Sembilan
Happy Reading,
Amanda tidak berkutik, isi kepala dan tubuh saling bertolak belakang. Meskipun sisi malaikat sudah berteriak kencang di kepalanya namun, setanlah yang lebih menguasai dirinya saat ini.
Amanda tidak rela jika Darko menghentikan apa yang sedang ia lakukan saat ini. Wanita itu begitu menikmati dan mendamba setiap sentuhan yang akan diberikan Darko pada tubuhnya.
Satu desahan lagi lolos begitu saja ketika bibir Darko berpindah mengecup serta menjilat bagian leher kanan ke kiri. Amanda secara spontan mendongak, memberikan akses penuh untuk pria itu mengeksplorasi tubuhnya yang masih tertutupi oleh pakaian lengkap.
Nyatanya apa yang dikatakan Nana benar, sentuhan pria membuat kecanduan. Tapi herannya, candu itu hanya berlaku kali ini dan dilakukan oleh pria arogan dan egois serta tak berekspresi semacam Darko. Sejak awal Amanda melakukan make out bersama pria lain, ia tidak merasakan sensasi panas yang begitu panas seperti saat ini.
"Damn! Kau benar-benar sempurna," umpat Darko disela ciumannya pada leher Amanda.
Wanita mana pun akan merasa bahagia dan bangga jika seorang pria memujinya seperti itu, apalagi yang memujinya kali ini pria selevel Darko.
"Eugh ..." satu desahan suara ke luar lebih besar dibanding yang sudah-sudah ketika lidah Darko bermain di belakang telinga Amanda.
Cengkeraman tangan Amanda menguat memegang pinggiran wastafel. Lututnya sudah begitu lemas untuk menopang dirinya. Lidah Darko masih setia bermain-main disekitaran lehernya namun, sekarang mulai menjalar ke dagu lalu ke bibirnya.
Shit! Ciuman inilah yang begitu Amanda rindukan selama beberapa hari ini. Amanda harus mengakui meskipun hanya pada dirinya sendiri, jika Darko adalah seorang pencium yang handal. Ia mampu membuat gairah Amanda muncul membabi buta sehingga lupa jika pria itu adalah pria mesum yang tiba-tiba datang mengacak-acak hidupnya dan mengubahnya menjadi seorang wanita berpikiran kotor alias mesum sepertinya.
Tangan pria itu tidak lagi berada di belakang kepala Amanda namun, sudah berpindah ke pinggang dan juga bokong Amanda. Karena kaki Amanda sudah begitu lemah, secara refleks Amanda mengalungkan kedua tangannya pada leher Darko.
Pria itu tampak tersenyum miring melihat tindakan Amanda.
******
Darko POV :
Terobsesi pada satu wanita merupakan hal yang tidak pernah terjadi dalam hidupku. Menjadi seorang pria bujangan yang bergelimangan harta juga wajah tampan bukan hal sulit untuk mencari pasangan. Wanita datang sendiri menawarkan diri, untuk sekedar dielus, dicium, dipegang, dibelai bahkan dibuahi sekalipun. Belum ada wanita yang menolak pesonaku.
Namun, semua berubah saat aku membaca semua profil lengkap seorang wanita bernama Amanda Altakendra. Wanita yang sangat ingin aku lihat secara langsung. Sepak terjang wanita itu begitu banyak menjadi perbincangan hangat para pengusaha, bukan hanya mengenai hasil kerjanya, tapi tentang keseksian tubuhnya dan juga kegarangannya pada pria. Wanita itu dicap sebagian pria adalah penyuka sesama jenis alias lesbian.
Menarik untuk dibuktikan. Beberapa minggu, aku mengamatinya dari kejauhan lewat seluruh mata-mata yang aku sebar di Indonesia. Wanita berwajah oriental khas korea itu sedang membangun perusahaannya di Indonesia dan akan kembali ke Korea jika seluruh pekerjaannya telah selesai.
Sejauh pengamatan, wanita seksi itu memang tidak pernah terlihat jalan atau bahkan dekat dengan pria mana pun. Dan kenyataan lainnya, ia adalah sahabat baik dari salah satu supermodel dunia, Belina Carmella Rose. Model dengan sepak terjang berganti pria sesuka hati.
Tidak akan pernah puas melakukan observasi dari kejauhan, maka aku menuntaskan segala pekerjaanku dan memilih cuti beberapa waktu untuk lebih dekat dengan Amanda. Mencari cara agar wanita itu teringat selalu dengan keberadaanku.
Aku memulai permainan tantangan dengan diriku sendiri dan dirinya. Aku memilih langsung datang ke Indonesia. Duduk diam mengamati segala gerak gerik yang dilakukan wanita pemilik mata kucing itu.
Dia wanita pemarah, mulutnya tajam lebih tajam dari pisau dan tindakannya selalu di luar prediksi. Butuh siasat jitu untuk melumpuhkan wanita sepertinya dan semuanya sudah tersusun rapi di otakku yang cerdas dan cerdik ini. Dia akan segera menjadi wanitaku.
Seperti halnya hari ini, aku memang sengaja menghilang selama dua hari di kehidupan Amanda. Tapi jangan kalian pikir aku tidak mengamatinya. Dia tidak pernah akan bisa lepas dari pandanganku. Apa yang aku inginkan harus aku dapatkan. Aku sengaja membuatnya kehilangan sosokku terlebih dahulu sebelum aku mengobrak-abrik kembali kehidupannya, terutama tubuhnya.
Sialnya, aku begitu terobsesi dan jatuh cinta pada tubuh, ciuman serta kemarahannya. Katakan ini gila, tapi begitulah kenyataan yang ada.
Aku memang ingin memberikan Amanda kejutan, tiba-tiba mengetuk pintu apartmennya, tapi nyatanya keberuntungan lain datang. Wanita itu tengah berjalan santai dengan pakaian sederhana namun, seksi sedang berjalan tak acuh menuju supermarket yang berada di lantai dasar apartmen ketika aku memarkirkan mobilku.
Inikah yang disebut kebetulan yang menyenangkan dan mungkin saja memang karena kami berjodoh. Aku mengikutinya tanpa ia sadari, ketidakpekaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar menjadi salah satu sifat wanita itu.
Seperti malam ini, aku sengaja memancing wanita itu dengan memaksanya untuk membiarkan aku makan malam bersamanya di apartmen miliknya. Kadang wanita itu, mulutnya berbicara tidak sesuai dengan keinginan hatinya.
Wanita itu menampilkan raut wajah kesal duduk menungguiku memasak untuknya. Aku ingin membuatnya terkesan atas keahlianku yang tidak pernah kutunjukkan pada wanita mana pun, karena memang aku bukan tipikal pria yang suka pamer. Lagi pula, aku tidak pernah berhubungan serius dengan seorang wanita sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri masa berkelanaku mencari pendamping hidup. Ku rasa wanita pemarah dan bermulut tajam inilah yang akan ku pilih menjadi ibu dari anak-anakku kelak.
Sedikit ku beri ia godaan. Melihat sejauh mana kekuatan imannya tak tergoyah saat memperhatikanku memasak tanpa menggunakan baju alias topless. Ia terlihat membuang wajah namun, aku bisa merasakan ia diam-diam mencuri lirik melihat otot tubuh yang ku miliki.
Menanti ia memuji masakanku sama hal dengan menunggu adanya hujan uang yang diturunkan Tuhan di seluruh penjuru dunia. Tentu saja, itu mustahil karena Amanda adalah wanita yang memiliki gengsi setinggi langit. Meskipun tanpa pujiannya, tapi bisa terlihat dari piringnya yang bersih tak bersisa. Hal itu cukup membuatku puas.
Kini giliran dia yang mengambil alih tugas. Amanda membersihkan bekas makan kami berdua. Ia mencuci piring dalam diam. Aku meletakan ponselku setelah membalas email mengenai laporan yang harus aku periksa.
Tidak akan menyiakan kesempatan yang ada, aku berjalan mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Perlakuanku tentunya membuatnya terkejut bukan main. Sial! Hanya melihatnya menggunakan kaos tipis rumahan seperti ini saja sudah berhasil menaikkan libido ku.
Aku menciumnya tepat di mana titik rangsang seorang wanita berada. Ia mendesah dan aku tersenyum bangga mendengarnya. Merasa sukses karena mampu membuatnya seperti saat ini. Tunduk di bawah kuasaku dan bergairah.
Mulut memang mampu berbohong untuk menolak, tapi reaksi tubuh jauh lebih jujur untuk menerima setiap sentuhan, kecupan yang diberikan. Seperti saat ini yang dilakukan Amanda padaku.
Akhirnya wanita itu mengalungkan kedua tangannya pada leherku. Itu tanda ia sudah pasrah mendapatkan perlakuan manis dariku. Tidak akan menyiakan kesempatan yang sudah terbuka lebar.
Aku meremas kuat bokong sintal miliknya tanpa melepas ciumanku pada bibir manisnya. Ia lagi-lagi mendesah di sela ciuman kami. Aku semakin bersemangat untuk menjelajahi bagian tubuhnya. Tangan yang bertugas untuk meremas bokong kini berpindah menyentuh salah satu bukit kembar yang tersimpan dibalik kaos putih dan juga bra hitam yang dikenakannya.
Begitu pas di telapak tanganku. Ter
lihat Amanda tengah menggigit bibirnya semakin menambah kesan seksi pada wanita itu. Mengangkat tinggi baju kaos yang ia kenakan, ingin rasanya segera aku buang jauh namun, tertahan oleh cengkraman tangan Amanda.
"Jangan telanjangi aku di sini, pria sialan!" desisnya kesal.
Disaat dirinya dipenuhi kabut gairah, mulut Amanda tetap saja bisa mengeluarkan kata-kata umpatan untukku. Untungnya meskipun sedang kesal dengan tindakanku tapi ia sama sekali tidak mendorongku untuk menjauhi tubuhnya. Good woman!
*****
Amanda hanya berdiri lemas namun, jangan pikir ia akan hanya pasrah ketika tindakan brutal nan mesum yang Darko dilakukan pada tubuhnya. Seperti halnya, tangan nakal Darko yang ingin melepas kaus yang ia pakai. Hell no! Tidak akan Amanda biarkan begitu saja. Ia malu mempertontonkan tubuhnya di hadapan pria itu.
Akhirnya Darko menuruti apa yang wanita itu katakan. Pria itu bermain aman di balik kaus putih tipis yang Amanda pakai. Tangannya bergerilya mengelus dan mencengkeram bukit kembarnya yang masih dibungkus dengan bra. Lembut dan pelan, gerakan seperti itu malah membuat Amanda ingin mendesah lebih sering dan besar layaknya seorang jalang. Sialan!
Mau sampai kapan, pria ini hanya bermain-main di sana dengan kepiawaian tangannya. Tangan Darko membuka pengait bra milik Amanda dan berusaha melepaskannya namun, gagal. Alhasil ia mencari cara lain agar bisa menikmati kedua puncak bukit kembar itu.
Kepala Darko masuk ke dalam kaus yang dipakai Amanda dan karena hal itu, sukses membuat Amanda terkesiap. Ia terkejut atas apa yang dilakukan pria itu. Pria mesum punya ribuan cara nyatanya untuk mencari kenikmatan di tubuhnya.
Darko di dalam sana sibuk memainkan puncak bukit kembarnya, menjilat dan mempermainkan dengan lidahnya. Desahan Amanda menjadi-jadi.
"Eughh---Shit!" erang Amanda.
Kedua tangan Amanda menekan kepala Darko agar mengulum dan mengecup lebih kuat bukit kembarnya. Sungguh, kenikmatan yang hakiki dirasakan Amanda. Harus diancungi jempol kelihaian Darko dalam memainkan lidah di puncak bukit milik Amanda.
Amanda mendongakkan kepalanya, mendesah lebih sering. Ia merasa kehilangan akal sehatnya akibat perbuatan Darko ini. Hanya bermain di daerah wajah, leher dan dadanya namun, sudah membuat wadah lolipop Amanda basah sepenuhnya.
Jika ritme lebih cepat, Amanda yakin ia akan mendapatkan orgasmenya hanya karena lidah sialan pria bastard ini. Namun, sepertinya Darko belom ingin menyudahi permainannya dan Amanda juga tidak berniat menyudahinya sampai ia mencapai pelepasannya.
Kanan kiri, jilat dan putar, terus menerus berulang kali seperti itu yang dilakukan Darko. Amanda mencengkeram erat pinggiran meja wastafel sebisanya. Dengan napas terengah dan desahan yang terus ke luar dari bibirnya, akhirnya Amanda mencapai klimaks hasil make out yang dilakukan oleh Darko.
Kaki Amanda melemah dan nyaris seperti jeli. Ia kehilangan keseimbangannya, hampir jatuh jika saja Darko tidak dengan cepat menopangnya dengan kedua tangannya. Darko mengangkat tubuh lemas Amanda ke atas meja wastafel.
"Terima kasih untuk cicilannya malam ini. Aku menyukai bagian atasmu," bisik Darko.
Amanda hanya diam sambil memejamkan matanya, tidak menghiraukan apa yang diucapkan Darko. Ia masih sibuk memulihkan tenaga dan juga napasnya yang terengah.
*****
Komen beb komen jangan lupa!!
