Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Benarkah Hanya Kebetulan?

Bab 3 Benarkah Hanya Kebetulan?

Samantha Shen!

Nama panggung Kelselyn adalah Samantha Shen?

Mata Nelson mengerjap beberapa kali.

"Adakah foto Kelselyn?"

"Tidak ada, HJ Group sangat merahasiakan identitas Kelselyn, aku telah mencoba mencari fotonya dari sumber manapun, tapi tak menemukannya. Katanya ia adalah seorang perempuan yang sangat cantik."

Santi sulit membayangkan, seorang desainer mobil yang menggemparkan dunia justru adalah seorang wanita! Dan lagi seorang wanita yang sangat cantik!

Ini agak tidak masuk akal.

Wanita mana yang tertarik dengan mobil?

Kebingungan Santo itu tidak dihiraukan oleh Nelson, ia hanya terus menatap nama Samantha di dokumen itu begitu lama, kedua matanya terpaku, membuat orang tak bisa menebak isi hatinya, tapi tanpa sadar tangannya mengetuk meja, satu-satu, bertempo, dan seketika membuat suasana ruangan kantor itu bingung.

"Tuan Nelson??"

"Aturkan saja, aku sendiri yang akan menjemputnya."

Akhirnya Nelson membuka mulutnya, kedua matanya itu menyiratkan sinar yang tak seperti biasanya.

Samantha!

Nama itu tidak buruk, namun apakah hanya kebetulan saja?

Lima tahun lalu tak seorangpun menemukan jasad Samantha di tengah-tengah api, pihak kepolisian mengatakan bahwa api terlalu besar dan jasad itu telah habis terbakar, namun Nelson tak pernah memercayai bahwa Samantha sudah mati.

Dan sekarang Kelselyn ini justru bernama Samantha!

Dia tak sabar untuk segera bertemu dengan desainer ini.

Santo sedikit melongo, sudah lima tahun ini tidak banyak orang yang Nelson mau turun tangan untuk menjemputnya sendiri, namun ia hanya terbengong sedetik, buru-buru ia merespons, berbalik dan segera mengatur jadwalnya.

Ketika mobil tiba di bandara, pesawat yang ditumpangi Samantha baru mendarat.

Samantha menarik kopernya keluar dari pintu pemeriksaan. Rambutnya yang berwarna coklat indah terurai, tubuhnya yang indah sempurna, menarik semua orang yang ada di sana.

Sementara itu di sisinya ada seorang anak lelaki berpakaian baju kasual berwarna putih, kulit yang putih besih, bulu matanya yang panjang mengerjap-ngerjap, membuat orang memperhatikannya. Ia mengenakan topi berbentuk mulut bebek dengan terbalik, di mulutnya tersumpal sebatang lollipop, terus mengikuti Samantha, melihatnya yang begitu menggemaskan itu namun matanya yang bulat indah itu membuat orang tanpa sadar tidak berani mendekat.

"Sean, di sini adalah Manado, bukan Amerika, tolong kendalikan ekspresimu yang sombong itu, dan ikuti aku."

Samantha kewalahan dengan ekspresi anaknya itu, namun di sisi lain ia juga menyukainya.

Di saat Sean Shen mengacungkan tangannya, ia semakin melihat bayang-bayang Nelson di dalam dirinya. Terkadang mau tak mau ia harus mengaki kekuatan genetik, namun ia lebih berharap semoga Sean lebih mirip dengannya.

"Mami, memangnya apa yang telah kulakukan?"

Sean mengangkat bahu tanpa rasa bersalah dengan muka nakal.

Samantha hanya menggeleng sambil tertawa kecil, ia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala anaknya sejenak, "Jangan tunjukkan wajah yang membohongi seluruh dunia itu untuk merengek padaku, kau adalah anakku, apa aku tak tahu sifat aslimu? Kuperingati kau, kali ini kita kembali ke Manado kau harus bersikap baik, jangan membuat onar, dengar tidak?"

"Ah, kau kembali untuk bekerja, aku kembali untuk melihat tempat mami dibesarkan, aku tidak akan melakukan apapun. Mami, aku ini anakmu loh! Bagaimana bisa kau melarangku seperti melarang musuh."

Mulut Sean yang kecil itu manyun tanda tak puas.

Samantha mengelus kepalanya lembut, "Dasar kau pintar bicara, aku hanya mengingatkanmu berapa kalimat saja. Ayo jalan, kita keluar dari bandara dulu, nanti aku akan menelepon Tante Linny, kita akan tinggal di rumahnya beberapa hari."

"Baiklah."

Sean tertawa bak malaikat, ia menggandeng tangan Samantha dan berjalan keluar.

Tiba-tiba, Sean merasakan ada sebuah bayangan yang taka sing.

Orang itu 80% mirip dengannya, segurat bayangan yang dingin yang membuat orang bisa merasakannya dari kejauhan.

Orang ini harusnya Nelson bukan?

Katanya orang ini adalah ayahnya?

Sean diam-diam mengangkat kepalanya dan melihat kepada Samantha sekilas, ia melihat Samantha yang sedang mencari nomor telepon itu, tiba-tiba ia memeluk perutnya.

"Aih, mami, perutku sakit, aku ingin ke toilet!"

Mendengar anaknya memanggil, Samantha memalingkan kepalanya dan melihat Sean tengah meringkuk sambil memeluk perutnya, wajahnya memerah, kakinya yang kecil itu tidak berhenti bergerak, sepertinya ia sudah tak tahan lagi.

"Mami akan pergi denganmu."

Sambil berkata demikian, Samantha hendak menggendong Sean, namun tiba-tiba Sean berlari pergi.

"Tidak perlu, mami, aku sudah tak tahan lagi, kau di luar saja tunggu aku, aku akan segera kembali."

Sean berlari secepat kilat.

Melihat tingkahnya itu, Samantha hanya bisa menggeleng-geleng lembut, sambil kembali mulai menelepon.

"Linny, aku Samantha, aku telah kembali."

Samantha menelepon Linny Lan sahabat baiknya itu, selama lima tahun ini mereka tetap berhubungan, sampai saat ini Linny telah menjadi seorang guru TK, ia begitu senang ketika mendengar kabar bahwa Samantha telah kembali.

"Kapan kau kembali? Aku akan izin untuk menjemputmu, kau di bandara?"

Linny kegirangan setengah mati.

"Tidak perlu menjemputku, aku membawa Sean pulang, aku akan naik taksi saja dan langsung ke rumahmu."

Sambil berjalan, Samantha sambil terus berbicara, ia tak melihat orang di depannya, akibatnya ia menabrak orang tersebut.

"Maaf, aku tidak melihatnya."

Di saat Samantha sedang sibuk minta maaf, ia mengangkat kepalanya dan seketika itu juga terdiam.

Itu dia!

Nelson!

Benar-benar takdir!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel