Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 1 Kekasih Yang Berkhianat

"Pokoknya kita putus, Edward!" ketus seorang gadis bernama Ranti yang baru ketahuan berselingkuh oleh kekasihnya sendiri.

"Apa kamu bilang, Ranti? Kita putus? Apakah kamu sudah gila? Jangan berpikiran macam-macam kamu!" seru Edward, pemuda yang menjadi pacarnya.

"Aku sedang tidak bercanda Edward! Aku menginginkan kita putus sekarang juga!" seru sang gadis lantang.

"Apa?" kaget pria itu bukan kepalang.

Pasalnya Ranti lah yang telah ketahuan berselingkuh dengan pesaing bisnisnya. Akan tetapi malah gadis itu yang meminta untuk memutuskan hubungan dengannya.

"Ranti, apakah kamu tidak berpikir dengan lamanya hubungan kita telah terjalin?" tanya pria itu sambil memegang erat tangan gadis itu.

"Aku ... aku akan memperbaiki diriku. Aku tidak akan sibuk-sibuk lagi. Aku akan membagi waktuku untuk dapat bersamamu. Please, Ranti. Aku tahu kamu sedang khilaf saat ini." Edward sampai memohon kepada sang pacar yang terang-terangan telah berselingkuh darinya.

Pria itu bepikir jika pacarnya berselingkuh dan dekat dengan pria lain, karena dirinya yang selalu sibuk setiap hari di perusahaan miliknya. Sehingga tidak ada waktu banyak dengan sang kekasih.

Senaif itu pemikiran Edward saat ini demi untuk mempertahankan hubungan

percintaannya dengan Ranti. Sang pria tidak sadar jika hubungannya dengan gadis itu dapat dikategorikan sebagai suatu hubungan toxic.

Namun bukannya berempati kepada permohonan Edward. Dengan cepat Ranti menghempas tangan pria itu yang sedang menggenggam tangannya dengan erat.

Lalu dengan ketus, dia pun berkata,

"Kamu tidak perlu merayuku! Asal kamu tahu dari awal aku tidak pernah mencintaimu! Kamu harus tahu itu!" ucap Ranti sinis.

"Apa yang kamu barusan katakan Ranti?" tanya Edward sangat terkejut dengan perkataan pacarnya

yang sungguh menusuk itu.

"Oh ... ternyata kamu budek rupanya, Edward? Baiklah! Aku akan mengulangnya kembali! Aku tidak pernah mencintaimu sama sekali Edward! Sejak dulu sampai sekarang!

Apakah kamu sudah

mendengar semuanya?" ujarnya setengah berteriak.

Saat ini keduanya sedang berada di sebuah taman. Untung saja di sana hanya ada mereka berdua. Sehingga semua teriakan Ranti hanya dapat di dengar oleh Edward.

"Kamu?" Edward tak menyangka dengan semua perkataan yang

terlontar dari bibir gadis itu.

"Kamu jangan main-main dengan perkataan mu, Ranti. Telah bertahun-tahun kita bersama, tapi kamu malah mengatakan tidak

pernah mencintaiku? Cih! Jangan ngarang kamu!" serunya lagi.

"Aku tidak sedang mengarang cerita Edward! Semua yang kukatakan adalah kebenaran! Aku tidak pernah mencintaimu!"

"Ranti! Jika kamu tidak mencintaiku,

kenapa kamu mau menjadi pacarku dan menjalin hubungan yang cukup lama denganku?" teriak Edward mulai emosi.

"Ha-ha-ha! Karena aku ingin mempermainkan mu!" Lalu tiba-tiba, gadis itu melempar sebuah foto seorang gadis di hadapan Edward.

"Lihat baik-baik perempuan di dalam foto itu! Biar kamu lebih mengenalnya dengan jelas!" tutur Ranti sengit.

Karena penasaran Edward pun segera mengambil beberapa lembar foto yang tadi dilempar oleh Ranti di hadapannya.

Pria itu mulai menatap dalam-dalam wanita di dalam foto itu.

"Ini kan mantanku yang sangat matre," gumamnya dalam hati.

"Apakah kamu mengenal gadis itu Edward Kenneth?" tanya Ranti ketus.

"Ya, aku mengenalnya. Dia salah satu mantanku. Kami telah lama putus. Memangnya kenapa? Apa urusannya gadis ini dengan hubungan kita, Ranti?" tanya Edward penansaran.

"Tentu saja ada! Dia adalah sepupuku! Sekarang dia depresi gara-gara kamu putuskan! Aku menjalin hubungan denganmu untuk membalaskan dendamnya kepadamu!"

"Apa? Tari, sepupumu?"

"Iya! Dia sepupuku! Kenapa? Kamu kaget? Tega-teganya kamu memutuskan hubungan dengannya Edward! Padahal Tari cinta mati kepadamu!" seru Ranti lantang.

