kak vina saat aku baru saja tiba di gerbang.

"Gapapa kok kak"

Ucapku sambil membukakan slot gerbang rumah lalu menarik pagarnya terbuka.