Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Gerbang Sekolah

Hari pertamaku disekolah baru ini sudah membuat bulu kuduk ku berdiri tegak. Bagaimana bisa? Sejak awal aku melangkahkan kakiku memasuki sekolah ini, aku sudah merasakan berbagai hal aneh yang sedari tadi mengikutiku dan Erin.

Langkah pertama masuk, aku dan Erin sudah merasakan sesuatu yang aneh. Langkah kedua, masih sama dengan yang pertama.

Dan setelah kami melangkahkan kaki untuk yang ke lima kalinya....

"Halo, apa kabar? Kalian siswa baru yah?" tanya seorang siswa yang dapat ku pastikan ia adalah seorang senior disekolah ini dan dia pasti akan menjadi senior ku juga.

"Hah, Oh Halo kak. Iya, kami adalah siswa baru yang masuk hari ini. Perkenalkan namaku Tami dan temanku Erin." jawabku seraya menjelaskan sedikit tentangku padanya.

"Oh begitu rupanya. Mari, kuantar ke ruang guru." tawarnya.

"Baiklah, terima kasih banyak, Kak." ucapku bersamaan dengan Erin.

"Jangan memanggil ku dengan sebutan itu, panggil aku Susan." jelasnya sembari berjalan memasuki salah satu gedung disekolah ini. Tentu saja kami mengikutinya dari belakang.

Kami menyusuri sebuah lorong yang bisa disebut cukup sepi ini, mungkin karena ini adalah lorong menuju ke ruang guru makanya terlihat sepi.

Setelah kami, sampai didepan pintu ruang guru.

"Oh ini dia" ucapku. Tetapi saat aku ingin berbalik badan untuk mengucapkan terima kasih padanya.

"Dimana dia? " tanya Erin yang sedari tadi tak pernah meloloskan sepatah kata pun dari mulutnya.

"Mungkin dia sudah pergi saat kita sudah sampai didepan pintu ini. Mungkin dia sudah masuk kelas." jawabku berusaha menghilangkan prasangka buruk yang ada didalam hati dan pikiran Erin.

"Permisi, aku adalah murid baru dari SMU Tekun. Namaku Utami Anastasha." jelasku dan dilanjut oleh Yerin.

"Namaku Erin Dian. Aku murid baru sama dengannya." jelasnya.

"Oh, kalau begitu ikuti aku. Aku akan mengarahkan kalian apa yang harus kalian lakukan terlebih dahulu" ucap salah satu guru wanita yang bernama Yunita. Bagaimana aku tau namanya, tentu saja dengan melihat papan nama yang tertera dibajunya.

Setelah kami melalui tahap-tahap yang di arahkan oleh guru tersebut, saatnya kami masuk kedalam kelas. Aku memang sengaja meminta satu kelas dengan Erin dan aku mengatakan bahwa ayahku yang menyuruhku.

Kami masuk kedalam kelas yang berada di lantai 3 gedung yang tadi aku naiki bersama dengan Kak Susan. Kami memperkenalkan diri kami satu per satu.  Kemudian duduk dikursi yang sudah disiapkan. Tempat duduk kami berada di tengah-tengah kelas dan aku menyukainya.

Kami pun mengikuti pelajaran sampai akhir dan kami meninggalkan kelas pada jam 3.45 sore. Kami menuruni anak tangga yang begitu banyak karena kami berada di lantai 3 jadi kami harus melewati banyak anak tangga ini setiap hari.

Saat kami ingin keluar sekolah, kami melewati gerbang yang besar. Aku merasa ada yang aneh disini. "Apa kau merasakan apa yang aku rasakan, Tam? " tanya Erin yang membuat bulu kudukku menegak lagi.

"Tunggu sebentar, aku akan merasakan ini lebih jelas lagi." ucapku diikuti dengan suasana yang hening dan diiringi ayunan angin yang sedikit sejuk.

"Aku tau, ada yang aneh di sekitar sini. Tapi apa yah? " jelasku.

"Apakah kita bisa menyelesaikan perkara ini? Aku takut jika nanti kita tak bisa menyelesaikan ini." ucap Erin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tenang saja, kita pasti bisa melewati semua ini." ucapku menenangkan Erin yang hampir meneteskan air matanya.

"Tunggu sebentar." ucapku membuat Erin memalingkan pandangannya padaku.

"Kenapa? Apa kau merasakan sesuatu? Katakan padaku." tanya Erin.

"Aku merasakan seseorang mengikuti kita, apa kau tidak merasakannya? " tanyaku.

"Sebenarnya aku sudah merasakan ini sejak masuk tadi pagi, tapi aku tidak mau menceritakannya padamu karena tadi ada Kak Susan." jelasnya yang membuatku semakin yakin dengan apa yang aku rasakan saat ini.

"Sudahlah, ayo kita pulang. Hari sudah sore, kita lanjutkan ini besok saja." pinta Erin.

"Baiklah, besok kita datang lebih awal. Supaya kita bisa mencari hal aneh ini lebih lama lagi" sambungku.

Setelah itu, kami pulang menaiki bus sekolah yang memang sudah disiapkan oleh sekolah untuk siswa.

.

.

.

.

Sesampainya dirumah.

.

.

.

.

Sekarang aku sudah siap untuk tidur. Tapi mataku tak kunjung terpejam. Entah mengapa? Mungkin karena kepikiran hal di gerbang tadi. Hal itu membuatku resah dan tak kunjung beristirahat.

Akhirnya aku memutuskan untuk mendengarkan musik agar aku bisa tertidur.

.

.

.

Sebenarnya aku merasa keberatan mempunyai kemampuan ini. Semenjak aku menyadari bahwa aku memiliki kemampuan ini, aku sering gelisah.

Istirahat terasa tak pernah bisa mengistirahatkan pikiranku. Makanan terasa tak pernah bisa mengenyangkanku. Minuman terasa tak pernah bisa menghilangkan hausku. Semua aplikasi yang ada dihandphone ku sudah tak bisa lagi menghilangkan bosanku.

Aku sangat terganggu dengan ini.

Tapi ayahku selalu menguatkan hatiku, selalu menyakinkan pikiranku, dan selalu menyemangatiku.

Apa karena dia tau bagaimana rasanya memiliki kemampuan seperti ini. Aku penasaran dengan apa yang ayahku rasakan semenjak ia mengetahui bahwa ia sebenarnya memiliki kemampuan seperti.

Perjalanan hidupku rasanya berbeda dari yang lain.

Benar-benar berbeda....

Tolong bantu aku melalui semua ini....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel