Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

TWO

Hari ini Clara memulai aktivitasnya dengan pergi ke Vism University, untuk meninjau semua yang ada di sana, mulai dari catatan keuangan, fasilitas kampus, dan lain-lain. Telah siap dengan pakaiannya yang terlihat simpel tapi membuat Clara lebih mempesona.

Clara berjalan menuruni tangga menuju ruang makan keluarganya, disana sudah ada Daddy, Mommy, dan juga percy. "GOOD MORNING KESAYANGANNYA RARA!" sapa Clara dengan nada yang cukup menggelegar.

"Masih pagi dek, astaga. Kenapa sih tereak-tereak gitu?" protes Percy seraya mengelus daun telinganya.

"Iya, Darling. Mau bikin Mommy jantungan kamu? Heh?!" tanya Viona.

"Yaa ... enggak lah, mana tega aku Mom," ucap Clara sambil mencebikkan bibirnya.

"Udah, enggak usah manyun gitu. Princess nya Daddy jelek kalo bibirnya kaya bebek gitu," ledek Aldrich sambil terkekeh kecil.

"Enak aja Daddy kalo ngomong." protes Clara seraya memasukkan kasar sendok ke dalam mulutnya.

"Kamu hari ini ke Kampus kan, Ra?" tanya Daddy, masih diiringi kekehan.

"Iya, Dad. Ini udah rapih, selesai sarapan aku langsung berangkat," jawab Clara santai.

"Kamu mau bareng Abang gak, dek?" tawar Percy sambil meminum susu yang sudah disediakan Viona.

"Enggak deh, Bang. Aku ada urusan. Jadi, dari kampus langsung pergi lagi," jawab Clara seraya melanjutkan acara minum hot cokelat favoritnya. "Yaudah, deh. Rara berangkat dulu ya kesayangan, byee," pamit Clara lalu berjalan menuju pintu depan mansionnya.

Clara menaiki mobil sport Lamborghini Aventador berwarna kuning miliknya. mobil sport yang di kendarai oleh Clara mulai meninggalkan mansion Alexander dan membelah padatnya jalan ibu kota pagi itu.

Setelah menempuh perjalan selama empat puluh lima menit, Clara telah sampai di Vism University. Clara memarkirkan mobilnya di depan loby kampus. Clara mengenakan kaca mata hitam serta syal merek terkenal yang menutupi sebagian wajah cantiknya.

Lalu Clara turun dari mobilnya. Saat Clara turun, banyak mata mahasiswa yang menatapnya tanpa berkedip, bahkan beberapa dari mereka terang-terangan memuji kecantikan Clara.

"Anjrit. Mobilnya cuk,"

"Waw, bidadari dari mana tuh?"

"Badanya buset, goals nya kaga nanggung-nanggung bro,"

"Sexy banget, sial!"

"Mingkem anjrit, masuk lalat mati lu,"

"Baru liat dia jalan aje junior gua nyetrum, gila!"

Ya seperti itu lah beberapa kalimat yang dilontarkan, dan masih banyak lagi. Tak ingin ambil pusing, Clara melanjutkan jalannya.

- - -

Clara berjalan menuju ruangan yang memang dia minta serahasia mungkin, bahkan rektor kampus pun tidak akan mengetahuinya. Clara akui, anak buahnya sangat pandai melakukan kamuflase ruangan miliknya itu.

Sesampainya di sana, Clara langsung mendaratkan bokongnya di kursi. Tak ingin banyak membuang waktu, Clara langsung menghubungi Gisel - sekertaris Clara di Vism Company- untuk meminta laporan keuangan dan juga sarana prasarana.

Lima belas menit menunggu, akhirnya Gisel datang membawakan berkas yang Clara minta. Saat mempelajari berkas tersebut, Clara mendapatkan jawaban dari masalah ini, hal tersebut membuat Clara tersenyum devil sambil menganggukan kepalanya.

"Jadi, lo mau main-main sama gue?otak lo kurang ahli sayang buat morotin keluarga gue, permainan lo kek bocah," batin clara.

Setelah mempelajari secara detail berkas tersebut, Clara langsung saja menelepon Sammy - tangan kanannya selain Robert.

"Hallo, Sam. Saya minta carikan mata-mata yang dapat merangkap profesi menjadi dosen untuk Vism University. Besok dia sudah harus mulai Bekerja." titah Clara.

"Baik, Miss. Besok saya pastikan orang tersebut sudah mulai bekerja," tanggap Sammy.

"Saya mau kamu, pasang CCTV di semua tempat yang ada di kampus ini. Jangan sampai ada tempat yang terlewat satu pun!" titah Clara.

"Baik, Miss. Hari ini juga semua saya pastikan terpasang dengan rapih," yakin Sammy.

"Hmm, baiklah." kata Clara lalu memutus sepihak panggilan Sammy.

- - -

Setelah selesai, Clara berjalan keluar dari ruangan pemilik kampus. Clara berjalan menuju loby kampus, namun di perjalanan, mata Clara memanas karena menyaksikan aksi bullying yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Jena Aubrey - anak rektor. Clara berjalan mendekat ke korban bullying itu, dan dapat dilihat disana ada kakaknya yang berusaha membantu gadis cupu itu.

"Percy, sayang. Kenapa si kamu belain dia?" ujar Jena yang dapat didengar Clara.

"Apa si, Mau lo? Medusa! Apa hak lo bully dia? Lo bukan siapa-siapa gue, jangankan pacar, lo ngelamar jadi maid di mansion gue pun, ga akan gue terima." ujar Percy menggebu.

Manik mata Percy bertemu dengan manik mata milik Clara yang sedang terkekeh dalam batinya. Namun Clara memberikan tatapan yang mengisyaratkan Percy untuk tidak mendekat, dan berpura-pura tidak melihatnya.

Clara berjalan menjauh dari tempat pembullyan, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. Clara berjalan meninggalkan tkp menuju loby. Clara berjalan masuk kedalam mobilnya, menginjak pedal gas meninggalkan pelataran kampus, mengendarai mobilnya membelah padatnya ibu kota menuju restaurant miliknya.

Sesampainya di Sky-in Restaurant, Clara berjalan anggun memasukki cafe dan duduk di pojok ruangan. Clara mendaratkan bokongnya, lalu membuka laptop untuk memantau pendapatan serta menyusun strategi pemasaran restaurant miliknya.

Setelah menghabiskan beberapa jam untuk berkutat dengan pekerjannya, Clara memilih untuk meninggalkan restaurant menuju Vism Company untuk mempelajari beberapa berkas tentang rumah sakit dan juga kampus milik mommy nya itu.

- - -

Sesampainya Clara di depan gedung Vism Company yang menjulang tinggi, Clara langsung disambut oleh beberapa pegawai serta beberapa body guard yang khusus dikirim untuk mengawasi dan memantau kegiatan Clara oleh Aldrich.

Clara berjalan memasuki lift dengan wajah dinginnya. Sesampainya di lift Clara menekan tombol bertuliskan angka dua puluh satu. Lantai tersebut dikhususkan untuk ruangan CEO. Di depan pintu masuk, Clara menjumpai Gisel sedang membungkuk ke arahnya.

Clara menanggapi Gisel dengan anggukan kepala seraya tersenyum kecil, Clara bergerak membuka pintu ruangannya, berjalan mendekati bangku kebesarannya dan mendaratkan bokongnya disana. Clara langsung mengangkat gagang telepon connecting dan menekan tombol bertuliskan angka nol untuk memanggil sekertarisnya.

"Tolong bawakan semua laporan keuangan ke ruangan saya, sekarang!" titah Clara.

"Baik, Nona." ujar Gisel

Tak lama, Gisel datang dengan beberapa tumpuk map di pelukannya. "Ini semua laporan keuangan yang Nona minta," ucap Gisel seraya meletakkan tumpukan map tersebut di meja Clara di iringi senyum manisnya.

"Terima kasih, Gisel. Sebaiknya besok jika map yang kau bawa sebanyak ini, lebih baik minta tolong OB yang bawakan," kata Clara sambil membuka beberapa map yang ada di hadapannya.

"Baik, Nona. Saya permisi," pamit Gisel sopan dan diangguki Clara. Lalu Gisel berjalan keluar dari ruangan Clara.

Clara pun memutuskan untuk mempelajari semua laporan tersebut, dan semuanya aman kecuali Vism University yang ada di Jakarta. Clara mempelajarinya hingga larut, merasa pekerjaannya telah selesai, Clara memutuskan untuk pulang ke mansion keluarga Alexander.

- - -

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel