Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 1 : Awal Mula

117 tahun lalu, peperangan besar antar berbagai ras terjadi. Dunia terbagi menjadi 2 kubu, kubu yang dipimpin oleh para Malaikat & kubu yang dipimpin oleh para Iblis. Peperangan berlangsung hampir setahun penuh sampai akhirnya terjadi gencatan senjata diantara 2 kubu tersebut. Dunia terbagi menjadi 2 sisi, sisi selatan ialah dunia tempat berbagai ras yang dipimpin oleh ras Iblis, sisi utara ialah dunia tempat berbagai ras yang dipimpin oleh ras Malaikat. Setelah gencatan senjata itu, perang pun usai dan dunia keadaan damai. Tapi apa yang bisa diharapkan dari kedamaian semu ? Perang pasti akan terjadi lagi.

-

Tahun 1217 di Desa Aston, desa dimana aku lahir dan dibesarkan. Desa ini terletak di bagian selatan kerajaan manusia bernama San Fulgen dibawah kekuasaan ras Malaikat. Rid Archie adalah namaku. Aku hanyalah seorang remaja biasa yang tinggal di rumah bekas peninggalan mendiang kakekku. Kakekku adalah satu-satunya keluarga yang ku punya sejak aku kecil. Aku tidak pernah melihat dan menemui Ayah dan Ibuku sejak aku kecil. Aku pernah bertanya tentang Ayah dan Ibuku kepada Kakek namun Kakek bilang kalo setelah aku lahir, aku dititipkan oleh orang tuaku ke kakek. Setelah itu orang tua ku pergi, Kakek bilang kalau ayah dan ibuku punya urusan yang harus diselesaikan. Tapi setelah mereka pergi, mereka tidak juga kembali sampai sekarang.

Lama-kelamaan aku jadi tidak terlalu peduli dengan keberadaan Ayah & Ibuku. Yah, walaupun ada perasaan iri jika melihat teman-temanku bersenang senang dengan kedua orang tua mereka. Sampai ketika Kakek mau meninggal, dia berpesan kalau aku berniat untuk berpetualang di dunia ini, pergilah cari kedua orang tuaku, mungkin mereka ada di kondisi dimana mereka tak bisa menemuiki secara langsung sampai sekarang. Pesan Kakek selalu membuat ku kepikiran, tapi toh itu hanya jika aku berpetualang maka aku akan mencari orang tuaku. Tapi impianku adalah menjadi Komandan Pasukan di San Fulgen. Jika aku mempunyai jabatan tinggi di negara ini, mungkin aku bisa bernegosiasi dengan negara lain agar bisa terus menciptakan kedamaian untuk negara ini atau bahkan dunia.

Benar kedamaian, jika dunia damai seperti sekarang pasti dunia akan menjadi lebih indah. Tidak ada konflik bahkan perang, tidak akan ada yang bersedih atas kehilangan seseorang yang penting akibat perang. "Kenapa aku menginginkan kedamaian ?" pasti ada yang bertanya seperti itu ke diriku. Tapi bukan hanya aku yang menginginkan kedamaian, ada banyak orang dari berbagai ras pun pasti menginginkan perdamaian. Aku menginginkan kedamaian karena Aku selalu diberi pesan oleh mendiang kakekku agar kelak jika ku menjadi orang yang luar biasa hebat, aku bisa mewujudkan kedamaian bukan hanya di negeri ini tapi juga di seluruh dunia. Pesan itu seperti memberi tanggung jawab bagiku nanti. Alasan lainnya seperti ada yang memberi pesan di dalam hati & pikiranku agar aku bisa mewujudkan kedamaian di dunia ini saat sudah besar nanti. Mungkin itu pesan dari orang tuaku ketika pergi meninggalkan aku.

-

"Rid, abis dari sawah ya ? rajin sekali ya untuk anak seusiamu" kata seseorang.

"Owh iya nih, kalo tidak ke sawah nanti aku tidak punya uang untuk makan" kataku sambil tersenyum.

Ternyata yang menyapaku adalah Paman Dean. Dia juga merupakan warga di Desa Aston dan bekerja di sawah miliknya juga. Yang kutahu, dia dulunya adalah kesatria kerajaan tapi sekarang sudah pensiun dan menikmati masa pensiunnya di Desa Aston ini.

-

"Owh iya Rid, usiamu sekarang sudah 17 tahun ya. Apakah kamu mendapatkan undangan dari San Fulgen Akademiya ?" kata Paman Dean.

"Aku baru mendapatkannya kemarin, Paman" kataku menjawabnya.

"Bagus kalau begitu, meskipun San Fulgen Akademiya bukan akademi terbaik di dunia tapi tetap yang terbaik di negeri ini. Semoga kamu bisa lulus dari sana dan menjadi ksatria kerajaan terbaik di negeri ini." kata Paman Dean.

"Terima kasih atas doanya, Paman" kataku kembali.

-

San Fulgen Akademiya adalah satu-satunya akademi yang berada di kerajaan San Fulgen. Disaat seorang anak di San Fulgen menginjak 17 tahun, mereka akan diundang untuk mengikuti tes di San Fulgen Akademiya. Undangan ini tidak bersifat wajib dan bebas untuk menolaknya, namun siapa yang mau menolak undangan untuk mengikuti tes masuk Akademi satu-satunya di negara ini. Tidak hanya undangan untuk anak yang berasal dari San Fulgen saja, akademi juga mengundang anak dari luar kerajaan San Fulgen, tapi kuota untuk anak dari luar kerajaan sangat terbatas dan biasanya hanya diisi oleh anak-anak yang berbakat saja. San Fulgen Akademiya mengajarkan tentang sihir, bela diri, penggunaan senjata dan lainnya. Tidak hanya teori, akademi ini juga mengajarkan praktek kepada siswanya. Pembelajaran di akademi ini bertujuan untuk menempa siswa-siswanya agar menjadi seseorang yang berkemampuan. Lulusan dari akademi ini kelak akan menjadi orang-orang penting yang kemampuannya dibutuhkan oleh kerajaan atau bangsawan lainnya. Disaat seseorang lulus dari akademi, mereka bebas menentukan karir mereka selanjutnya, apakah mereka akan melayani kerajaan sebagai ksatria kerajaan atau melayani bangsawan sebagai penjaga pribadi mereka atau mencari tantangan di negara lain.

-

"Ngomong-ngomong Rid, Kapan tesnya akan dimulai ?" kata Paman Dean yang masih berbincang denganku.

"3 hari lagi" lanjutku.

"Begitu ya, yah kamu pasti akan lulus dengan mudah mengingat kamu bahkan bisa sihir, bela diri dan bahkan penggunaan pedangmu melebihi orang dewasa" lanjut Paman Dean.

"hahaha mana mungkin Paman, aku masih harus belajar. Lagipula, pasti banyak anak-anak berbakat lainnya disana" kataku.

"Hahaha benar juga, tapi aku berpendapat kalau kamulah yang terbaik, ya sudah aku mau ke sawah juga untuk mengurus sawah ku. Sampai jumpa, Rid" kata Paman Dean sambil pergi menuju sawahnya. "Sampai jumpa juga, Paman" kataku.

"3 hari lagi yah, aku harus berlatih lagi untuk lolos ujian tesnya. Aku tidak sabar untuk melihat awal dari perjalananku"

-

3 hari kemudian pukul 5.00 pagi

"Apa tidak ada barang yang tertinggal, Rid ?" kata Paman Dean.

"Tidak ada, paman" kataku.

"Semoga kamu nyaman disana Rid, kalahkan anak bangsawan-bangsawan sombong disana" kata salah satu warga Desa Aston yaitu Paman Aaron. "Sudah-sudah, Rid itu sangat kuat pasti bisa mengalahkan beberapa anak bangsawan disana. Tapi yah, tidak semua bangsawan bersikap sombong, ada juga yang baik" kata Kepala Desa Aston, Paman Bill.

Benar bangsawan, bangsawan adalah orang-orang yang mengatur kerajaan ini. Mereka membantu Yang Mulia Ratu, Kayana Estella San Fulgen dalam mengatur kerajaan ini. Mereka bisa dibilang sangat berjasa dalam mengatur kerajaan tapi di sisi lain mereka juga yang akan menghancurkan kerajaan ini pelan-pelan. Kasus Korupsi, penyalahgunaan wewenang dan lainnya adalah contoh buruk yang dilakukan bangsawan. Meskipun akan mendapatkan hukuman mati jika melakukan perbuatan tersebut tapi nampaknya mereka dapat mengelabui Yang Mulia Ratu atas apa yang mereka lakukan. Mereka juga arogan hanya karena status tinggi mereka sebagai bangsawan. Tak heran jika ada keluarga bangsawan yang akan menindas keluarga-keluarga rakyat jelata jika menantang mereka. Mereka juga sangat suka membeli budak untuk kesenangan mereka sendiri, memang sih di kerajaan ini sistem perbudakan masih diwajarkan oleh Yang Mulia Ratu.

"Sepertinya jika ingin membuat kedamaian di dunia ini, aku terlebih dahulu harus merubah kerajaan ini. Bangsawan-bangsawan seperti mereka sangat mengganggu perdamaian yang ingin aku ciptakan. Haruskah aku melenyapkan mereka semua ?" pikirku dalam hati. Tapi yah tidak semua bangsawan seperti mereka, masih ada bangsawan-bangsawan lain yang mengerjakan tugas kerajaan mereka dengan benar dan sangat ramah kepada rakyat jelata termasuk Viscount Ivan Julian Louis dan Yang Mulia Ratu sendiri. Viscount Ivan merupakan Bangsawan yang mengatur desa-desa di selatan San Fulgen termasuk desa Aston. Beliau sangat baik kepada rakyat desa Aston dan desa lainnya yang dia pimpin. Dan untuk Yang Mulia Ratu, beliau orang yang sangat baik dan sangat dikagumi oleh rakyatnya. Tidak heran jika mereka berdua termasuk dalam bangsawan yang baik dan dihormati rakyatnya.

"Aku tidak ingin mereka yang baik ini malah dimanfaatkan oleh bangsawan yang kotor" kataku dalam hati.

"Aku akan berjuang yang terbaik di Akademiya nanti agar mendapat perhatian Yang Mulia Ratu. Aku dapat merubah kerajaan jika dekat dengan Yang Mulia Ratu dan aku akan melindunginya jika dia dalam ancaman bangsawan-bangsawan busuk" lanjut batinku.

- Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel