Steven dan Hana memadu cinta
Steven masuk kerumah Hana, tampak Bapak Hana senang dengan kedatangan Steven.
"Ini Pak Makanannya,"Kata Hana.
Steven berbincang-bincang dengan Bapak Hana. Sepertinya Bapak Hana sangat berharap Steven jadi menantunya. Karena sudah siang Steven harus pulang, dia akan kembali nanti malam mengajak Hana jalan-jalan lagi.
"Hana buat Steven menghamili kamu, kalau kamu hamil nanti suruh dia tanggung jawab."Kata Bapak Hana.
"Hah...Bapak nyuruh aku tidur dengan Steven?"Tanya Hana.
"Kamu suka kan sama dia, jangan biarkan dia terlepas."Kata Pak Cipto Bapak Hana.
"Jangan mau Han, Bapakmu sudah gila itu."Kata Bu Rusmi.
"Gila? kalau nggak gitu mereka nggak akan nikah Bu."Kata Pak Cipto.
"Cara yang Bapak ajarkan itu salah, kalau Steven tanggung jawab kalau tidak gimana?"Tanya Bu Rusmi.
"Alah nanti itu urusan Bapak."Kata Pak Cipto.
Akhirnya Hana menyetujui perintah Bapaknya.
"Kamu ikutan gila juga ternyata Han."Omel Bu Rusmi.
"Alah bu, biarkan aja sih yang penting Bapak senang."Kata Hana.
Malam itu Hana tidak jadi jalan-jalan karena Ibunya nginep dirumah saudara dan Bapaknya pergi ke Pos ronda.
"Mas kata Bapak kita dirumah saja, soalnya rumah nggak ada orang kalau aku pergi."Kata Hana.
"Loh pada pergi ya Han?"Tanya Steven tersenyum senang. Hana menutup pintu rumah namun tidak dikunci.
"Kenapa ditutup?"Tanya Steven.
"Biar kalau kita mesra-mesraan tidak ada yang lihat lah mas."Jawab Hana tersenyum.
"Bener juga Han, kamu pintar sekali."Kata Steven.
Hana duduk dipangkuan Steven, dia mulai menggoda Steven. Steven tanpa sadar telah tergoda dengan Hana. Mereka kini masuk kedalam kamar.
"Han apa kamu yakin?"Tanya Steven.
"Yakin mas, aku kan sayang kamu mas."Jawab Hana memegang pundak Steven.
Karena sudah mendapatkan izin dari Hana tanpa berfikir panjang Steven menjalankan aksinya. Ternyata aksi itu diintip oleh Pak Cipto, dia segera memanggil RT, RW dan beberapa warga. Pak Cipto juga telah memasang camera dikamar Hana.
"Han enak sekali."Kata Steven.
"Iya mas, lanjutkan mas."Kata Hana mendesa.
Steven senang karena dia telah merasakan perawannya Hana. Mereka kini telah selesai melakukan aktivitas mereka. Steven memeluk Hana, "Apa kamu menyesal?"Tanya Steven.
"Tidak Mas, Hana senang ternyata mas pandai sekali."Puji Hana. Mereka kini dalam satu selimut.
Beberapa saat kemudian Pak Cipto masuk kedalam kamar Hana yang memang sengaja tidak dikunci.
"Steven apa yang kamu lakukan pada Hana?"Tanya Pak Cipto.
"Saya...Maafkan saya Pak."Kata Steven.
"Kalian pakai baju kalian dan ikut kami kerjanya tamu."Kata Pak RT.
Steven dan Hana buru-buru memakai bajunya.
"Baru jam segini kenapa Bapak mu sudah pulang? aduh gimana ini."Kata Steven panik.
Mereka kini sudah diruang tamu,"Kalian sadar kan telah berbuat salah."Kata Pak Rt.
"Iya Pak."Jawab Mereka kompak.
"Nah sekarang gimana? Steven kamu harus nikahi Hana karena kamu telah menodai dia."Kata Pak RT.
"Apa...tapi..."Kata Steven berhenti.
"Bukankah kalian saling mencintai? Seharusnya senang kalau dinikahkan sebelum terjadi lagi hal-hal yang lain."Kata Pak Cipto.
Dengan pasrah Steven mengiyakan untuk menikahi Hana.
Sesampainya dirumah Steven memutar otak, biar tidak jadi menikahi Hana.
"Ah sebaiknya aku nikahi saja dia, lalu aku jual dia seperti yang aku lakukan pada Arumi dulu."Kata Steven.
Bu Risma marah ketika tahu bahwa putrinya sudah tidak perawan lagi.
"Bodoh sekali kamu ngikutin cara Bapak mu."Kata Bu Rusmi.
"Udahlah Bu, lagian Mas Steven mau kok nikahin aku."Jawab Hana tersenyum.
"Tapi kamu bikin malu, pasti semua ibu-ibu akan membicarakan kamu besok. Ibu ditelfon Bapakmu langsung pulang nggak jadi nginep."Kata Bu Rusmi.
"Ngapain sih Bu mikirin omongan orang, harusnya Ibu senang Hana akan menikah."Kata Hana.
"Terserah kamu lah."Kata Bu Rusmi pasrah.
Paginya Arumi berkeliling lagi ke kompleks rumah Namanya karena ada ibu-ibu yang pesan jamu dalam jumlah lumyan.
"Rum, kamu tahu kan Hana? anak Bu Rusmi?"Tanya Bu Konah.
"Iya tahu lah Bu, emang kenapa Bu?"Tanya Arumi penasaran.
"Semalam digrebek Pak RT karena sedang mesum dengan pacarnya dirumah Hana."Jawab Bu Konah.
"Masak sih Bu, Hana kan anaknya lugu."Kata Arumi tidak percaya.
"Iya benar Rum, ada yang bilang sih itu jebakan soalnya pacar Hana orang kaya."Jawab Bu Konah.
"Mereka dinikahkan Bu?"Tanya Arumi.
"Iya, katanya seminggu lagi mereka menikah."Kata Bu Konah.
Setelah itu Bu Konah diam karena ada Bu Rusmi beli jamu.
"Jamu seperti biasa ya Rum satu."Kata Bu Rusmi.
"Iya Bu,"Jawab Arumi.
"Wah Bu Risma yang bakal punya mantu orang kaya."Kata Bu Konah.
"Ah belum nikah kok Bu."Kata Bu Rusmi lalu pergi setelah membayar jamunya.
"Mulai sombong tuh Bu Rusmi."Kata Bu Konah.
Arumi melanjutkan Jualan dan makan siang diwarung tempat Hana kerja.
"Loh Hana nggak berangkat Bu?"Tanya Arumi.
"Udah nggak kerja dia Rum, sejak punya pacar dia jarang masuk kemarin tiba-tiba bilang keluar. Maklum punya pacar kaya pasti dikasih uang banyak."Kata Ibu yang punya warung.
Ternyata Steven membawa dampak buruk bagi Hana dan keluarganya.
Arumi makan setelah itu lanjut jualan lagi.
"Arumi...!"Panggil seseorang ternyata Steven.
"Ada apa?"Tanya Arumi.
"Pasti udah dengar kabar aku akan nikahi Hana kan?"Tanya Steven.
"Iya udah, senang ya dapat perawan."Kata Arumi ketus.
"Iyalah, aku punya rencana besar setelah menikah dengan Hana."Kata Steven.
"Rencana apa? Kamu mau jual dia?"Tanya Arumi.
"Good benar sekali,"Jawab Steven.
"Dasar iblis,"Kata Arumi lalu pergi meninggalkan Steven.
Arumi sebenarnya ingin memberitahu Hana tentang hal ini tapi Hana pasti tidak percaya. Apalagi Bapaknya Hana yang matre itu pasti lebih percaya Steven.
"Ah biarkan saja itu bukan urusanku."Kata Arumi kesal.
Arumi terus berkeliling menjual jamu, tiba-tiba dia merasa kangen pada Ustadz Maulana.
"Gimana ya kabar Ustadz Maulana? Apa dia juga merindukanku?"Tanya Arumi pada dirinya sendiri.
Tidak berapa lama ponsel Arumi berdering, seperti biasa pesan dari Mamanya untuk nanti malam 2 tamu VIP.
"Ya ampun aku capek seperti ini terus."Kata Arumi. "Sampai kapan?"Tanya Arumi.
Arumi memasukkan ponselnya kedalam tas, lalu melajukan sepeda motornya untuk keliling lagi.
Arumi sudah sangat capek menjadi boneka Mamanya. Arumi pulang tepat pukul 4 sore, Arumi kaget ketika dia melihat Ustadz Maulana dirumah Fatimah. Mereka terlihat sangat akrab sekali, Arumi tampak kesal.
"Ada hubungan apa mereka?"Tanya Arumi sambil membuka pintu. Arumi masih mengintip dari jendela. Tampaknya Fatimah bahagia sekali ketika berbicara dengan Ustadz Maulana.
"Kenapa aku merasa cemburu? Ah Fatimah kan sudah punya Hasan dan sedang hamil."Kata Arumi menepis perasaan negatifnya. Terlihat ustadz Maulana tersenyum manis pada Fatimah, memang mereka tampak serasi tapi fatimah kan milik orang? masak iya mereka ada hubungan? Pikir Arumi.
Arumi malu ketika fatimah melihat dia mengintip dibalik jendela. Tidak berapa lama Ustadz Maulana pergi, Arumi segera menutup jendela. tiba-tiba saja bel rumah Arumi berbunyi, Arumi segera membuka pintu didepan pintu ada fatimah bersama Ustadz Maulana.
