Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Penyergapan

"Jalan!" Tras mendorong tubuh Kim agar segera melangkah.

Kim tersungkur. Tak ada gurat iba apalagi kasihan di wajah Tras dan Tris. Apalagi Zipo malah mendaratkan tendangannya ditubuh Kim yang telah meringkuk menahan sakit di tanah.

"Bos pasti senang, tawanannya telah kita dapatkan kembali!" ujar Tras.

"Tentu saja! Mungkin nanti, kita akan dikasih bonus."

Tawa ketiganya berderai membayangkan dengan bonus yang akan diberikan bos James.

Selagi ketiga orang tersebut sedang berbincang membayangkan pundi-pundi rupiah, Kim berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskan diri.

"Akhirnya kita sampai!" seru Tris.

Di depan mereka sudah nampak gudang tempat di mana Bos James dan anak buahnya yang lain sedang menunggu.

"Shit! Kenapa cepat sekali sampai," umpat Kim kesal melihat ke gudang tua bekas peleburan timah yang nampak gelap di antara ilalang yang menghalangi.

"Cepat jalan!" Tras mendorong tubuh Kim.

Pintu utama gudang dibuka Zipo. Pencahayaan dari api unggun yang berada ditengah-tengah menerangi ruangan sekeliling. Nampak pria tua dengan rambut didominasi putih sedang duduk di kursi.

Tras mendorong Kim hingga jatuh tersungkur di lantai, tepat di depan James.

Wajah tanpa ekspresi menatap tajam Kim yang telungkup di lantai. "Di mana kalian menemukan bajingan ini?!"

"Jauh dari tempat ini bos," jawab Zipo semangat. "Saya yang menemukannya!"

James bangun dari duduk. Kaki panjangnya melangkah mendekati Kim yang tergeletak tak berdaya di lantai.

Buuukh ,,,

Tendangan kaki James mendarat telak di perut Kim.

"Aaaa ,,,," jerit kesakitan ke luar dari bibir Kim yang bergetar menahan sakit.

Kreeek ,,,

James menginjak pergelangan tangan Kim sampai terdengar suara patahan.

"Aaaa ,,,," lolongan panjang penuh kesakitan terlontar dari bibir Kim. Seluruh urat sarafnya seakan putus.

Semua anak buah James meringis seakan ikut merasakan sakit apa yang sedang dialami Kim.

Buuukhhh ,,,

Kaki yang menginjak tangan, sekarang mendarat di perut Kim.

"Aghhhh ,,," lagi-lagi Kim menjerit kesakitan merasakan ulu hatinya yang teramat sakit.

James sepertinya belum puas. Bertubi-tubi tendangan di daratkan di tubuh Kim yang sudah tak berdaya.

"Bos! Nanti dia bisa mati!" Tras memberanikan diri menghentikan aksi bosnya.

James yang telah kalap akhirnya berhenti. Napasnya memburu menahan marah. "Kurung dia diruang isolasi!"

Tras segera mengambil tali yang ada di atas meja untuk mengikat Kim sementara James kembali duduk.

Kim putus harapan. Hatinya menjerit. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tapi hatinya juga sakit. "Ya Tuhan, tolong aku. Beri aku kesempatan untuk hidup demi keluargaku. Bagaimana nasib mereka kalau aku mati?!"

Dor ,,, dor ,,, dor ,,,

Tiba-tiba, rentetan suara dari senjata laras pendek memenuhi seluruh ruangan dibarengi dengan masuknya beberapa orang berpakaian hitam-hitam. Alhasil, James dan anak buahnya bukan main terkejutnya. Secepat kilat mereka semua mencari perlindungan dari hujan peluru panas.

Kim yang masih tergeletak di lantai melihat Evan, bos besarnya di antara pria berbaju hitam. "Bos," ucapnya lirih.

Dor ,,, dor ,,, dorrr ,,,

Hujan timah memenuhi seluruh ruangan. James dan anak buahnya tak berkutik dihujani timah panas dari berbagai arah.

"Siapa mereka?!" tanya James pada Zipo yang ada di sampingnya.

"Saya melihat ada Tuan Evan di antara mereka," jawab Zipo.

"Shit!" umpat James.

"Bos, di belakang ada jendela. Kita bisa meloloskan diri lewat jendela!" seru Zipo.

Tanpa banyak bicara, James memberi isyarat pada Tras dan Tris agar melindunginya yang akan kabur lewat jendela. Setelah mendapat anggukan dari Tras dan Tris, secepat kilat James berlari diikuti Zipo yang melindunginya dari belakang.

Dor ,,, dor ,,, dor ,,,

Hujan peluru dan suara dari senjata api masing-masing memenuhi seluruh udara di ruangan yang temaram.

"Jangan sampai mereka lolos!" teriak Evan geram di antara suara desingan peluru.

Tras tidak tinggal diam. Api unggun yang menyala ditengah ruangan segera ditepisnya dengan kayu panjang yang ada di sampingnya, alhasil bara api serta debu dan juga kayu bakar berhamburan ke segala arah sehingga menghilangkan konsentrasi anak buah Evan yang sedang berusaha menghujani James agar tidak bisa lolos.

Evan geram, senjata apinya langsung diarahkan pada Tras.

Dooorr ,,,

Tras langsung tumbang begitu timah panas menembus kaki kanan. "Aaaa ,,,," jerit kesakitan melolong memenuhi ruangan.

Evan segera ke luar dari tempat persembunyian. "Lindungi gue!" teriaknya berlari ke arah jendela hendak mengejar James.

Dor ,,, dor ,,, dor ,,,

"Shit!" Evan kehilangan James yang telah berlari menembus gelapnya malam di antara ilalang dan pohon-pohon. "Mereka berhasil meloloskan diri!"

Hujan peluru akhirnya selesai sudah. Anak buah James yang kalah jumlah dari anak buah Evan akhirnya tumbang dengan masing-masing terkena timah panas baik di kaki maupun di tangan.

Kim tak sadarkan diri. Tubuhnya penuh lebam serta tulang tangan patah. Evan memerintahkan anak buahnya mengangkat tubuh Kim masuk ke dalam mobil.

"Bos, bagaimana dengan orang-orang ini?!" tanya Lie, salah satu tangan kanan Evan.

"Biarkan saja!" jawab Evan berlalu pergi menuju mobilnya yang telah siap untuk berangkat meninggalkan lokasi yang tadi sempat terjadi hujan peluru.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel