Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Sore itu sepulang dari kampus, Adel dan Raka pergi menuju sebuah restaurant yang akan mereka booking untuk acara Papa nya nanti menggunakan motor sport milik Raka.

Mereka bertemu dengan manager restaurant dan berdiskusi mengenai acara yang akan mereka selenggarakan di sana.

30 menit sudah berlalu dan pembicaraan mereka selesai. Adel dan Raka berjalan keluar restaurant menuju parkiran.

"Lu yakin segitu gak kebanyakan?" tanya Raka saat mereka sudah berada di sisi motor.

"Nggak sih, soalnya kan kita juga mengundang anak yatim piatu. Kalau ada sisa, bisa kita bungkusin untuk mereka bawa pulang," ucap Adel yang di angguki Raka.

"Sekarang kemana?" tanya Raka.

"Gue pengen cari kado buat Papa. Lu ada acara?" tanya Adel yang di jawab gelengan kepala oleh Raka.

"Gue temenin lu, nih pakai," ucap Raka menyodorkan helm ke arah Adel.

"Isshhh, aduh!" Tubuh Adel mendadak oleng dan hampir jatuh kalau Raka tidak segera merengkuh pinggangnya.

"Lu kenapa? Lu baik-baik saja kan?" tanyanya sedikit khawatir.

"Entahlah, rasanya kepala gue pusing," ucap Adel memegang kepalanya.

"Muka lu juga pucat, apa sebaiknya kita ke rumah sakit?" tanya Raka.

"Tidak perlu, mungkin asam lambung gue naik karena tadi siang makan mie ayam saja."

"Lu sih selalu gak jaga makanan, harusnya makan nasi dulu atau roti," seru Raka. "Ayo sebaiknya kita pulang saja, kado buat bokap lu bisa kita beli besok atau lusa."

Adel mengangguk setuju.

"Mau gue pesankan taxi online? Gue khawatir lu jatuh kalau naik motor, mana cuaca nya sedang panas," seru Raka.

"Terserah lu saja," ucap Adel yang terlihat sudah tidak kuat lagi karena rasa pusing melanda.

Raka menggandeng Adel untuk duduk di kursi restaurant bagian luar. Ia mengeluarkan Iphone nya dan memesankan taxi online. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam restaurant untuk memesan air.

Raka kembali keluar dan menyodorkan air ke arah Adel. Ia juga membantu Adel untuk meminum airnya.

"Masih sangat pusing?" tanya Raka yang kini duduk berjongkok di sisi kursi Adel.

"Nggak, sudah lebih mendingan," jawab Adel.

Tak lama, taxi online yang di pesan Raka datang. Raka langsung menggendong tubuh Adel ala bridal dan membantunya menaikkan ke dalam mobil.

"Hati-hati yah, Pak." Seru Raka pada sopir taxi.

Raka segera menuju mobilnya dan membuntuti taxi online di belakangnya.

---

Sesampainya di rumah Adel, Raka bergegas memarkirkan motornya di pinggir jalan begitu saja. Ia langsung menuju mobil dan membantu Adel turun dari mobil.

"Gue gak apa-apa kok, Ka."

"Diamlah," seru Raka. "Terima kasih, Pak."

Sopir taxi itu menggangguk dan berlalu pergi meninggalkan mereka.

"Mau gue gendong lagi?" tanya Raka.

"Tidak perlu, gue masih sanggup jalan," ucap Adel.

Raka menggandeng Adel memasuki rumah mereka dan terlihat Desi yang membuka pintu.

"Lho kak Adel kenapa, Sayang?" tanya Desi.

"Dia pusing, ayo bantu aku bawa dia ke kamar," seru Raka yang di angguki Desi.

Sesampainya di kamar Adel, Raka merebahkan tubuh Adel di atas ranjang dan melepaskan sepatu flat yang di gunakan Adel.

"Lu perlu sesuatu?" tanya Raka menyentuh kening Adel.

"Tidak perlu, gue hanya perlu istirahat."

Desi memperhatikan perhatian Raka pada Adel yang menurutnya tidak seperti sahabat. Walau sebenarnya dia sadar kalau Raka memang pria yang penuh perhatian dan kehangatan apalagi pada wanita yang menurutnya berharga dalam hidupnya. Dan dia akan selalu bersikap dingin dan acuh pada wanita kebanyakan yang menurutnya tidak penting.

Raka hidup hanya bersama Ibu nya. Dan Raka begitu menyayangi dan menghormati Ibu nya itu. Karena itu Raka selalu melindungi dan penuh kehangatan kepada wanita yang berarti dalam hidupnya. Begitu juga pada Desi yang merupakan kekasihnya. Tetapi terhadap Adel, entah kenapa rasanya terlihat berbeda. Kadang Desi merasa cemburu karena itu.

*** 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel