Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1. Yu Jie.

Lima belas tahun kemudian...

Pagi hari keributan terdengar dari rumah salah seorang Bangsawan yang sangat terpandang di wilayah Zhejiang. Seorang gadis cantik berusia 15 tahun sedang duduk bersimpuh di lantai dengan sebagian tubuh atasnya basah terkena air yang telah disiramkan oleh Ibu tirinya padanya. Gadis belia itu bernama Yu Jie yang artinya giok yang indah, Yu Jie telah kehilangan Ibunya ketika ia berusia 5 tahun.

Di hari pemakaman Ibunya... Ayahnya pulang ke kediaman dengan membawa seorang wanita dan seorang bocah perempuan yang usianya lebih tua 3 bulan darinya, juga ada seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun. Tidak hanya itu, keesokan harinya wanita itu bahkan diangkat sebagai Nyonya kediaman.

Dan pagi ini, setelah sepuluh tahun Li Mei menjadi Nyonya di kediaman Yu, untuk ke sekian kalinya Li Mei kembali menyiksa anak tirinya Yu Jie. Kecantikan Yu Jie membuatnya iri terhadap anak tirinya itu, hingga ia selalu menghukum Yu Jie atas kesalahan-kesalahan kecil yang tanpa sengaja Yu Jie lakukan. Dan itu tentu saja atas persetujuan dari suaminya Yu Zhuting.

Sejak belasan tahun yang lalu Li Mei telah menjalin hubungan dengan Yu Zhuting, tetapi Ibu Yu Zhuting tidak mengijinkan Yu Zhuting menikahinya karena ia berasal dari keluarga yang berkedudukan rendah. Yu Zhuting bahkan dijodohkan dengan Shu Xiuying putri dari Pemilik salah satu Sekte besar yang kedudukan keluarganya setaraf dengan keluarga Yu Zhuting. Dari pernikahan tersebut lahirlah Yu Jie 3 bulan setelah Li Mei melahirkan Li Qui, putri pertamanya hasil dari hubungan terlarangnya bersama Yu Zhuting.

Meski telah menikahi Shu Xiuying... Yu Zhuting secara diam-diam masih terus menjalin hubungan dengan Li Mei. Dan setelah kematian Shu Xiuying... Yu Zhuting membawa Li Mei beserta kedua anaknya ke kediaman Yu. Walaupun diangkat menjadi Nyonya kediaman, hubungan Li Mei dengan Ibu Yu Zhuting sangat buruk. Selain itu, Ibu mertuanya itu juga sangat memanjakan Yu Jie dan malah memandang sebelah mata terhadap kedua anaknya. Hal ini yang membuat Li Mei semakin membenci Yu Jie.

Hari ini di saat Ibu mertuanya pergi ke Kuil, Li Mei sengaja memanfaatkannya untuk menghukum Yu Jie. Selama 10 tahun ini ia selalu melakukannya apabila Ibu mertuanya tidak berada di rumah. Ia bahkan mengancam akan memberikan hukuman yang lebih berat lagi jika Yu Jie berani melaporkan apa yang ia lakukan terhadap anak tirinya itu kepada Ibu mertuanya.

Yu Jie yang polos dan belum memiliki akar kultivasi hanya bisa menerima semua perlakuan dari Ibu tirinya juga kedua Saudara tirinya.

"Ingat baik-baik, jika Nenek sampai mengetahui hal ini..."

"Ti... Tidak Ibu, Nenek tidak akan tahu," sahut Yu Jie cepat sambil menundukkan wajahnya ketika Li Mei memberi peringatan padanya agar ia tidak mengadukan apa yang Li Mei lakukan hari ini padanya.

"Bagus kalau mengerti," cetus Li Mei, ia tersenyum miring pada Yu Jie yang tampak berantakan di hadapannya. "Sekarang ganti pakaianmu sebelum Nenek kembali!" titahnya.

Yu Jie mengangguk patuh, perlahan-lahan ia mencoba untuk berdiri tegak, melawan rasa sakit pada kedua betisnya yang sebelumnya telah dipukul oleh salah seorang pelayan kediaman yang merupakan suruhan Li Qui.

Tadi, tak lama setelah Neneknya meninggalkan kediaman bersama beberapa orang pelayan untuk berdo,a di Kuil... Tiba-tiba Ibu tirinya Li Mei memintanya untuk pergi ke ruang dalam Kediaman. Tetapi di saat ia melewati pintu, kedua betisnya dipukul dengan menggunakan kayu dari belakang hingga membuatnya jatuh tersungkur tepat di depan sepatu Li Mei dan Saudari tirinya Li Qui.

Meski beberapa pelayan menyaksikan apa yang terjadi padanya... Tetapi tidak ada seorang pun yang bersedia membantunya. Di sisi lain, Li Mei justru menambah penderitaannya dengan menyiramkan segayung air bekas cucian piring ke atas kepalanya. Sementara Li Qui, Saudari tirinya itu malah terbahak senang melihat perlakuan Li Mei padanya. Seolah apa yang terjadi padanya adalah sebuah lelucon yang sangat lucu.

Saat itu, Yu Jie sama sekali tidak bisa melawan pasangan Ibu dan anak itu. Karena ia terlahir dengan meridian yang bermasalah juga tubuh yang lemah. Dan meski Neneknya selalu memanggil seorang Guru bela diri ke kediaman untuk mengajarinya... Akar kultivasi miliknya tidak pernah bisa terbuka. Seorang Biksu yang pernah diundang Neneknya untuk memeriksa tubuhnya pernah berkata...

"Maaf Nyonya Besar Yu, aku menemukan kejanggalan pada tubuh Nona Besar. Ada tekanan yang cukup kuat dari dalam tubuh Nona Besar, tekanan itu menutup akar kultivasi Nona Besar agar tidak terbuka."

"Lalu bagaimana Kepala Kuil? Apakah Jie selamanya tidak akan bisa mempelajari ilmu bela diri?"

"Amitabha, tekanan tersebut sebenarnya bisa diatasi, hanya sayangnya kekuatanku tidak cukup untuk melakukannya. Nyonya besar membutuhkan seseorang yang memiliki akar kultivasi ribuan tahun untuk membuka akar kultivasi Nona Besar."

Mengingat percakapan Neneknya dengan Biksu Kepala Kuil yang merupakan Pimpinan dari Sekte Tubuh Emas... Yu Jie hanya bisa tersenyum kelu. Dengan tertatih ia mencoba meninggalkan ruangan dalam kediaman agar ia bisa segera mengganti pakaiannya.

"Heh jelek, ingat! Jangan mengadu!"

Yu Jie tersenyum getir mendengar peringatan dari Saudari tirinya itu, dan tanpa menghentikan langkahnya ia menganggukkan kepalanya lalu segera keluar dari ruangan bagian dalam kediaman. Sembari berpegangan pada dinding luar ruangan... Ia meneruskan langkahnya menuju kamarnya. Setelah satu dupa, ia akhirnya tiba di dalam kamarnya. Duduk meringis di atas dipan sambil mencoba mengangkat celana panjang yang berada di balik hanfu yang ia kenakan. Ia menarik celana itu hingga ke lutut dan menemukan kedua betisnya telah membiru dan lebam.

Sejujurnya Yu Jie lupa ini sudah yang keberapa kalinya ia mendapatkan perlakuan kasar seperti ini dari Ibu tiri dan juga kedua Saudara tirinya. Karena sebelumnya ia telah menerima banyak perlakuan kasar sejak wanita siluman yang menyebut dirinya sebagai Ibu tiri itu datang ke kediaman keluarganya.

Belum lama Yu Jie menurunkan celananya dan ingin beranjak dari dipan untuk mengganti pakaiannya... Salah seorang pelayan yang pergi bersama Neneknya pagi ini tiba-tiba berlari melewati ambang pintu kamarnya yang terbuka. Pelayan itu adalah pelayan yang selalu setia kepadanya dan tidak pernah terpengaruh dengan keberadaan Li Mei beserta kedua anaknya. Pelayan itu bernama Chun, Chun bahkan berani membela Yu Jie di hadapan Li Mei ataupun di hadapan kedua anak Li Mei.

"No... Nona, apa yang terjadi?" tanya Chun cemas ketika ia melihat keadaan Yu Jie. Ia berlari menghampiri Yu Jie dan membantu Yu Jie untuk duduk kembali di pinggir dipan. "Eng, Nona. Apakah Nyonya Mei yang telah melakukannya?" tanyanya lagi setelah ia mengamati penampilan Yu Jie yang tampak mengenaskan.

Empat tahun yang lalu, Chun dikirim untuk bekerja pada Nyonya Besar pemilik kediaman ini yang merupakan Nenek Yu Jie. Ia dikirim untuk membalas jasa Nenek Yu Jie yang pernah membayar biaya pengobatan Ibunya di saat Ibunya terkena demam tinggi di depan Kuil. Dan karena ia mengerti sedikit ilmu bela diri, Nyonya Besar sengaja menempatkannya di samping Yu Jie untuk menjaga cucu kesayangannya itu. Hanya saja, sesekali Chun akan pergi untuk menemani Nyonya Besar ke Kuil. Di saat Yu Jie tidak berada di dalam penjagaannya, ia kerap menemukan Yu Jie terluka. Namun yang membuatnya tidak mengerti... Mengapa Yu Jie selalu memintanya untuk tidak mengatakan hal itu kepada Nyonya Besar?

"Nona, sampai kapan Nona akan membiarkan mereka terus menyiksa Nona seperti ini?" protes Chun sebal.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel