Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#####Chapter 6

Tapi kemudian Xi Wei dengan sengaja memberikan hadiah berupa tas pemberian Nenek. Dia pura-pura mengklaim kalau tas itu cuma sama persis dengan tasnya Xi Xi, padahal jelas tas itu memang tasnya Xi Xi yang dibelinya untuk membongkar perbuatan Xi Xi.

Nenek jelas bingung, Nenek yakin kalau tas itu tak mungkin ada duanya dan langsung menyuruh Xi Xi untuk mengambil tasnya. Si Chen langsung bisa menyadari apa yang terjadi. Maka saat Xi Xi hampir mengakui kejujurannya, dia dengan cepat menyela, mengklaim kalau tas itu ada di kamar lalu cepat-cepat membawa Xi Xi masuk kamar.

Xi Xi sebenarnya memang punya tas duplikatnya, dia membuatnya sendiri biar Nenek tidak sedih karena tidak melihatnya membawa tasnya. Dia jujur mengaku pada Si Chen kalau dia memang menjual tas yang asli, dan dia akan mengaku jujur juga pada Nenek nanti.

Si Chen sontak sinis mengira Xi Xi menjualnya hanya karena Xi Xi mata duitan. Dan sekarang Xi Xi malah mau mengaku jujur pada Nenek, Si Chen jadi semakin sinis mengira dia bukan hanya mata duitan tapi juga tidak punya empati. Bisa-bisanya Xi Xi mau menyakiti hati Nenek di hari ulang tahunnya.

Si Chen melarangnya bicara apa pun begitu mereka keluar nanti, biar dia sendiri yang akan menyelesaikan perkara ini, dan dia akan buat perhitungan dengan Xi Xi setelah pesta usai nanti.

Nenek langsung percaya kalau tasnya Xi Xi adalah yang asli. Xi Wei berusaha menunjukkan pada Nenek bahwa kedua tas itu memiliki sedikit perbedaan. Tapi Si Chen dengan cepat berakting bak seorang ahli dan meyakinkan Nenek bahwa kedua tas ini sama-sama asli.

Dia beralasan bahwa desainer zaman sekarang, biasanya selalu membuat produk sampel lebih dulu sebelum membuat produk jadinya, dan menegaskan agar masalah ini diakhiri sampai di sini saja. Lagipula ini pesta ultah Nenek, jangan sampai berubah jadi acara penilaian tas. Untungnya Nenek peraya. Tapi Xi Wei jelas kesal, tapi tak ada yang bisa dilakukannya sekarang.

Mantannya Xi Xi melihat berita tentang dan foto-foto Xi Xi yang sekarang tampak begitu bahagia bersama keluarga barunya dan itu kontan membuatnya sangat kesal. Dalam flashback, dia dicari sama Xi Wei yang menawarinya sebuah pekerjaan entah apa. Entah apa yang dikatakan Xi Wei padanya, tapi si mantan langsung setuju.

Shang Ke tiba-tiba muncul menyela pertemuan Ruo Na dengan seorang pria. Dia langsung cemburu melihat kedua orang itu ngobrol akrab padahal mereka hanya membicarakan tentang bisnis.

Ruo Na bahkan mengklaim kalau dia dan pria itu hanya sekedar mantan rekan di perusahaan lama. Tapi Shang Ke bisa melihat dengan jelas kalau hubungan mereka lebih dari sekedar rekan kerja. Dan setelah pertemuan bisnis itu usai, Ruo Na akhirnya jujur mengaku kalau pria itu adalah mantan pacarnya. Shang Ke shock.

Malam harinya, Xi Xi berusaha menjelaskan kalau dia menjual tasnya Nenek karena dia punya alasannya sendiri. Tapi Si Chen keukeuh menolak mempercayainya, bersikeras meyakini kalau Xi Xi tuh cewek mata duitan.

Xi Xi sakit hati mendengarnya. "Yin Si Chen, pernahkah kau kelaparan? Atas dasar apa kau menyalahkanku?"

Si Chen tak mau tahu dan langsung mengusirnya. Xi Xi akhirnya terpaksa kembali ke ruang wardrobe-nya dan menangis diam-diam dengan penuh rasa bersalah pada ibunya dan nenek.

Keesokan paginya saat sarapan, Nenek melihat pasutri itu diem-dieman. Nenek jelas tak senang melihat mereka bertengkar terus padahal mereka masih pengantin baru. Xi Xi dengan canggung mengaku bahwa dialah yang salah karena membuat Si Chen kesal.

Dia lagi-lagi ingin mengakui kebenarannya pada Nenek, tapi Si Chen dengan cepat menyela dan langsung mengajaknya bicara empat mata. Diam-diam dia memperingatkan Xi Xi untuk tidak mengakui kebenarannya sekarang karena itu akan sangat menyakiti Nenek.

Dan lagi, itu pasti akan membuat Nenek mencurigai pernikahan mereka. Jika Xi Xi merasa bersalah, lebih baik dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk menemani Nenek saja.

Semua masalah ini membuat Xi Xi jadi tidak fokus saat di pelajaran seni rupanya bersama Zi Xin. Tapi dia berusaha menguasai diri dan fokus kembali ke gambar sketsa-nya Zi Xin yang bagus banget. Xi Xi sama sekali tidak curiga kalau Zi Xin sudah ahli, dan hanya berpikir kalau Zi Xin cuma berbakat saja.

Tapi kemudian dia menemukan sketsa asli komiknya Dewa Agung Nianxi. Tapi alih-alih berpikir kalau Zi Xin adalah Nianxi, Xi Xi dengan polosnya berpikir kalau Zi Xin adalah penggemarnya Nianxi juga.

Dia bahkan langsung nyerocos antusias meyakinkan Zi Xin untuk tidak usah malu mengakuinya. Tidak masalah kok biarpun seorang presdir menyukai manga shoujo. Zi Xin mengiyakannya saja dengan canggung dan berbohong kalau dia mendapatkan sketsa itu dari temannya yang bekerja di perusahaan penerbit.

Kalau Xi Xi suka, Xi Xi boleh mengambilnya kok. Xi Xi menolak, dia tidak akan membiarkan gambar Dewa Agung Nianxi menderita bersamanya, soalnya Si Chen sudah pasti tidak akan menyukai hal-hal seperti ini.

Xi Xi baru ingat kalau buku edisi spesial Dewa Agung Nianxi akan segera dijual, Xi Xi berharap sekali Dewa Agung Nianxi akan mengadakan acara tanda tangan. Dia ingin sekali melihat dengan Dewa Agung Nianxi.

"Jika ada, apa kau akan hadir?" Tanya Zi Xin antusias.

"Tentu saja aku harus mengatasi segala rintangan untuk pergi ke sana."

Zi Xin jelas ingin mengabulkan harapan Xi Xi itu. Tapi dia penasaran apakah Xi Xi masih akan menjalankan toko online-nya walaupun sekarang dia sudah menikah dengan Si Chen.

Xi Xi membenarkan, tujuan awalnya mendirikan toko online sebenarnya untuk membuka merek desain-nya sendiri. Tapi sepertinya, sekarang itu hanya bisa jadi pikiran saja.

Zi Xin tiba-tiba berinisiatif menyewa Xi Xi untuk mendesainkan dan membuatkan seragam pekerja perusahaannya. Xi Xi tentu saja langsung setuju tanpa ragu.

Si Chen tidak tinggal diam begitu saja dan menyuruh sekretarisnya - Chen Fei Ang, untuk menyelidiki uang penjualan tas itu. Dari hasil penyelidikan Fei Ang, uang hasil penjualan tas itu ternyata dikirim ke ibunya Xi Xi untuk membayar tunggakan uang sewa toko laundry-nya.

Sedangkan uang mahar pemberian Si Chen, diambil alih oleh ayahnya dan neneknya. Karena tak ingin Xi Xi bikin perkara lagi, Si Chen pun memerintahkan Fei Ang untuk menyelidiki kontrak pemilik toko itu.

Selain itu, Si Chen juga mendapat surat tilang karena melakukan penyalipan ilegal pada malam pestanya Alex. Si Chen langsung ingat saat Xi Xi meminta ganti rugi atas penyalipan yang dilakukannya. Waktu itu dia mengira kalau Xi Xi cuma menipunya, sekarang dia baru sadar kalau Xi Xi tidak menipunya.

Di sebuah restoran, Zi Xin mengajak Xiao Ya bertemu untuk menanyakan beberapa hal tentang Xi Xi, soalnya dia menduga kalau Xi Xi sedang mengalami kesulitan keuangan belakangan ini. Xiao ya kaget, kok dia bisa tahu? Tapi baiklah, melihat kepedulian Zi Xin pada Xi Xi, Xiao Ya pun memutuskan untuk menceritakan segalanya.

Malam harinya, Xi Xi ditelepon ibunya yang terdengar sangat senang karena gedung ini sudah dibeli oleh bos lain. Dan bos baru itu berbaik hati menurunkan harga sewa toko setengah harga. Uangnya Xi Xi juga sudah dikembalikan. Wah! Xi Xi tak percaya mendengarnya. Bos baru itu pasti malaikat.

Tak lama kemudian, Xiao Ya menelepon Xi Xi untuk memberitahukan tentang pertemuannya dengan Zi Xin tadi siang. Xi Xi jadi berpikir kalau bos berhati malaikat itu pasti Zi Xin. Maka dia langsung menelepon Zi Xin dan mengajaknya bertemu besok, sama sekali tidak sadar kalau bos berhati malaikat yang menolong itu sebenarnya suaminya sendiri yang saat itu sedang antusias menunggu ucapan terima kasihnya Xi Xi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel