
Ringkasan
Rena, gadis kutu buku yang pernah mencintai pria salah—seorang badboy manipulatif yang meninggalkan luka mendalam. Ketika akhirnya ia mencoba bangkit dan menjalani hidup barunya, datanglah seorang pria asing… tampan, misterius, dan terlalu sempurna untuk jadi nyata. Tapi ada yang aneh—dia tahu semua tentang masa lalu Rena, termasuk luka-luka yang tak pernah ia ceritakan pada siapa pun. Siapa pria itu? Dan kenapa ia muncul seperti jawaban atas semua doa dan dendam yang Rena pendam selama ini? Cinta, waktu, dan balas dendam terjalin dalam cerita penuh misteri dan emosi ini.
Bab 1: Awal yang Patah
“Kamu pikir aku bakal hancur hanya karena kamu selingkuh?”
Aku menggumam pelan sambil berjalan melewati lorong kelas yang sepi.
Dini berdiri di tengah hujan, tanpa payung, tanpa pelindung, hanya ditemani tubuhnya yang gemetar menahan dingin dan hatinya yang remuk. Matanya menatap lurus ke arah kafe kecil di seberang jalan, tempat ia melihat pria yang selama ini ia cintai sedang duduk berdua dengan wanita lain. Mereka tertawa, saling memandang, seperti tak ada dunia lain selain mereka.
“Kamu pikir aku bakal hancur hanya karena kamu selingkuh?” bisiknya, seolah kalimat itu bisa menguatkan hatinya sendiri.
Tangannya menggenggam erat ponsel yang sejak dua jam lalu tak kunjung berbunyi. Tak ada kabar, tak ada pesan. Dan kini semua terjawab. Waktu yang katanya sibuk kerja, ternyata dipakai untuk berselingkuh.
Dini menghela napas panjang. Ia melangkah mundur, mencoba menenangkan diri, tapi setiap langkahnya seolah menyeret luka lebih dalam. Bayangan masa lalu berputar di kepalanya, bagaimana laki-laki itu pernah berkata, “Aku nggak akan pernah nyakitin kamu.”
Lucu. Ternyata janji itu hanya manis di awal, pahit di akhir.
Begitu sampai di kosannya, ia melempar jaket basah ke lantai dan duduk terdiam. Ruangan kecil itu mendadak terasa sesak. Hening. Dingin. Tapi Dini tidak menangis. Ia sudah terlalu lelah untuk menangis. Malam ini, ia memutuskan satu hal — ia tidak akan lagi menjadi korban.
Besok, Dini akan bangkit.
⸻
Pagi datang dengan sinar matahari yang hangat, seolah semesta ingin menghapus hujan semalam. Dini bangun lebih awal dari biasanya, membersihkan diri, memakai pakaian rapi, dan berdiri di depan cermin.
Matanya menatap pantulan dirinya sendiri.
“Kamu cantik. Kamu kuat. Kamu nggak butuh dia,” katanya tegas pada bayangannya.
Hari ini ia tetap masuk kerja. Ia menyapa rekan-rekan sekantor seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi. Tapi dari cara ia berjalan, dari caranya menatap, dari ketegasan di suaranya, semua orang tahu: Dini berbeda.
Saat makan siang, ia membuka ponselnya dan melihat notifikasi masuk.
“Kita bisa ketemu nanti malam? Aku bisa jelasin semua.”
— Dari: Reza
Dini tersenyum miring. Lelaki itu masih berani menghubunginya, seolah tak terjadi apa-apa. Tapi ia tak akan membalas. Ia sudah tahu, penjelasan hanya akan mengarah ke pembelaan, bukan kebenaran.
Sore itu, Dini mampir ke salon. Ia memotong rambut panjangnya yang selama ini disukai Reza. Rambut yang dulu sering dielus, dipuji, dan dibilang “bagian favoritnya”. Kini potongan itu jatuh ke lantai, bersama kenangan.
Ia pulang dengan kepala yang lebih ringan dan hati yang lebih lega.
⸻
Tiga hari berlalu sejak Dini melihat Reza di kafe. Tiga hari tanpa balasan pesan. Reza mulai gelisah, mengirim pesan panjang, meminta maaf, bahkan mengirim foto mereka berdua yang dulu. Tapi semua itu tidak lagi menyentuh hati Dini. Ia sudah selesai.
Sampai akhirnya, Reza berdiri di depan kosannya.
“Din, aku mohon. Dengerin aku dulu, cuma lima menit,” katanya, dengan wajah yang terlihat menyesal.
Dini membuka pintu setengah, menatap pria itu lama, lalu berkata, “Kamu punya waktu lima menit buat nyakitin aku, dan kamu pakai semuanya. Jadi sekarang aku pakai waktuku buat sembuh, bukan buat dengerin kamu.”
Pintu ditutup pelan. Bukan karena takut, tapi karena sudah tidak peduli lagi.
Di dalam kamarnya, Dini tersenyum kecil. Luka memang masih ada, tapi bukan berarti ia tak bisa hidup tanpanya. Luka itu akan sembuh, pelan-pelan, dan ia tahu pasti: hidupnya belum selesai. Justru baru dimulai.
