Awal Mula
Abian dan Selena sebenarnya adalah sahabat sejak kecil. Kemana-mana Abian dan Selena selalu bersam-sama.
Layak nya dua orang yang tumbuh bersama, kedekatan mereka tidak perlu di ragukan lagi. Bahkan banyak orang yang salah paham dengan kedekatakan Abian dan Selena.
Abian yang tampan dan kaya raya serta Selena yang cantik rupawan dan merupakan putri seorang jutawan, benar-benar visual nyata dari kisah percintaan di negeri dongeng.
Malam itu, usai Abian dan Selana selesai acara dengan para orang kaya di kota mereka, mereka pun berjalan menelusuri koridor hotel untuk kembali ke mansion mereka masig-masing.
"Yakin gak mas antar nih?" Tanya Abian lembut pada Selena.
"Benaran mas. Selena di jemput supir kok." Tolak Selena halus, walaupun di dalam hati nya dia sangat ingin di antar oleh Abian pulang. Tapi apa mau di kata, Selena sudah tahu kalau Abian telah memiliki seorang kekasih yang bernama Stella.
Seorang wanita dari kalangan menengah ke atas, yang memiliki sebuah perusahaan yang cukup besar yang bermitra dengan perusahaan ayah nya Selena.
Bahkan suntikan dana untuk perusaah itu pun sebagian besar nya di dapat dari perusahaan ayah nya Selena.
Dan ini lah penyebab pertunangan antara Abian dan Selena yang pernah di rancang oleh orang tua Abian dan Selena akhirnya batal. Karena Abian telah memiliki seorang kekasih. Yang walaupun keluarga nya tidak suka, Abian tetap saja lanjut dengan hubungan nya bersama wanita itu.
"Mas Abian, bukan nya itu Stella?" Tunjuk Selena, saat dia sedang berjalan dengan Abian di koridorhotel tadi.
Abian pun melihat ke arah yang Selena katakan. "Apa yang di lakukan oleh Stella di hotel malam-malam begini dengan pakaian seperti itu?" batin Abian yang terkejut melihat Stella berpakaian minim dan sangat seksi.
Abian pun berlari menyusul Stella ke arah kamar tempat Stell baru saja keluar."Stella?" Panggil nya penuh dengan rasa keterkejutan.
"Abian?" Seru Stella dengan mata hampir melompat keluar.
"Apa yang kau lakukan disini sayang?" tanya Abian meraih tangan Stella.
Stella kaget campur bingung plus panik yang sudah sampai ke ubun-ubun. Dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Abian mengapa dia bisa ada di hotel saat itu dengan pakaian seperti itu.
"Mbak Stella?" panggil Selena, berlari kecil ke arah mereka.
"Stella? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Abian sekali lagi.
Stella dengan wajah panik menatap Abian untuk sesaat dan tak lama kemudian, Stella menjatuhkan diri nya ke dalam pelukan Abian lalu menangis sesegukan.
"Heei.. kau kenapa sayang?" Abian yang tidak pernah melihat Stella menangis selama dua tahun ini tentu saja terkejut saat melihat sang pujaan hati tiba - tiba menangis.
"Apa terjadi sesuatu selama dua minggu ini aku pergi, Stella?" tanya Abian lagi pada Stella.
Stella yang sedang menangis dalam pelukan Abian pun menggaguk. "Hiks.. Hiks.. Hiks.. Benar sayang. Ada sesuatu yang buruk yang terjadi selama kau pergi dua minggu ini."
"Sesuatu yang buruk?" Abian langsung menarik Stella dari pelukan nya dan menatap wajah sang kekasih hati dengan tatapan panik.
"Katakan pada ku Stella..! Katakan apa yang terjadi?!!" Bentak Abian karena dia sangat panik.
"Tapi bisa kah kita hanya bicara berdua saja Abian?" Pinta Stella.
"Oh, kalau begitu Selena pergi duluan ya mas., mbak Stella." Selena cukup tahu diri untuk tidak berada di sana lebih lama lagi.
"Maaf Selena, mas gak bisa antar sampai depan."Ujar Abian sambil mengelus rambut Stella.
"Gak papa kok mas. Selena bisa jalan sendiri." Jawab Selena lalu meninggalkan Abian dan Stella.
***
"Sekarang katakan pada ku Stella, apa yang terjadi?" tanya Abian.
"Abian, bisa tidak kau bookingkan kita sebuah kamar. KIta ngobrol di dalam kamar saja Abian." Pinta Stella dengan mimik wajah yang terlihat sangat sedih.
"Baiklah." Abian pun menelpon sekertaris nya untuk membooking kan sebuah kamar untuk nya. Niat awal Abian dia membooking kamar hanya untuk menenangkan Stella, setelah itu dia akan kembali ke mansion nya.
Walaupun Abian dan Stella telah lama menjalin hubungan, tapi Abian tidak pernah menyentuh Stella selain sentuhan di dada atau sebatas ciuman panas. Untuk desahan di atas ranjang, Abian memang mempersiapkan nya untuk malam pertama mereka.
"Ayoo .." Abian pun membawa Stella ke kamar yang telah di wa kan oleh sekertaris nya nomor kamar nya, di mana sang sekertaris sedang dalam perjalanan mengantarkan kunci ke kamar itu.
Stella yang masih menangis pun ikut dengan Abia.
Setelah naik dua lantai, akhirnya mereka sampai di lantai yang mereka tuju. Sekertaris Abian pun telah menunggu mereka di depan pintu kamar hotel itu.
"Lian, minta supir menunggu di bawah, Jangan kemana-mana. Ada hal penting yang harus aku dan Stella bicarakan sebentar. Dan kau setelah ini boleh pulang." Perintah Abian pada LIan, pria berwajah oriental yang hampir sama tampan nya dengan Abian.
"Baik tuan Abian." jawab Lian, dan tanpa banyak komentar berlalu pergi dari tempat itu.
Kini tinggallah Abian dan Stella saja. Abian menarik tangan Stella masuk ke kamar hotel. Ini adalah first nya mereka masuk ke sebuah kamar hotel berdua.
"Ayoo Stella, masuk." Ujar Abian.
Stella pun masuk ke kamar hotel nan megah itu bersama Abian. Mata Stella menyapu semua yang ada di dalam kamar itu. Kamar itu terlihat begitu besar dan indah.
"Kenapa kau menyewa kamar yang begitu besar Abian? Ini sangat buang-buang uang." ucap Stella, duduk di tepi ranjang super megah dengan seprai warna putih itu.
"Ada satu hal yang sedari dulu ingin aku katakan pada mu Stella....Sebenarnya aku..??"
