bab 7 sama sama
Mobil putih yang Zene kendarai meluncur membelah jalan kota S dengan kecepatan sedang, Dibelakangnya berderet beberapa mobil yang mengiringi. Zander yang duduk di jog belakang memangku wajahnya menatap keluar jendela. Sesekali Zene melirik tuannya melalui kaca.
Apa yang tuan Zander pikirkan? Dia terlihat sedikit gusar. Apakah dia gugup akan bertemu dengan nona Xia? Ohohoho.... Zene membatin dengan senyum lebar.
"Berhenti."
Zene melirik kebelakang, lalu menghentikan laju mobilnya.
Zander keluar dari mobil dan masuk ke dalam restoran Korea. Zene tertegun, menatap tuannya lalu menatap plang restoran itu.
Oohoooo... sengaja berhenti untuk membeli makanan korea kesukaan nona Xia, manis sekali tuan. Zene membatin lagi dengan senyum sumringah.
Setelah menunggu sesaat. Zander kembali dengan beberapa bungkusan ditangannya. Zene mengulas senyum.
"Hmmmppp......"Zene terkekeh
"Apa yang lucu?"Zander duduk di jog belakang bertanya datar.
"Tidak ada tuan."jawab Zene menstater mobilnya."kita lanjutkan perjalanan."
"Heemm...."
"Eehheeehh....." Zene kembali terkekeh di dalam hati.
Zene memelankan laju mobilnya, saat sudah sampai di jalan dekat rumah Xia. Dari sana Zene melihat koper yang diturunkan dari lantai atas. Zene sedikit tertegun. dan menghentikan mobilnya.
"Ada apa?"Zander yang memangku wajahnya itu melirik asistennya.
"Itu... sepertinya nona Xia." Zene menunjuk Xia yang sedang melongok keluar jendela. Zander mengalihkan pandangannya pada arah yang Zene tunjuk. Xia sedang akan melompat dari jendela. Namun urung dan berbalik kedalam dengan cepat. Tak terlihat lagi sosok wanita itu.
"Ambil kopernya."
"Baik tuan."
Zene menghubungi seseorang melalui earpone yang terpasang ditelinganya.
"Ambil koper dihalaman rumah Nona Xia dengan tenang dan bersih." ujarnya.
Zene keluar dari mobilnya melangkah cepat kearah lain.
Zander yang tertinggal di dalam mobil memilih keluar dan bersandar pada body mobil berwarna putih itu.
****
Xia melangkah keluar halaman rumah itu, Xia tertegun. Melihat ada banyak mobil yang terparkir disana.
Apa ini? Apa area ini sekarang sudah jadi lahan parkir? batin Xia memperhatikan mobil-mobil yang berderet rapi itu.
Xia langsung menyembunyikan dirinya dibalik tamanan.begitu melihat pria yang dia temui, dan menghabiskan waktu semalaman dengannya sebelumnya.
Sialan! Apa yang orang itu lakukan disekitar sini? Aku berharap tidak bertemu lagi dengannya. Malah dia disini! batin Xia kesal.
Xia mengintip lagi dari balik tanaman setinggi 100cm itu.
Kosong. Hanya ada sederet mobil hitam dan putih disana.
Apa? Kemana dia? Xia celingukan.
"Apa yang anda lihat nona Xia?"
Xia menoleh kearah sumber suara. Zene membungkuk kearahnya dengan tersenyum lebar.
Apa? Siapa pria yang kelihatan bodoh ini? Kenapa dia bisa tau namaku? batin Xia sedikit bingung.
Aahh, abaikan saja. Mungkin hanya kebetulan. batin Xia lagi, membalikkan tubuhnya dan mengintip kearah mobil putih dan rumahnya.
"Nona Xia?" panggil Zene lagi.
Uugggghhh... si bodoh ini masih saja. batin Xia menoleh dengan kesal.
Pria itu masih terlihat membungkuk kearahnya masih dengan senyum lebarnya juga. Xia kesal, meibaskan tangannya naik turun.
"Berjongkoklah! Jangan seperti ini!" bisik Xia menarik lengan Zene kebawah.
"Wuuuaaaaa.... Nona jangan sembarangan menyentuhku." pekik Zene kengerian menarik tangannya.
Haaa?? Kenapa reaksinya berlebihan begitu? batin Xia dengan mata membulat.
"A-pa yang ka-li-an la-ku-kan disini?" suara dingin menusuk yang membuat bulu kuduk merinding.
Xia dan Zene melihat kearah balik tanaman setinggi 100cm itu bersamaan. Zene terlonjak melihat Zander berdiri disana dengan tatapan membunuhnya.
Tuan, semoga anda tidak salah paham. batin Zene begidig dengn senyum canggung.
A-apa yang orang ini lakukan disini? Batin Xia kesal.
"Tuan Zander,, sebenarnya....."
Haaa?
Dalam mobil putih yang melaju, Xia duduk di jog belakang, disamping Zander, yang memangku wajahnya.
Xia menghela nafasnya.
Kenapa aku jadi ikut mereka. batin Xia kesal.
Zia melirik pria disampingnya. Lalu menghela nafas lagi.
kenapa dia jadi ada disekitar sini? Apa dia mencariku? Tapi kenapa?
Xia melirik Zene.
"Hei supir! siapa namamu?"
"Zene Nona Xia."
"Aaaahh, Zene!"
"Aku harus pergi ke kosan Lembayung dijalan xx."
"Baik Nona, Ini masih terlalu sore, bagaimana kalau jalan-jalan dulu ketaman bunga..."
"tidak."
"Ya."
ucap Xia dan Zander bersamaan.
Xia menoleh menatap protes pria yang duduk disampingnya. Yang masih menatap keluar jendela.
"Zene! Bisakah kau mengantarku lebih dulu ke lokasi yang kusebutkan? Tidak jauh dari sini." ucap Xia memajukan badannya hingga di samping punggungan kursi kemudi, menunjuk belokan depan.
"Haaa, depan itu belok ke kiiii..."
Mobil putih itu berlalu begitu saja,
"Ri..."
tanpa memperdulikan apa yang Xia katakan. Xia hanya memandang belokan yang sudah terlewat itu.
Haaaaaaahhh....
Xia menyentak nafasnya keras-keras.
"Zene! Aku mau turun disini saja." ucap Xia menepuk pundak Zene dari belakang.
"Nona bisakah anda duduk diam dibelakang."pinta Zene yang sudah merasakan aura tidak mengenakan dibelakang sana.
"Aaahh, tidak nyaman disana." bisik Xia sedikit pelan.
"Nona Xia tolong jangan terlalu dekat." pinta Zene lagi, masih dengan senyuman canggung. walau dalam hatinya berucap."tolonglah nona, tak bisakah kau rasakan hawa membunuh dibelakang sana?"
"Eeheemmm..." Dehem suara dibelakang sana menggelegar. Membuat Zene terkejut. Taulah maksud tuannya.
"Nona duduk diamlah dibelakang!" seru Zene membanting stirnya ke kiri hingga Xia yang tak berpegangan dengan benar terlontar kearah Zander.
Aaaaaarrggg!
Kepala Xia tepat berada diantara paha Zander. Xia melongok keatas, begitupun Zander yang melihat ke bawah. Posisi yang membuat canggung.
Gegas Xia berpindah dan duduk tenang di samping Zander.
Memalukan! batin Xia dengan muka memerah. Begitupun dengan seseorang disebelahnya yang juga memerah hingga ke telinganya.
Tibalah mereka disebuah taman bunga. Xia duduk dibangku taman bersama Zander.
Akhirnya berakhir seperti ini juga. batin Xia melirik Zander. kenapa dengan orang ini, tidak bicara juga tidak melakukan sesuatu. Tapi seperti memaksaku kemari . Aneh!
Zander mengulurkan bungkusan yang tadi sempat dibelinya tanpa mengatakan apapun.
"Untukku?"
Xia menerima bungkusan itu.
"Baiklah mari kita lihat apa isinya." Xia membuka bungkusan makanan itu.
"Makanan korea.."berbinar senang.
Xia menoleh, Orang ini mencurigakan. Bagaimana jika dia menyampurkan sesuatu disini. batin Xia curiga.
"Itu hanya makanan."ucap Xander yang seolah mengerti maksud tatapan Xia.
"Kalau begitu kita makan bersama." Xia masih sedikit curiga.
Setidaknya jika kami makan bersama, kami sama-sama kena. batin Xia.
___€€€____
Reader kuuh , kasih semangat donk, biar aku up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
