Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 2 : Perjalanan Menuju Ibukota

"Memang sih kamu ini mau berangkat untuk tes masuk Akademi, tapi pengumuman peserta yang lolos hanya selang beberapa jam dari tes, jadi peserta yang lolos akan langsung masuk akademi dan tinggal di asrama yang disediakan saat itu juga. Dan aku sangat yakin kalo kamu akan lolos tes secara mudah hahaha" kata Paman Dean.

"Paman ini bisa saja" kataku.

"Sepertinya kita akan berpisah lama, Rid" kata temanku Eric. "Tidak lama kok, cuma 4 tahun dan bahkan bisa cepat jika prestasinya sangat bagus. Kalo kamu segitunya kangen dengan ku, kenapa tidak ikut mendaftar ke San Fulgen Akademiya saja ? hahaha" kataku menggoda.

"Aku sadar diri kalau aku terlalu lemah untuk mendaftar di San Fulgen Akademiya, itu akan buang-buang waktu untuk berangkat kesana jika hasilnya sudah jelas kalau aku tidak akan lolos tes disana. Teman-teman yang lain juga berfikir begitu" lanjut Eric.

"Daripada menjadi seorang ksatria, aku pikir bekerja di desa akan lebih nyaman haha" lanjut Eric sambil tertawa.

"Jangan sampai melupakan kami, Rid", "kalahkan anak-anak bangsawan yang sombong itu, Rid" "jika kamu banyak teman perempuan disana, jangan lupa untuk memberiku 1, Rid" begitulah kata teman-temanku yang lain.

"Tenang saja aku tak akan melupakan kalian, saat aku lulus nanti aku akan kembali kesini" lanjutku.

Aku segera bersiap menaiki kereta kuda yang akan membawaku ke San Estella, Ibukota kerajaan San Fulgen.

"Owh iya Paman Dean dan Kepala Desa, aku titip rumah kakek & sawahnya juga jika aku lulus tes masuk dan langsung diterima disana" kataku. "Serahkan padaku, Rid. kamu tidak usah bilang "jika aku lulus tes" kamu sudah pasti lolos tes itu, aku jamin" kata Paman Dean.

"Benar itu Rid, serahkan saja rumah kakekmu dan sawahnya kepada kami, kami akan mengurusnya" kata Kepala Desa.

"Oh iya Rid, apakah kau membawa kedua pedang orang tuamu yang dititipkan ke kakekmu ?" kata Paman Dean lagi.

"Aku membawanya kok Paman, aku menaruhnya di sihir penyimpanan. Karena akan menyebabkan masalah jika aku membawanya secara langsung nanti aku bisa ditangkap ksatria disana" kataku. "Hahaha benar juga, ya sudah kalau begitu, sihir penyimpananmu sangat berguna sekali karena bisa menyimpan benda-benda dalam jumlah banyak. Sepertinya cuma kamu saja yang bisa sihir itu" kata Paman Dean.

"Pasti ada yang bisa menggunakan sihir serupa, lagipula aku bisa menggunakannya karena membaca buku-buku sihir punya kakek, jika sihir seperti ini ada di buku pasti sihir ini termasuk umum" lanjutku.

"Meski kau bilang begitu, aku juga sudah sering membaca buku-buku sihir milik kakekmu, tapi tetap tidak bisa menggunakan sihirnya" lanjut Paman Dean. "Itu membuktikan kalau Rid adalah anak yang jenius. Dia bisa menggunakan sihir, bela diri, teknik berpedang yang ada dalam buku milik kakeknya" kata Kepala Desa.

"Aku setuju kalo Rid adalah anak yang jenius" kata Eric, dan teman-teman yang lainpun mengiyakan. "Sudahlah jangan memuji-muji diriku begitu, ini sudah waktunya berangkat, kalau begitu aku pamit pergi untuk mengikuti tesnya" kataku.

"Hati-hati di perjalanan Rid","Kami semua akan merindukanmu","Kamu pasti bisa mengalahkan mereka semua Rid dan jadilah nomor satu di Akademi" kata mereka semua sambil melambaikan tangan ke arah ku yang sedang menaiki kereta kuda.

-

Jarak antara Desa Aston dengan Ibukota San Estella berjarak sekitar 50 KM. Perjalanan menggunakan kereta kuda akan memakan waktu 3 jam.

"Kira-kira aku akan tiba disana pukul 8 pagi dan tesnya akan dimulai pukul 10 pagi" batinku.

"Kau tidur saja Rid, karena perjalanannya juga masih lama" kata Paman Isaac.

Beliaulah yang akan mengantarku ke Ibukota San Estella. Beliau suka pergi ke Ibukota untuk menjual hasil sawah dan perkebunan di desa Aston.

"Tidak usah Paman. Aku tidak ngantuk, aku akan belajar saja untuk tes teori nanti dengan membaca buku-buku dari kakek" kataku.

"Ya sudah kalau begitu, berapa banyak buku punya kakekmu yang kamu bawa ?" kata Paman Isaac.

"Tidak banyak Paman, paling hanya 10 buku, aku hanya membawa yang penting-penting saja." kataku. "Owh begitu, ya sudah kamu lanjut belajar saja. Tapi menurutku kamu masih akan tetap lolos walaupun tak belajar sama sekali soalnya kan kamu jenius hahaha" lanjut Paman Isaac.

"Ayolah Paman, mana mungkin aku bisa lolos jika tidak belajar. Kenapa banyak orang yang menganggapku jenius, padahal aku kan hanya anak biasa saja." lanjutku.

"Sejak kamu mengalahkan Dean di latih tanding dulu, banyak yang menganggapmu begitu. Dean adalah orang terkuat di desa Aston. Tapi kamu bisa mengalahkannya begitu saja, apalagi banyak yang bilang kalau saat itu kamu belum serius dalam menghadapi dia. Kamu masih menyembunyikan kemampuanmu yang sebenarnya kan ?" lanjut Paman Isaac.

"Apa Paman Isaac bisa membaca kemampuanku atau itu hanya intuisinya saja ?" pikirku dalam hati.

"Itu hanya anggapan paman saja, aku selalu serius kalau bertanding" kataku.

"hahaha ya sudah" kata Paman Isaac.

"Tapi yah sepertinya tes masuk Akademi tahun ini akan menarik". lanjut Paman Isaac.

"Hmm apa maksudnya Paman ?" kataku heran.

"Dari yang kudengar, anak sulung Yang Mulia Ratu, si kembar Pangeran Charles & Putri Chloe juga akan ikut mendaftar tahun ini, tahun ini mereka juga berumur 17" kata Paman Isaac.

"Pangeran Charles dan Putri Chloe ?!" Kataku terkejut. "Charles Estella San Fulgen dan Chloe Estella San Fulgen ? Mereka adalah anak tunggal kembar Yang Mulia Ratu, apa mungkin mereka juga akan ikut tes masuk Akademi tahun ini ? aku tak menyangka jika aku akan seangkatan dengan mereka berdua jika lulus nanti" batinku.

"Tidak hanya mereka berdua, ada juga Putri dari Duke of San Lucia, Duke Louis Emerald San Lucia yaitu Putri Irene Emerald San Lucia yang biasanya disebut sebagai sang putri es. Ada putra dari Duke of San Angela, Duke James William San Angela yaitu tuan muda Enzo William San Angela, ada juga putra dari Marquess of Rovinj, Marquess Marcelo Buston yaitu Javier Buston dan putri dari Marquess of Bibury, Marquess Adelmo Nielba yaitu Putri Lillian Aurora dan sepertinya masih banyak lagi, akan terlalu lama jika ku rincikan satu persatu" kata Paman Isaac.

"Yang jelas, akademi tahun ini akan meriah dan menarik perhatian seluruh negeri ini. Dan Rid, kamu akan berada diantara mereka yang punya nama & reputasi sebagai bangsawan di negara ini. Apa kamu akan mengurungkan niatmu mendaftar akademi setelah mengetahui nama-nama tadi ?" lanjut Paman Isaac.

"Mana mungkin Paman, aku sudah bertekad untuk tetap mendaftar dan lolos tes Akademi saat ini juga. Siapapun lawannya, aku akan buktikan kalau aku akan menjadi yang terbaik di negeri ini meskipun aku bukan dari kalangan bangsawan" tegasku.

"Aku sangat yakin kalau kamu bisa menempati peringkat pertama di tes Akademi nanti. Yah pokoknya semangatlah Rid, buktikan pada mereka kalau kamu yang terhebat" lanjut Paman Isaac.

"Aku akan berusaha yang terbaik!" tegasku.

-

"Putra dan Putri Yang Mulia Ratu, Putra dan Putri Duke, serta Putra dan Putri Marquess ya ? sepertinya rival-rival ku di tes Akademi nanti akan merepotkan, tapi siapapun itu akan kuhadapi dengan sekuat tenaga. Benar kata Paman Isaac, sepertinya Akademi tahun ini akan sangat menarik. Aku sangat menantikannya" gumamku dalam hati dan sembari tersenyum.

-Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel