Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Rasa Iba terhadap Fatimah

Wanita itu terus menggedor-gedor rumah Fatimah. Fatimah segera menarik Arumi agar kembali masuk kedalam rumah dan menutup pintu.

"Siapa dia?"Tanya Arumi.

"Istri Mas Hasan, dia pasti sudah tahu hubunganku dengan Mas Hasan. Makanya dia kesini mau marahin aku."Kata Fatimah ketakutan.

Akhirnya Fatimah sembunyi dirumah Arumi sampai istri Hasan itu pulang.

"Sepertinya dia sudah pulang, aku mau pulang sekarang."Kata Fatimah.

"Hati-hati ya pasti dia akan kembali lagi."Kata Arumi.

Fatimah sudah keluar dan berlari kecil menuju rumahnya.

Arumi dandan karena malam ini dia ada tamu dirumah Mamanya.

Pukul 19.30 Arumi berangkat, rumah Fatimah tampak sepi. Arumi melakukan sepeda motornya menuju rumah Mamanya.

"Nah gini dong datang jangan kayak kemarin."Kata Susan.

"Kemarin kan Arumi ketiduran Ma."Jawab Arumi. Arumi segera ganti baju, tamu sudah menunggu. Malam ini 2 tamu VIp dan 1 tamu biasa. Arumi pulang pukul 23.00 rumah Fatimah lampung masih menyala. Terdengar isak tangis seseorang Arumi segera masuk kerumah Fatimah. Fatimah tersungkur dilantai dengan luka lebam dibeberapa pipi dan tubuhnya.

"Siapa yanh melakukan inj?"Tanya Arumi.

"Istri Mas Hasan, dia tadi kesini bersama anak gadisnya."Jawab Fatimah terisak. Arumi membantu Fatimah untuk duduk diranjang, Arumi mengobati luka Diwajah Fatimah.

"Ap mereka tahu kamu hamil?"Tanya Arumi sambil mengobati luka Fatimah.

Fatimah hanya menggelengkan kepala.

"Tidak seharusnya kamu diperlakukan seperti ini apalagi dalam keadaan hamil."Kata Arumi.

"Kamu dari mana Rum, kok dandan menor gitu?"Tanya Fatimah.

"Kerja lah, aku kerja sama Mama kalau malam."Jawab Arumi.

"Kerja apa?Itu lehermu juga ada tanda merah. Apa kamu kerja begituan?"Tanya Fatimah.

"Ya begitulah, aku sudah melakukannya sejak lama. Pelangganku dulu termasuk Hasan juga."Kata Arumi.

"Mas Hasan? sama kamu?"Tanya Fatimah kaget.

"Iya sebelum dia kenal kamu, dia sering ketempat Mama dulu."Jawab Arumi.

"Lalu kalau kamu udah kerja gituan ngapain kamu jual jamu?"Tanya Fatimah.

"Ya buat ngisi waktu luang aja, lagian aku pengen bikin kedai jamu. Nanti kerja sama dengan Mbak Siti orang yang biasa kamunya aku jual."Kata Arumi.

"Kamu lebih beruntung Rum, tidak hamil diluar nikah meskipun kerjaan kamu seperti itu."Kata Fatimah."Bukan kayak aku yang jadi simpang lalu setelah hamil dibuang begitu saja.Dulu aku kira dengan aku hamil, Mas Hasan akan menikahi aku tapi nyatanya dia malah ninggalin aku."Kata Fatimah sedih.

Mendengar tuturan Fatimah, Arumi nampak sedih, dia merasa iba dengan. apa yang terjadi pada Fatimah.

"Sudah jangan sedih, nggak baik menyesali semua. Semua sudah terjadi, jalanin saja apa yang ada."Kata Arumi."Apa aku perlu menginap disini nemenin kamu?"Tanya Arumi.

"Boleh saja, kamu kalau mau menginap disini."Kata Fatimah.

Arumi memasukkan motornya ke garasi rumahnya lalu ganti baju dan kembali kerumah Fatimah.

Terlihat fatimah ingin ke kamar mandi dua berusaha untuk berjalan meskipun badannya sakit.

"Ternyata masih banyak yang hidupmu lebih menyedihkan dibanding aku."Kata Arumi.

Arumi masuk ke kamar Fatimah ketika fatimah ada didalam kamar mandi. Arumi memainkan ponselnya, "Sudah kembali Rum?"Tanya Fatimah dari dalam kamar mandi.

"Iya Fat, ini lagi main ponsel."Jawab Arumi.

Fatimah keluar dari kamar mandi lalu duduk diatas ranjang disamping Arumi.

"Lho Fat, selama ini biaya hidupmu ditanggung Hasan?"Tanya Arumi.

"Iya Rum, tapi bulan ini udah nggak. Aku harus cari kerjaan, apa aku ikut kamu kerja di tempat Mamamu?"Tanya Fatimah.

"Kamu kan hamil mana bisa?"Tanya Arumi.

"Setelah aku melahirkan nanti lah Rum, biaya persalinan kemarin udah diberi sama Mas Hasan. Cukup buat aku hidup sampai aku melahirkan."Kata Fatimah.

"Ya sudah kamu istirahat saja, sudah malam."Kata Arumi.

Fatimah lalu memejamkan matanya dan tertidur. Arum juga segera tidur karena dia capek sekali.

Paginya Arumi masak bahan makanan yang ada dikulkas Fatimah. Fatimah masih tertidur pulas, Hasan tiba-tiba saja datang sepagi ini.

"Fatimah ada?"Tanya Hasan pada Arumi.

"Masih tidur, dia semalam habis didatangi istri dan anak kamu. wajah dan tubuhnya penuh luka lebam saat aku kesini."Kata Arumi. Hasan segera masuk ke kamar Fatimah, tampaknya fatimah sudah bangun.

Arumi kembali kedapur, dia melanjutkan masak yang sempat tertunda.

"Fatimah kita kedokter ya?" Tanya Hasan.

"Nggak usah Mas, aku udah istirahat tadi malam juga udah diobatin Arumi. Oh ya mas tadi lihat Arumi nggak?"Tanya Fatimah.

"Sepertinya dia didapur sedang masak buat kamu."Kata Hasan.

"Arumi baik sekali sama aku Mas semalam dia menginap disini. Sekarang dia bangun lebih awal masak buat aku."Kata Fatimah.

"Fatimah, aku sayang kamu tapi maaf aku tidak bisa menikahi kamu."Kata Hasan sedih."Kamu belum tahu kan kenapa aku selingkuh denga. kamu?"Tanya Hasan.

"Memang kenapa Mas?"Tanya Fatimah penasaran.

"Dewi itu mandul Fat, anaknya itu bukan anak kandung dia."Kata Hasan.

"Namun dia nggak tahu kalau dia mandul. Tapi sepertinya aku harus jujur pada dia kalau dia mandul."Kata Hasan.

"Kenapa dia tidak tahu mas?"Tanya Fatimah.

"Setelah 10 tahun menikah kami memgadopsi Susi untuk jadi pancingan. Namun kami tak kunjung juga punya anak, Dewi menuduhku mandul makanya aku mencari selingkuhan biar aku tahu yang mandul aku atau dia. Sebelumnya aku sudah periksa tapi dia tidak percaya dengan pemeriksaan dokter bahwa aku tidak mandul."Jawab Hasan.

Arumi datang, mereka diajak sarapan bareng.

"Iya Rum, bentar ya,"Jawab Fatimah.

"Kita makan dulu mas kasihan Arumi udah masalah buat kita."Kata Fatimah.

Mereka makan bersama tanpa berbicara sepatah katapun. Selesai makan Jasa pamit dengan meninggalkan uang untuk keperluan Fatimah.

"Sepertinya dia sayang sama kamu."Kata Arumi.

"Iya ternyata istrinya mandul makanya mas Hasan cari simpanan."Jawab Fatimah.

"Kenapa dia nggak periksa kedokter saja?"Tanya Arumi.

"Sudah, tapi istrinya tidak percaya dengan analisa dokter."Jawab Fatimah."Terima kasih ya Rum, udah nemenin aku."Kata Fatimah.

"Iya sama-sama, aku mau jualan ya kamu hati-hati dirumah."Kata Arumi meninggalkan rumah Fatimah.

Arumi mandi lalu ganti baju, dia segera kerumah Mbak Siti. Arumi sepintas melihat Steven bersama Hana mereka sedang jalan-jalan.

"Ternyata hubungan mereka semakin dekat sekali. Aku takut jika Hana yang lugu itu jatuh kepelukan Steven yang licik."Ucap Arumi. "Ah bukan urusanku."Tambah Arumi melakukan motornya menuju rumah Mbak Siti.

Arumi hari ini keliling kekampung Mamanya.

Dia bertemu dengan Ibunya Hana,"Lho kamu sekarang jualan jamu Rum? udah nggak kerja sama Mami mu?"Tanya Bu Rusmi Ibunya Hana.

"Masih Bu, tapi malam saja siangnya saya jualan jamu."Jawab Arumi. "Hana kerja Bu?"Tanya Arumi basa-basi.

"Nggak Rum, tadi pagi pergi sama pacarnya. Mentang-mentang Bapaknya setuju jadi sering keluar mereka."Jawab Bu Rusmi.

"Pacarnya orang mana Bu?"Tanya Arumi.

"Nggak tahu aku Rum, Hana nggak cerita."Jawab Bu Risma."Udah ya rum, aku masuk dulu."Kata Bu Rusmi.

Saat Arumi hendak naik sepeda motornya, mobil Steven datang. Hana dan Steven keluar dari dalam mobil. Mereka tampak mesra sekali.

"Arumi kok bengong?"Tanya Hana.

"Jangan bengong,aku akan dapatkan apa yang aku mau dari Hana."Bisik Steven pada Arumi karena Hana sudah jalan keteras rumah duluan. Arumi yakin Steven akan menikmati tubuh Hana.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel