Pustaka
Bahasa Indonesia

Oh Sister, I Love you!

68.0K · Ongoing
Samanta Radisti
83
Bab
697
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Kamu hanyalah seseorang yang kebetulan menggantikan posisinya." Ucap Ataya pada kekasihnya. Ataya dan Atia adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan asmara selama sembilan tahun lamanya, namun hubungan asmara mereka terpaksa harus dirahasiakan karena status persaudaraan yang mereka miliki. dalam perjalanan asmaranya, Ataya menemukan suatu kejanggalan atas latar belakang Atia di dalam keluarganya. Lantas, dapatkah Ataya menemukan kebenarannya? Bagaimana mereka bertahan dalam hubungan yang masih abu-abu itu? Benarkah Atia hanya seseorang yang menggantikan posisi saudara kembar Ataya yang sebenarnya? Mari kita bersama menjadi saksi jalannya kisah cinta penuh rahasia antara Ataya dan Atia yang di muat dalam cerita ini...

RomansaPresdirDesainerCinta Pada Pandangan PertamaKeluargaMenyedihkanTuan MudaSalah Paham

Prolog

Suara decitan ban mobil yang beradu dengan permukaan tempat parkir sebuah apartemen mewah yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Terlihat tempat parkir tersebut tidak begitu ramai, mungkin karena ini adalah jam kerja, jadi sebagian besar penghuni apartemen sedang berada di luar untuk bekerja.

Pintu sebuah mobil mewah yang dikendarai seorang wanita cantik, dengan tinggi badan sekitar 168cm itu dibuka dan ditutup dengan terburu-buru.

Sambil meneteskan air mata dengan isakan yang ditahan, wanita cantik itu setengah berlari menuju ke lift apartemen yang ada di basemant.

"Please.. Buka.. Buka.. Buka..!!” Gumamnya, seolah memerintahkan lift tersebut untuk segera terbuka.

Pintu lift akhirnya terbuka, dan wanita cantik itu pun segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol 18, dan pintu lift pun tertutup.

Sambil memperhatikan angka yang muncul secara bergantian di layar kecil sudut lift, dan dengan isak tangis yang masih tertahan, mata sembab dengan tetesan air mata yang sesekali masih keluar dari sudut matanya, wanita cantik bertubuh langsing itu terlihat sangat kacau, siapa pun yang melihat penampilannya saat ini pasti akan segera tau bahwa ada masalah besar yang dihadapi oleh wanita ini.

Pintu lift pun terbuka. Lantai 18 sebuah apartemen mewah, yang terdiri dari 23 lantai, dan di masing-masing lantainya hanya memiliki 1 unit saja, tentunya adalah apartemen yang hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang luar biasa memiliki kekayaan yang tak dapat dihitung dengan menggunakan 10 jari saja.

Begitu pintu lift terbuka, wanita cantik itu keluar dan langsung memencet bel apartemen tersebut. Ia memencet dengan tidak sabarnya.

Tidak butuh waktu lama, pintu apartemen terbuka perlahan, terlihat wajah seorang pria menyembul keluar dari balik pintu, dengan mata sembab dan rambut berantakan, namun tetap saja tidak dapat menutupi ketampanannya.

"Tia?” Pria itu terkejut melihat wanita cantik yang menjadi sebabnya menangis dan tak tidur semalaman ini ada di hadapannya.

"Ata!" Wanita cantik itu langsung menghambur dan memeluk pria yang sangat disayanginya itu, hingga tubuh sang pria terdorong masuk ke dalam apartemen.

Pintu apartemen tertutup, dan mereka berdua menangis bersama sambil berpelukan.

"Aku sudah mencoba semampuku, sekuatku, sebisaku, tapi ini berat, Ta, aku nggak sanggup." Sambil terisak, Atia mencurahkan isi hatinya dalam pelukan Ataya.

Mendengar itu, Ataya menghapus air matanya yang terus mengalir, dan meregangkan pelukannya. Ditatapnya lekat-lekat wajah cantik nan ayu wanita yang ada di hadapannya ini. Perlahan, dihapusnya air mata yang mengalir deras di pipi wanita yang sangat disayanginya itu.

"Aku tau. Berat! Sangat berat! Karena aku pun juga begitu. Aku juga sadar kalau kita melakukan kesalahan yang sangat amat besar, tapi tak bisakah kita hanya menutup mata, pura-pura tidak tahu, dan terus bahagia bersama?” Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir sang wanita pujaan, hanya suara isak tangis yang terus terdengar.

Mata mereka yang saling beradu, cukup lama mereka saling menatap dan tenggelam dalam perasaan masing-masing, dengan sisa isakan yang sesekali keluar. Wajah mereka saling mendekat secara perlahan, tangan kanan Ataya pun merambat perlahan ke tengkuk leher Atia, dan tangan kirinya menarik pinggang Atia hingga tubuh mereka berdempetan tak berjarak, dilumatnya bibir mungil Atia yang selalu terlihat lembab dengan warna pink alami itu. Tidak ada ciuman yang menuntut dan penuh hasrat, hanya ciuman penuh kasih sayang antara sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Namun tanpa mereka sadari, mereka kembali membuat kesalahan yang sangat besar.