"Hei! Tunggu dulu! Kamu jangan menuduhku sembarangan begitu!" Edward jelas tidak terima dengan

semua tuduhan Ranti kepadanya.

"Tuan Muda Edward Kenneth yang terhormat! Aku tidak menuduh Anda! Akan tetapi aku mengatakan hal yang sebenarnya terjadi! Berhenti lah berpura-pura bodoh seperti itu!" tukas Ranti tak mau kalah.

"Asal kamu tahu! Tari saat ini telah resmi menjadi penghuni salah satu rumah sakit jiwa! Dasar pecundang! Pemain wanita! Beraninya menyakiti hati kaum hawa! Pengecut kamu Edward!" Begitu tajamnya omongan Ranti kepada

Edward.

Bahkan gadis itu terdengar beberapa kali memaki-maki Edward dan mengucapkan beberapa kalimat kotor kepada pria itu.

Sepertinya Ranti sangat puas telah memaki-maki Edward. Bahkan pun dengan sengaja dia berselingkuh dengan musuh Edward demi untuk menjatuhkan mental pemuda itu dan membuatnya semakin terpuruk dalam kehidupannya.

"Ranti, tolong dengarkan dulu penjelasanku. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Tolong tenanglah dulu dan biarkan aku menjelaskan semuanya," serunya lagi.

"Tidak perlu! Aku tidak sudi lagi mendengarkan semua perkataan mu yang bulshit! Akhirnya dendam Tari terbalaskan dengan sempurna! Sungguh aku tidak pernah

menyangka, ya! Selamat tinggal Edward! Semangat menikmati hari-hari kelam mu mulai dari sekarang!" ucap sang gadis lalu mulai bergegas pergi dari taman itu.

"Tunggu, Ranti! Jangan tinggalkan aku! Aku sangat mencintaimu! Please .... Aku juga akan memaafkanmu kali ini! Tolong Ranti! Dengarkan aku dulu." Edward mencoba mengejar kekasihnya.

Namun tiba-tiba muncul sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di hadapan keduanya.

Bersamaan dengan itu Edward akhirnya berhasil

meraih kembali tangan Ranti dalam genggamannya.

Lalu kaca mobil itu mulai terbuka. Di dalam mobil terlihat sosok Rian, musuh bebuyutan Edward, yang paling dirinya benci di dunia ini.

"Selamat siang, Tuan Edward!" sapa Rian penuh ejekan kepada Edward.

Lalu pemuda itu melihat tangan Ranti yang sedang digenggam erat oleh Edward.

Emosinya seketika memuncak, Rian pun segera berkata,

"Hei ... Edward Kenneth! Lepaskan tanganmu darinya! Dasar bajingan! teriaknya lantang dari dalam mobil.

"Lho memangnya kenapa jika aku menggenggam tangan pacarku sendiri?" jawab Edward tak mau kalah.

Mendengar ucapan pria itu, Ranti malah tertawa terbahak-bahak saat ini,

"Edward, kita sudah putus! Aku bukan siapa-siapa mu, lagi!" ujar Ranti tajam lalu menghempas tangan Edward dengan sangat keras.

"Ranti! Kamu ...?" Edward lagi-lagi kaget dengan perkataan

sang gadis.

Edward sudah sangat menyayangi Ranti. Sepertinya pria itu telah cinta mati kepadanya. Dia tidak mungkin melepaskan Ranti

begitu saja.

Edward mencoba kembali meraih tangan Ranti mengisyaratkan kepada gadis itu, untuk mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

Akan tetapi Rian yang baru saja ke luar dari dalam mobil lebih dulu meraih tangan Ranti dan membawanya di dalam pelukannya.

"Anda jangan memaksa! Ranti pacar gue!"

"Apa?" Edward tak semakin tak percaya.

"Ranti! Kamu ...?" Lagi-lagi Edward kaget dengan apa yang terjadi saat ini kepadanya.

"Iya! Rian adalah pacarku! Kami telah lebih lama berpacaran dan menjalin hubungan! Dia menginzinkanku untuk mendekatimu hanya demi untuk balas dendam!" seru Ranti tajam.

Namun Edward yang telah dibutakan oleh cinta terus saja memohon kepada Ranti untuk mendengar

penjelasannya.

Rian yang tersulut emosi ingin menghajar Edward saat ini juga. Dia mulai memasang kuda-kuda untuk melakukan penyerangan.

Namun sebuah teriakan dari Aksa, sang asisten pribadi dari Edward, menciutkan nyalinya.

"Tuan Rian! Jika Anda berani menyentuh kulit Tuan Muda Edward sedikit pun! Saya pasti kan Anda akan segera lenyap dari muka bumi ini sekarang juga!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel